Abumusa menulis:
Berpuasalah pada hari Senin dan Kamis untuk mengingat hari kelahiran Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wassalaam.
Itulah contoh yang diberikan oleh Rasulullaah dan itu lebih utama daripada mengingat hari kelahiran beliau hanya setahun sekali.
Wallaahu a'lam.
ibnu ridwan menulis:
puasa bagus,akan lbh bagus lg di tambah mengingat hari klahiran nabi saw diisi dgn kegiatan kreatif tu' menambah nilai ibadah.membaca berjanji,bertahlil berdoa bersama mnmbah spirit keagamaan serta memperkuat jalinan sosial antar umat.satu lg! agar halus pemahamn keberagamaan qt, tdk kering dan rigid.ALLOHUMMA SHOLLI 'ALA SAYYIDINA MUHAMMMAD....
BUSONOBALI menulis:
buat Abu musa...selain kita puasa pada hr senen...memperingati maulid nabi mempunyai manfaat ganda. krn selain berkumpul sesama muslim diperantauan (BALI) kita jg dapat siraman rohani ttg ahlaq beliau Nabi Muhammad. so jgn alergi dg hal2 kayak gini..krn manfaatnya banyak. khususnya buat putra putri kita bisa kenal Nabinya melalui pengajian ketimbang mengnal artis sinetron. jadi orang jgn sakleq/kaku. tradisi ini cukup ampuh membendung tradisi non islami (valentine , thn baru..dll ) Semoga Allah membukakan hati anda agar tdk selalu apriori dg kegiatan semacam ini...amin
ony menulis:
Jadi, sebetulnya hakikat perayaan Maulid Nabi SAW itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang dan syukur atas terutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini....
Apakah Sahabat, Tabi'in, Tabi'ut Tabin juga Imam yang 4 tidak senang dan syukur atas`terutusnya Nabi Muhammad SAW? karena sepanjang pengetahuan ana yang jahil ini tidak ada dari mereka merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kita tau bahwa orang2 tsb diatas adalah orang yang paling mencintai Rosul dan yang paling paham tentang sunah beliau...kalau memang ada tolong ana dikasih tau dan ana akan ruju' untuk memperingatinya....
M. Khudhori menulis:
To: Kang Abumusa
Kang Abu, kami yang pro maulid tidak merayakan maulid setiap tahun sekali, tapi setiap waktu. Jika njenengan menganggap perayaan maulid hanya dilakukan setahun sekali, maka itulah bid'ah, karena membatasi mengingat Nabi setahun sekali. Mengingat Nabi tidak boleh dibatasi dengan waktu, kapanpun disunnahkan. silahkan mampir ke: altsubuty.blogspot.com ardan nulis menulis:
setiap ada pembahasan yang di sampaikan dalam NU Online yang berkaitan dengan tradisi ahlussunnah waljama'ah NU, abu musa selalu berkomentar yang bernuansa tidak sepakat dengan tradisi tersebut. sebetulnya yang mau abu musa perjuangkan itu Islam atau pemahaman Islam menurut dia? kalo yang mau diperjuangkan Islam, mestinya tidak perlu komentar yang kontraproduktif. kalo yang mau diperjuangkan pemahaman Islam menurut akal abu musa, pakailah komentar yang lebih santun. jangan ada kesan mendiskreditkan. kang abu, hidup cuma sebentar, maka hati-hati bicara/komentar. apalagi belum tahu permasalahannya. bisa jadi komentar kita menyakiti orang lain. kalo kita sengaja komentar dan ternyata menyakiti orang lain, sementara kita tidak sadar (karena kita lalai/tidak hati-hati), kita dosa kang abu. beruntung kalo yang sakit hati/tersinggung memaafkan kita, kalo tidak dan sampai terbawa mati. jadi, sekali lagi buat kang abu musa, hati-hati dalam menyikapi perbedaan pemahaman agama.
anto menulis:
@abumusa,
anda puasa senin kamis ga? niat puasa senin kamis anda untuk mengingat rasulullah? bukan lillahi ta'ala ya.
semakin jauh dari kebenaran saja anda ini.
tobat aja.
Khoirul menulis:
Orang memang berbeda-beda. Ada yang seperti sdr. Abumusa dan ada seperti kita yang senang dengan barzanji. Biarkanlah dia, kita hormati pendapatnya. Yang ingin saya luruskan adalah dugaannya yang keliru bahwa kita mengingat hari kelahiran beliau hanya setahun sekali. Ini salah. Kami mengingat beliau setiap hari sepanjang tahun, kami merayakan bersama, at least, seminggu sekali. Di bulan Rabiul awal itulah puncaknya. You get it? Abumusa menulis:
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa Rasulullah puasa pada hari Senin karena hari Senin adalah hari kelahirannya, seperti yang termaktub dalam hadits yang Kyai sampaikana dalam artikelnya.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab, "Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (HR Muslim)
Bagi kita, mengingat Rasulullaah dengan beruasa Senin-Kamis tentu lebih utama daripada mengingat Beliau hanya setahun sekali. Itu saja.
Wallaahu a'lam.
Nia Sby menulis:
Islam besar di Indonesia dan Islam di Indonesia terbesar di dunia itu karena Islam dikembangkan dengan jamiyah-jamiyah tradisi yang sudah berkembang pesat di Indonesia (yasinan, tahlilan, diba'an, manaqiban, sema'an Al Qur'an, pengajian, istighotsah dll) itu adalah kecerdasan ulama Indonesia dulu mulai zaman wali songo. Beliau-beliau mengembangkan Islam secara damai dan penuh ketawadlu'an, mereka mengembangkan Islam disesuaikan dengan budaya Indonesia, sehingga tidak terjadi konflik. islam dipahamkan sebagai penengah bukan momok yang mesti ditakuti, Islam sebagai pendamai bukan provokator, Islam dikenalkan sebagai pembawa rahmat Allah, bukan dikenalkan sebagai pendengki yang merusak tatanan budaya Indonesia, Ulama Indonesia begitu cerdas dalam menanamkan nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pelaksanaan Islam terasa seperti rutinitas yang tidak mengedepankan formalitas, tetapi pengamalan yang dijiwai dengan nilai-nilai rahmatal lil'alamin, MENGAYOMI SEMUA, setuju gak ?
Syar menulis:
Saudaraku yang kumuliakan
Maulid bukanlah bi'ah secara bahasa karena layaknya Sahabat Umar bin khattab tentang solat tarawih
Maulid pada jaman nabi berupa shaum senin-kamis, pembacaan manakib Rasul,
kemudian sepeninggalan BELIAU. maulid dihupkan kembali dalam konteks penyelegaraan scara berjam'ah dan para ulam banyak membuat kitab maulid seperti maulid ibn katsir
sama halnya dengan mengihupkan sunnah sholat malam yang dilakukan sahabat Umar bedanya dengan jaman rasul, sahabat umar mengkhusus kan sholat tarawih dan sholat tarawih merupakn pemencahan salah satu sholat malam karna karena sholat yang dilakasanakn pd mlm Ramadhan dan bulan lainya pd malam hari tetap disebut sholat malam
wallahu alam bishawwab
BUSONOBALI menulis:
buat ONy...setahu saya juga ke empat imam dan sahabat itu tdk pernah menyerang pendapat yg lainnya bila mkr beda. contoh Imam Ali tdk ribut krn Sahabat Umar taraweh 23 rakaat. dan masih byk contoh yg lain. Beda sama org sprt anda2 seolah anda sudah sempurna dalam menjalankan syariah Islam. Koreksi diri sendiri sebelum mengoreksi org lain adalah jauh lebih penting. krn kita jg tdk tahu amalan siapa yg diterima di Sisi Allah. Terus terang dari penilaian saya , anda cs seolah olah jd makelar surga.... Ingat makelar tdk pernah berangkat ke tujuan tp hy teriak 2 di terminal....naudzubillah
Mbah Abu menulis:
Sejatinya Perayaan maulid tidak perlu dipermasalahkan lagi bagi umat islam, karena manfaatnya terasa sekali dapat dinikmati oleh hati yang arif dan legowo.. kenapa demikian ? coba kita tengok disekitar kita banyak orang2 muslim atau organisasi baik lokal maupun internasional yang merayakan hari besarnya masing2, misal merayakan pesta perkawinan, merayakan milad partai, memperingati hari buruh dunia, memperingati hari HAM Internasional dsb, dan kadang cara memperingatipun sekuler banget. Perayaaan2 ini jelas2 tidak pernah ada di jaman nabi maupun sahabat. Anehnya lagi hal ini tidak pernah dipermasalahkan oleh orang2 yang anti maulid, sementara ada orang yang merayakan maulid dibilang bidah... "Sesuatu yang tidak pernah dilakukan rasul sepanjang tidak keluar dari syar'i itu bagus bahkan berpahala" lha kalau pikiran kita ini segala sesuatu yang tidak pernah dilakukan rasul dianggap bidah dan bidah itu neraka, maka orang Islam bakalan menjadi jumud alias kerdil. Islam itu kan Islam itu mudah dan gampang. Biasanya yang nyusahin itu umatnya sendiri ... betul atau nggak simbah tidak mekso. Sing penting jaga ukhuwah Islamiyah yang kompak, baik yang pro maupun yang kontra maulid ... Maturnuwun
faisol menulis:
saudaraku ONY yg baik,
bentuk syukur bermacam-macam... spt ditulis oleh yg lain, warga NU TDK HANYA SETAHUN SEKALI mengungkapkan bentuk syukur atas kelahiran Rasul saw...
generasi salaf jg mengungkapkan bentuk syukur walau scr teknis berbeda... lalu, salahnya di mana...? toh hanya masalah teknis, intinya kan sama, yaitu bersyukur...
bukankah implementasi bersyukur bisa dgn shadaqah, mengadakan pengajian, bakti sosial dll...?
saudaraku,
sampean terjebak dlm tataran praktis-pragmatis, tdk menyentuh esensi/substansi...
apa menurut sampean bentuk teknis pun harus sama persis spt yg dilakukan generasi salaf?
jika memang demikian, tolong sampean jwb satu saja pertanyaan saya :
sampean shalat tarawih ada ceramah agama/tdk...? jika ada ceramah agama, tuntunan siapa itu...? jika memang hal itu baik, mengapa Rasul & generasi salaf tdk melakukannya...?
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
irpan maulana menulis:
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhamad SAW tidak Ada sesuatu yang ganjil Baik dari segi Syar'iyah maupun maupun dari segi furu'iyah,mungkin di antara kami yg minim dengan ilmu ada yg mengatakan Bid'ah dhalalah karena tdk ada pada Zaman Nabi,tapi kalau qita melihat sejarah pada waktu Rasulullah Lahir Abu jahal dan Abu lahab aja sangat senang dengan kelahiran Nabi oleh karena itu masa orang muslim yg merayakan Maulid Nabi Muhamad SAW karena bersyukur Kpd Allah Atas kelahiran Rahmatan Lil Alamin dibilang sesat,bagi yg anti Maulid silakan mengamalkan kyakinan anda tapi ingat jangan mengatakan sesat kpd orang Muslim yg berbeda dgn anda dalam masalah furu'iyah kalau dalam masalah Syar'i Insya Allah semua sama
tolon di baca dgn baik y mas Darul dan abu Musa,,Terima kasih
Wassalam
ben menulis:
Tolong diberi tahu apa dalil2 lain yg shohih ttg adanya perayaan maulid...soalnya dari dalil berikut ...Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab, "Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (HR Muslim)
kalau dibaca dengan seksama kok hubungannya lebih ke arah memberi tahu sunnahnya puasa pada hari tersebut daripada di syariatkannya perayaan maulid ...
mohon penjelasan...
Jazakallahi khairan
Kholis menulis:
to: Om Ben
kurang lengkap malasah maulid silahkan mampir dibawah ini.
http://myquran.org/forum/index.php/topic,51118.0.html
http://al-fanshuri.blogspot.com/search/label/Maulid
semoga bermanfaat
faisol menulis:
saudaraku ben yg baik,
tolong sampean baca komentar saya u/ saudara kita ony, lalu tolong pula sampean tanggapi...
terima kasih saya haturkan...
Gus Khanif menulis:
Apa ada yang salah dengan berjanji..
sampai2 abumusa cs. seakan tidak mengamini sunnah yang satu ini.
apa memang lantaran males melaksanakan trus di hantam pake dalil sekalian. ya g' to..
padahal ritual ini sudah beratus2 tahun sudah dijalankan. klo memang dengan pemikiran anda, membuat amalan ini g' d artinya.. diharap kepada Abu Musa diam duduk manis d rumah " klo memang niat puasa " PERCUMA MAS ATO PAKDE kalo anda puasa truss menyakiti hati warga Nahdliyin " G' nyantel blazzzzz
Nia Sby menulis:
udalah ga usa ngelayani orang yang keras kepala, bagi yang ga suka diba'an atau sholawatan biarin aja,, soalnya mereka senengnya cuma berdebat. biarin mereka terus berdiri dengan selalu mencari lawan untuk berdebat,,, mereka akan lelah dengan sendirinya, karena fikiran mereka sudah mulai dirasiki doktrin untuk tidak menyenangi ulama' dulu. biarin mereka sibuk mencari simbol-simbol. biarin mereka sibuk mencari muka dengan simbol-simbol itu. biarin mereka menata kata-kata untuk mencari simpati, karena bagi mereka simbol lebih penting daripada isi, formalitas lebih penting daripada tatanan keseharian. lihat betapa ketika mereka berdemo, yang terlihat hanya pakaian formalitas dengan menata kata-kata yang berusaha mengubah tatanan negara, pancasila ingin mereka ganti, mereka sudah tidak mengenal nilai Ke Tuhanan YME, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, permusyawaratan, dan nilai keadilan. karena mereka menganggap Pancasila menyimpang dari islam, sehingga mereka ingin mengganti nilai-nilai Abah menulis:
he he..kalo milad PKS aja dirayain gede-gedean...tapi merayakan maulid Sayyidina Muhammad SAW gak boleh...lucu deh kamu...dasar wahabi !!
MUSLIM PEKALONGAN menulis:
BERTANYA PADA PANCASILAIS
Apa sumber dari segala sumber hukum ?
M. DARUL, SE WULED TIRTO COPRAYAN BUARAN PEKALONGAN
eMAIL: mdarulse@yahoo.co.id
gus zen menulis:
Assalmualakum... Udah lh biar mereka mengexprisikn kecintaan_y kpd rasul dg cara mereka sendiri... Jgn"h qt larut dalam pro_kontra ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.