4. HAdith Saidina Anas radiyaLLahu 'anhu yang berkaitan dengan kematian Fatimah binti Asad, ibu Saidina Ali radiyaLlahu 'anhu ini adalah sebuah hadith yang panjang. Pada bahagian akhirnya, disebutkan... dan dia berkata
"ALlah subahanahu wa ta'ala yang menghidupkan dan mematikan, sedangkan Dia Maha Hidup, tidak pernah mati. Ampunilah ibuku, Fatimah binti Asad dan bimbing dia untuk menyampaikan hujahnya (menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat di kubur), serta luaskan baginya pintu masuknya, dengan hak Nabi-Mu dan Nabi-Nabi sebelumnya. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Penyayang daripada para penyayang,"
(Hadith Riwayat Thobrani, Al Mu'jam al Awsath, vol I hlm 68,; Thobrani Al Mu'jam Al Kabir, vol 24, hlm 351; Al Ashfihani, Hilyah Al Awliya, vol 3, hlm 21; dan disebutkan oleh al Haithami di dalam Majma' Al Zawaid, vol 9, hlm 257)
Hadith ini disahkan oleh Ibnu Hibban dan juga Al Hakim di dalam kitab Al Awsath wa Al Kabir, Al Allamah Ibnu Hajar pula menyatakan di dalam Kitab Al Jawhar al Munazzam bahawa ia mempunyai sanad yang baik.
Terdapat kritikan terhadap sanad hadith ini yang menjadi perselisihan para ahli hadith tentang tokoh-tokoh periwayatnya. Hal ini disebabkan, di dalam mata rantai sanad terdapat Rauh bin Shalah. Ibnu Hibban menyatakan (Rauh bin Shalah) orang yang thiqah (terpercaya), sedangkan Ibnu Jauzi memasukkannya ke dalam kelompok orang-orang yang tidak diketahui identitinya.
Oleh itu, terdapat perselisihan pendapat tentang kesohehan dan kelemahan hadith ini. Terutamanya berkenaan status marfu' sanadnya hingga Nabi SallaLLahu 'alaihi wasallam. Namun makna yang terkandung di dalamnya sohih dan menguatkan hadith-hadith yang sebelumnya.
5. Hadith "Bantulah wahai para hamba ALLah subhanahu wa ta'ala" Diriwayatkan dari Saidina Ibnu Abbas radiyaLLahu 'anhu bahawa RasuluLlah sallaLLahu 'alaihi wasallam bersabda :
"sesungguhnya ALLah subahanahu wa ta'ala mempunyai para malaikat di bumi selain para malaikah hafazhah. Mereka menulis setiap apa yang terjatuh dari pangkal pohon. Maka, jika salah seorang kalian tertimpa kesulitan (tersesat jalan) di tengah hutan, hendaklah ia menyeru: "Bantulah, wahai para hamba ALLah subahanahu wa ta'ala...
(Hadith riwayat Ibnu Abi Syaibah, Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, vol 6 hlm 91; Baihaqi, Syu'ab Al Iman, vol I hlm 183; dan disebutkan oleh Al Haithami di dalam kitab Majma' Az Zawaid, vol 1, hlm 132).
Al Hafizh Al Haithami memberikan pendapat (pandangan) terhadap sanadnya. "Hadith ini telah diriwayatkan oleh Thobrani dan para tokoh periwayatnya adalah orang-orang thiqah (terpercaya). (Al Haithami, Majma' az Zawaid, vol 10, 132)
Dalam hadith ini terdapat dalil yang menunjukkan tentang meminta pertolongan kepada makhluk-makhluk yang tidak boleh kita lihat, seperti para malaikat. ALLah subahanahu wa ta'ala menjadikan mereka SEBAB dalam membantu kita dan kita boleh bertawassul dengan mereka kepada Tuhan kita dalam mencapai tujuan. Tidaklah jauh jika nak dibandingkan dengan para malaikat ini roh-roh orang yang soleh, kerana roh-roh mereka adalah jasad-jasad nurani yang tetap ada di alamnya sendiri.
http://jomfaham.blogspot.com/2009/01/jawapan-mengenai-tawassul-bab-5.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.