Kamis, 12 Maret 2009

Adab - Adab Menghadiri Mawlid Nabi dan Bersalawat

Adab Para Salaf shalihin, sebelum hadir ke tempat acara “Maulid”, beliau ra biasanya tertibnya, mengambil wudhu dengan baik dan sempurna, dalam masih keadaan basah air wudhu, lalu membaca “Shalallahu ‘alaa Muhammad” 33x tanpa diselingi berbicara dengan yang lain. Lalu diusap kewajahnya, lalu membaca doa sehabis wudhu. Kemudian shalat sunnah 2 rakaat, niat shalat sunnah syukur Wudhu, rakaat pertama Al-Kafirun, setelah Al-Fatihah, lalu rakaat kedua al-ikhlas. setelah salam membaca subhanallah, Alhamdulillah Allahu Akbar masing-masing tiga (3) kali.

Lalu boleh ditambahkan shalat sunnah hajat 2 rakaat. Pada rakaat pertama Al-Kafirun dibaca (3) tiga kali, setelah Al-Fatihah, lalu rakaat kedua setelah Al-Fatihah membaca S.al-ikhlas (3). setelah salam membaca istighfar 21 kali lalu shalawat 3x, lalu berdoa membaca niat untuk hadir maulud, contoh doa niat sbb :

Allahumma Ya Allah, kami niat untuk hadir Maulud NabiMU SAW, dengan niat agar mendapat ridha Allah & Rasulullah SAW serta Syafaat Rasulullah didalam agama, dunia dan akhirat, serta dengan niat agar Allah memberikan semua hajat (kebutuhan) kami, mengabulkan doa-doa kami, melapangkan kesulitan kami, memudahkan semua urusan kami dan urusan kaum muslimin di dalam hal agama, dunia dan akhirat

Hal itu semua diatas, seyogyanya dilakukan mulai berwudhu hingga shalat sunnah wudhu sampai shalat
sunnah hajat, dilakukan tanpa diselingi perbuatan dan pembicaraan yang tidak berarti, serta dilakukan dengan
tertib pelaksanaannya berkesinambungan. Jika waktu tidak memungkinkan paling tidak shalat sunnah wudhu
diutamakan.

Setelah melakukan amal sholeh diatas barulah para salaf shalihin, beliau2 ra berjalan menghadiri Maulud Nabi SAW, dengan bertawakal Kepada ALLAH SWT, sangat mengharapkan limpahan Barakah , rahmat dan maghfirah
tercurahkan kepadanya. Dengan berjalan penuh rasa tawadhu dan tadharu’ (menghadirkan perasaan khusu’,
seakan-akan akan menemui Baginda Nabi SAW bersama para Sahabat-nya, dan para Awliya-NYA, yang
disaksikan oleh Allah Jalla Jallaaluh ta’ala serta para malaikat).

Menanamkan adab batin ini sungguh sangat paling afdhol didalam menghadiri maulud, karena Allah melihat dan
menyaksikan hati para hamba-NYA. Firman-NYA,” Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya”. Biasanya para
salaf shalihin memperbanyak membaca shalawat kepada Baginda Nabi Rasulullah SAW, dalam perjalanannya,
ketika dan selama Maulud Nabi SAW berlangsung, baik dibaca secara sirr (rahasia-dalam hati) atau jahar (di-lafadz-kan, dibaca dengan lisan).

Momentum yang paling baik dan barakah dalam pembacaanMaulud Nabi SAW adalah pada saat Mahalul Qiyam berdiri
ketika membaca “Yaa Nabii Salaaam Alayka Yaa Rasulsallaam ‘Alayka“. Diantara bait2 tersebut maka adalah
momentum yang terbaik kita berdoa memohon kepada ALLAHSWT, segala doa dan hajat, kita diselingi dengan
membaca shalawat “Yaa Nabii SAlaaam ‘Alayka Yaa Rasulsallaam ‘Alayka“, bersama-sama. Jadi diantara
bait-bait, tersebut, seyogyanya kita berdoa. InsyaAllah Mustajabah.

Lalu tidak kalah pentingnya, adalah menghadirkan orang-orang yang kita cintai-sanak keluarga, sahabat
dan kerabat yang kita kehendaki ketika itu. Hadirkan dengan perasaan kita, bahwa mereka ikut hadir (bil ghoib) dalam pelaksanaan maulud. Yang Insya Allah,Rahmat, Barakah dan SyafaatNYA akan meliputi kepada mereka semua, yang secara lahiriah tidak hadir.

Itulah salah satu Kebesaran-NYA dan Kasih Sayang-NYAkepada umat Baginda Nabi SAW yang merupakantetesan-tetesan air Ar-Rahmah dari Samudera RahmatIllahi.

Didalam pelaksanaan pembacaan Maulud, seyogyanya kita mempertautkan hati kita dengan Baginda Nabi SAW, bagi
yang pernah berziarah ke makam Beliau SAW di Madinahal-Munawarah, mungkin bisa kembali mengingat2nya.
seakan-akan membaca maulud risalah Baginda nabi SAW didepan di hadapan makam beliau yang mulia SAW.

Insya Allah. Bagi yang belum rejeki, maka dapat cukupmembayangkan kehadirannya SAW, paling tidak merasa
dilihat dan didengar. Sehingga nilai-kualitas dariMaulud Insya Allah dapat dirasakan cukup kemanfaatan nya, bukan hanya sekedar hadir duduk, doa, amin, makanlalu bubar, sedangkan hati sanubari masih tetap kotor
penuh karatnya penyakit2 lahiriah dan batiniah.

Maulud adalah salah satu ajang yang sangat sakraluntuk mengembalikan jati diri kita sebagai hamba ALLAH
dan sebagai umat pengikut Baginda Nabi SAW. Oleh karenanya seyogyanya kita bisa memperhatikan dengan
seksama arti-makna-terjemahan dari bacaan maulud yang dibaca, hal ini sungguh sangat bermanfaat, guna
meningkatkan kualitas hati kita menuju derajat ihsan disisi Allah dan RasulNYA. Inilah salah satu sirr -
rahasia dari pelaksanaan Maulid Nabi SAW. Sehingga ketika kembali dari hadir maulud itu, hati semakin
bercahayanya, Insya Allah, hati sanubari kita ke seluruh relung anggota tubuh kita, mengikis habis
segala karat penyakit-penyakit baik lahir dan batin. Dan semakin bertambah keimanan dan kecintaan kita
kepada Allah dan RasulNYA.

Maulud Nabi SAW, yang kami kutip dari kitab, An-NurAl-Mubin fii Mahabbati Sayyil Mursalin, oleh Guru
besar kita Sang Waliyullah Hadhratusy Syaikh KH.Muhamad Hasyim Asy’ari Asy-Syadzili Al-Qadiriah wanNaqshbandiyah, mercu suar pendiri Nahdlatul Ulama,Ahlus Sunnah wal jama’ah.

Beliau termasuk salah satu seorang Imam Muhadist terkemuka yang menjadi rawi ke-24 dari rantai silsilahhadis Shahih Bukhari-Muslim. Dari gurunya SyaikhMahmud at-Termas, guru besar Masjidil Haram bermadzhabSyafi’i. Yang kami kutib dari beliau, berkat barakah dan karamahnya serta madad sirr dari para gurru-guruspiritual kami, Insya Allah kami cukupkan untuk mengutip Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadist yang Shahih yang disepakati oleh para Imam Muhadist, jadikami tidak mengambil hadist yang hanya 2-3 riwayat Imam Hadist, tetapi mengambil yang Mutafaq Alaih, disepakati oleh lebih dari 3 Imam Muhadist, demi InsyaAllah menambahkan nur keimanan dan keyakinan kita.
Allahumma Amin.