Senin, 16 Maret 2009

Pengikut NU Masuk Neraka


Orang NU dijatah Masuk Neraka
Tadi malam kami mulai bersih-bersih lemari. Yaaa, kata orang mau lebaran, harus nata rumah agar terlihat rapi. Pantes dipandang para tamu. Kami menemukan sebuah buku dengan judul Jalan Golongan yang Selamat (Minhajul Firqoh An Najiyah Wat Thoifah al Manshuriah). Penulisnya Muhammad bin Jamil Zainu. Diterjemahkan oleh Ainul Haris Umar Arifin Thoyib, Lc. Penerbitnya Darul Haq Jakarta Po Box 7805/13078 JatCC Jakarta 13340. Tanpa ditulis alamat jelas. Telp/Fax 021-9213741/78836327-6. Sudah dicatat di katalog dalam terbitan perpustakaan Indonesia. Buku tersebut saya dapatkan pada tahun 2001 dari hadiah Yayasan Itba’us Sunnah.

Kami langsung buka daftar isinya. Pada bagian ke-34 ada judul peringatan Maulid Nabi. Karena judul tersebut menarik maka kami lewati semua bagain dan hanya tertuju pada judul tersebut. Dihalaman 152 dijelaskan bahwa orang-orang yang menyelenggarakan maulid terjerumus pada perbuatan syirik. Kemudian dijelaskan mengapa syirik dengan bukti dan dalil-dalil. Pada halaman 153 dijelaskan bahwa peringatan maulid itu cara menjunjung nabi berlebihan. Penjelasan berikutnya adalah peringatan maulid sepadan dengan cara orang kristen dalam merayakan hari kelahiran Nabi Isa Al Masih (hal. 154). Sedangkan di halaman 155 dijelaskan bahwa terjadi percampuran antara laki-laki dan perempuan. Dana yang dikeluarkan sangat besar. Waktu untuk membuat dekorasi, konsumsi dan lainnya sering menyebabkan lengah para penyelenggara sehingga ninggalkan sholat. Terdapat amalan berdiri saat pembacaan Maulid Nabi. Kemudian ditambah dengan penjelasan lainnya di halam 156 dan 157.

Pada bagian tiga puluh tujuh halaman 166 mengeluarkan judul shalawat-shalawat Bid’ah. Yang disebut sholawat bid’ah adalah sholawat yang tidak pernah diajarkan oleh Raulullah. Hanya ajaran dan karangan masyayikh (kyai dan ulama’ ) saja. Pada halaman 173 disebutkan orang yang membaca sholawat Nariyah termasuk syirik karena di dalamnya ada kandungan kalimat syirik. Termasuk yang bid’ah adalah sholawat fatih (170) dan lainnya. Semua sholawat-sholawat yang dinyatakan bid’ah tersebut selalu terdengar di telinga kita. Karena memang di amalkan oleh temen-temen kita yang berorganisasi di NU, terutamanya.

Bahkan di kalanagn NU ada jamaah Sholawat Nariyah. Mereka kumpul beberapa orang, rutin tiap malam tertentu. Mereka membacanya sebanyak 4444 kali.

Di Kota kami, Kediri ada jamaah wahidiyah. Mereka ini pengamal sholawat wahidiyah. Yang menciptakan kyai, ulama’ Kediri tepatnya di Kedunglo-Bandar, Kec. Kota Kediri. Ohhh jumlah jamaahnya sangat-sangat banyak. Tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sholwat ini apakah juga dikategorian bid’ah?

Kemudian kami buka kembali daftar isi buku yang kutemukan tadi. Di sana kami menemukan tentang bahasan kuburan yang diziarohi pada bagian ke-21 hal. 102. Terdapat bahasan tawasul yang dilarang pada bagian 24 hal. 118.

Karena pembahasan-pembahasan sangat menarik, maka kami membaca semua isi buku tersebut. Alhamdulillah dapat kami selesai dalam waktu dua jam. Memang cara baca saya dengan pelan dan kemudian saya kaitkan kondisi saat ini. Yang dituduhkan bid’ah oleh buku ini merupakan amalan yang dilakukan oleh sebagaian besar pengikut Islam di negeri kita ini. Bahkan di dunia Islam lainnya. Semisal di Malaysia, di Brunai, di Yaman dan negeri lainnya yang bermadzab Imam Sayfi’i. Yang dituduhkan syirik selalu kita jumpai, di sekitar kita.

Nahhhh, yang dilarang oleh agama menurut buku tersebut merupakan amalan pakem temen-temen kita terutama yang di bawah organisasi NU. Semisal ziarah kubur. Jangan ditanya mengenai amalan ini. Pasti sepakat dilakukan, ditradisikan oleh temen-temen kita di NU. Tidak hanya ziarah kubur para wali songgo tetapi termasuk ke ulama’ yang dianggab punya kelebihan, atau ulama’ yang dianggap wali. Amati aja seputar makam Gus Mik di Ploso Kediri, pasti akan ditemukan para peziaroh yang silih berganti.

Demikian pula peringatan Maulid Nabi, mulai dari RT hingga istana mengagendakan untuk menyelenggarakannya. Ohhh, ingat lhoo setiap tanggal 12 Robiul Awal kita libur nasional. Karena kita memperingatan hari kelahiran Nabi Muhammad sholollah alahi was salam. Apakah libur nasional ini juga termasuk bid’ah?

Ahhh, banyak banget calon-calon penghuni neraka yang tidak menyadari bahwa dia sudah dinyatakan golongan yang akan masuk ke neraka. Kami berpikir, dan bertanya kalau demikian tuduhannya, maka di negeri kita ini, “di mana kami dapat menemukan golongan yang selamat tersebur? Di mana kami dapat menemukan Minhajul Firqoh An Najiyah Wat Thoifah al Manshuriah?” Dan bagaimana dengan kondisi kita saat ini yang setiap hari menemukan dan melaksanakan semua yang dianggab bid’ah tersebut. “Salahkah mereka yang mengamalkannya?” Pertanyaan kami saat ini dan sekaligus meminta ketegasan dan klarifikasi, baik dari penerjemah atau penerbit bahkan jika perlu dari pengarang langsung. “Benarkah tiket neraka telah diambil para pengamalan maulid nabi, para pembaca sholawat nariyah dan para peziarah kubur?”. Jika memang jawabannya benar. Dan mereka mengeluarkan buku-buku yang membenarkan semua pertanyaan saya. Bolehkah kita simpulkan bahwa orang yang berorganisasi NU akan masuk neraka?

============================================

Catatan Pribadi dan Pengalaman.

Kami setiap tanggal 12 Robi’ul awal selalu punya jadwal menyelenggarakan Maulid Nabi sholollah alaihi as salam di Pondok Pesantren Nurul Haromain Pujon Malang. Di sekolahan yang kami kelola juga menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi sholollah alaihi as salam. Kami juga sering diundang untuk mengisi acara maulid nabi sholollah alaihi as salam. Bahkan tradisi kami ketika anak kami aqiqoh juga kami bacakan bacaan sholawat nabi sholollah alaihi as salam dan diba’. Apalagi bacaan sholawat udah selalu kita amalkan. Bacaan sholawat fatih selalu kita baca saat akan memulai ceramah atau pidatoh, jadi pembuka setelah hamdalah termasuk saat khutbah jum’ah. Kami juga pengamal Dalaa ilul Khoirot. Waktu kami di SPG dan mondok di Raudlotul Qur’an Lamongan, kami amalkan dalail tersebut selama tiga tahun. Ziarah kubur merupakan cara kami mengenang para ulama’. Kami mendo’akan mereka. Kami sering banget melaksanakan ziarah kubur.

Semua yang kami amalkan tadi berarti salah? Berarti saya mengukir jalan mulus nuju neraka? Ataukah enaknya berpijak pada tulisan kami sebelum ini. Bid’ah jalan nuju surga? Enak mana yaaa? Ahhh agama khok dibikin repot?

2 komentar:

  1. setahu saya, shalawat apapun baik2 aja, sebatas hal itu dilakukan untuk memuji Nabi Muhammad S.A.W.
    karena menurut hadist yang sahih- shalawat merupakan perantara/pembukan hijab (dinding) yang membatasi doa kita kepada Alloh agar sampai.
    makanya bila kita berdoa, adabnya pada akhir doa hendaknya baca shalawat.

    Islam tidak membebani kaumnya dengan aturan2 yang merepotkan koq. semisal kita sholat subuh gak pake qunut apakah nggak sah sholatnya ?
    setahu saya sih yang nggak sah dan berdosa adalah yang tidur dan tidak melaksanakan sholat subuh...
    gitu aja kok repppooot

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.