Selasa, 07 Agustus 2012

DIALOG ORANG NU PIKNIK KE NERAKA

#
Nav Minggu, September 23, 2007 pukul 7:28 pm

Salam kenal.
http://www.alatsurveycenter.com/

————–
Kenal Balik, sangat senang, salam persahabatan dan ukhuwah
#
2 abeeayang Senin, September 24, 2007 pukul 12:56 am

geto ajah kok repot :lol:


iyooo, sing repot iku sing mask ning dapur kito mung nyajikan tulisan bahan wawasan lan diskusi
#
3 Mihael "D.B." Ellinsworth Senin, September 24, 2007 pukul 6:43 am

“Benarkah tiket neraka telah diambil para pengamalan maulid nabi, para pembaca sholawat nariyah dan para peziarah kubur?”

Enggak juga. Mau dikemanakan orang - orang musyrik dan para “Kafir” seperti “saya” ini ? :lol:

Yang berhak memberi tiket Neraka itu Tuhan. :-?
#
4 asukowe Senin, September 24, 2007 pukul 7:46 am

Wakakak, dagelan kaum muslim memang selalu lucu


iyaa kita ini harus lapang dada dan selalu mau bermain di lapangan agar tidak saling tembak menembak
#
5 Sawali Tuhusetya Senin, September 24, 2007 pukul 7:58 am

Kalau menurut saya, jangan2 buku yang Pak Mawardi baca itu sengaja diterbitkan oleh orang atak kelompok tertentu untuk mendeskreditkan umat Islam yang selama ini menjalankan amalan dan ritual tersebut? Kalau saya, buku seperti sudah saya anggap sebagai “sampah”, hehehehe :mrgreen:


Whooo, buku yang saya baca merupakan pegangan inti kelompok yang saat ini sedang membangun komunitas tertentu. Saya dapat hadiah dari mereka. Mohon maaf judul diatas untuk menggairahkan diskusi. Tak ada kata-kata seperti itu. Yang ada orang yang menyelenggarakan maulid itu bid’ah, syirik dan lainnya. Jazakallah Pak.
#
6 orang awam Senin, September 24, 2007 pukul 8:30 am

Kenapa tidak di-cross check saja. Tanya ke ulama yang mumpuni. Kan kebetulan anda dekat pondok pesantren.

Jika di buku itu jelas-jelas dikatakan orang-orang NU akan masuk neraka dengan segala dalilnya, maka itu adalah opini mereka. Yang berhak memberikan sorga atau neraka bukan mereka, tapi Allah swt.

Sekr coba cross check ke ulama NU. Ulama yang suka maulid, ulama yang suka ziarah, dll. Tanya ke ulama-nya, yang punya ilmu hujahnya, bukan ke orang-orang biasa/awam.

Setelah itu baru bisa menilai. Mana yang benar, mana yang asal-asalan. Semoga Allah memberikan petunjuk-Nya kepada kita. Amien.


OK. Kita jadikan bahan diskusi.
#
7 popo Senin, September 24, 2007 pukul 8:50 am

Firqotun Najiyah kalo tidak salah pernah di jelaskan oleh rasulullah, bahwasanya akan ada 70 golongan yang mana hanya satu yang masuk sorga, dan golongan itu adalah ahli sunnah wal jama’ah. Tapi yang nampak sekarang adalah semua orang mengaku ahli sunnah, padahal ahli sunnah artinya orang yang mengikuti sunnah rasul (berdasar hadist). Jadi silakan disimpulkan sendiri siapa ahlus sunnah yang sebenarnya :D

salam

Salam balik. Saya simpulkan adalah yang mau menerima sesama muslim menjadi saudara walau hanya mengucap kalimat lailahaillah. Karena itu jamaah tahlil di kampung-kampung merupakan bagian atau kelompok yang dijamin rasul sebagai ahlu sunnah wal jamaah
#
8 NesiaWeek Senin, September 24, 2007 pukul 1:37 pm

Oalah! Lagi-lagi sisi memuakkan dari orang-orang (yg mengaku) Islam. doyan banget saling mengkafirkan, saling membid’ahkan, saling menerakakan.

Di mana-mana sedang dipentaskan kejahilan yg lebih nyata, Pak. Misalnya, korupsi yang membuat orang miskin, segitu miskinnya hingga ngga sanggup puasa. Gimana mo puasa, kalo untuk bertahan hidup harus narik becak, jadi kuli bangunan.

Mbok ya otak, pikiran, dan tenaga ente dipake untuk memecahkan masalah itu.

Neraka itu ngga di mana-mana. Indonesia inilah neraka, Pak. Yang jahanam dihormati, yang miskin diinjak-injak.


Persautuan, saling gandeng tangan, tidak saling menyalahkan apalagi mengkafirkan merupakan aset keluar dari neraka Indonesia. Nahhh neraka Indonesia akan dikembalikan lagi ke azas tunggal pancasila. Apalagi ini? Salam persahabatan
#
9 qnewt Senin, September 24, 2007 pukul 1:52 pm

memangnya surga dan neraka itu ada ya? kenapa kita ini apa-apa yang jelek neraka. apa-apa yang baik surga. kenapa ga langsung ke yang kuasa aja.
ah ngomong apa aku ini. lagi mabuk. glek!


Sejati-jatinya orang mabuk ada mabuk rindu kepada Tuhannya. Nahhh yang sudah seperti itu omongannya kadang-kadang sulit dinalar. Glek. Glek. Berapa botol. Mas
#
10 compresspass Senin, September 24, 2007 pukul 2:30 pm

Surga dan Neraka itu WACANA.. :-)
Apakah anda atau yang nulis artikel masuk Surga atau Neraka? Saya yakin anda gak bisa jawab. Kecuali jawaban yang muter-muter dan sok suci atau kayak orang sok masuk surga…he..he..he… :-)

Manusia ya manusia….
Jangan Melihat dengan kacamata ILAHI…

Sok…. e.. Kelewatan

Saya SUKA judul artikel ini… he..he. dari pada baca SMS Humor atau mati ketawa ala homoseksual… :-) :-)


Salam kenal persahabatan. Semoga menemukan yang ingin saya katakan. Semoga kita bersaudara. Jalin ukhuwah. Lapangkan dada dalam menyikapi perbedaan.
#
11 Ali Akbar Senin, September 24, 2007 pukul 2:34 pm

Ya, lagi-lagi ‘tuduhan’ ‘kafir’ dari satu golongan dalam islam ke golongan lainnya.

Beda penafsiran kan wajar, dalam NU sendiri pun begitu, ada perbedaan-perbedaan dari penafsiran ajaran-ajaran agama islam.


NU itu mengakui keberadaan empat Imam Madzab, dengan demikian NU mengakui perbedaan itu. NU merawat umat sesuai kadarnya. Tidak menyalah-nyalahkan.
#
12 telmark Senin, September 24, 2007 pukul 5:13 pm

hehehe… sebaiknya ngurusin FPI aja noh (yg jelas2 meresahkan Islam), daripada nambahin persoalan.

baik buruknya persoalan ini bukan spt kita melihat kertas warna hitam atau putih bersih. masalah ini sudah ada sejak saya masih kecil. kalau hanya melihat satu sisi, apalagi dgn hanya sebuah buku saja yg anda baca, tampaknya kok kurang adil…

Banyak Kyai, Ustadz, atau kalangan berilmu lainnya yg merayakan, dan anda sudah berani bilang kalau kalangan tsb bakal masuk neraka.

Dulu, di (waktu dulu) sekolah, saya senang ketika para guru membagi2-kan makanan kepada murid2 yg kurang mampu (mereka diutamakan) ketika perayaan tsb. saya suka mereka mendapatkan kado yg sebetulnya tak mungkin dpt mereka beli.

selain itu, terkadang perayaannyapun dgn cara mengundang Kyai disegani, sehingga dpt menambah wawasan bagi mereka yg kurang mendapat masukan2 pencerahan keAgamaan.

Acara tsb, dapat dinilai sebagai sebuah cara Silaturahmi yg lain bagi saya. toh Islam sendiri bukanlah sebuah Agama yg pengecut, sehingga tdk mau menghargai perbedaan2 cara pandang pengikutnya.

wassalam.


Tradisi yang sangat bagus harus terus dilanjutkan, jangan sampai ada yang enggan melanjutkan tradisi yang baik tersebut. Catatannya sepanjang tidak nabrak patokkan syariah. Hebat pengalaman masa kecil. Luar biasa. Mas
#
13 bumisegoro Selasa, September 25, 2007 pukul 1:18 am

haree genee orang udah mengimplementasikan appreciative inquiry, alignment, sinergi dll, eh kita masih terjebak yang ginian. kapan majunya ya? H2C dech…


Kita bersaudara. Kita harus saling ta’awun. Jazakallah
#
14 abeeayang Selasa, September 25, 2007 pukul 1:31 am

http://abeeayang.wordpress.com/2007/09/24/otakmu-tak-bisa-menjangkaunya/

OK. Thoyib
#
15 yoto Selasa, September 25, 2007 pukul 3:11 am

Pusing…pusing….
gak ngerti tapi lumayanlah buat baca-baca


Ahhh, mohon maaf jika harus menjadi pusing, apalagi sampai naik darah dan kemudian darah tinggi. Sabar, baca aja, ada simpulan yang dapat diambil. Pasti deh
#
16 dkmfahutan Selasa, September 25, 2007 pukul 4:05 am

yang jelas, orang-orang yang memperingati maulid atau yang melakukan shalawat itu adalah saudara se-aqidah kita…


Thotib, saudara seiman, seaqidah dan kita harus beri kavling di surga. Atau mereka yang akan nyalib masuk surga duluan? Ahli bida’ah masuk surga duluan.
#
17 anas fauzi rakhman Selasa, September 25, 2007 pukul 6:03 am

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,

Salam kenal mas.
Salah satu kekeliruan pemikiran bahwa pelaku bid’ah pasti masuk neraka dan kekal di dlmnya.
Setahu saya berdasarkan sebuah hadits bahwa bagi setiap manusia yg memiliki keimanan walau sebiji dzaroh akan masuk jannah.
Adapun sebelumnya mereka akan merasakan siksa neraka sbg pembersih dosa-dosanya. Dosa2 ini bisa krn maksiat, bid’ah, dll.
Adapun org yg masuk syorga tanpa masuk neraka spt keadaanya sahabat Rasulullah yg telah dijamin masuk syorga, juga seperti seorang yg syahid ketika berperang di jalan Allah.

Pelaku maksiat, bid’ah, dll juga blm tentu masuk neraka jika saja dia bertaubat. Atau krn melakukan bid’ah dg alasan tdk tahu, lupa, dipaksa, dll. Coba baca AlQuran dan Hadits bahwa Allah tdk akan menghukum hambanya yg lupa, yg jahil/tdk tahu, dipaksa, dll.

Nah yg menjadi bahasan kita adl “Mari belajar utk mencari jannah-nya Allah”. Setelah belajar “Mari kita amalkan ilmu kita”


Nahhh, kita saat ini sedang saksikan saudara-saudara kita yang tahu bahwa Maulid itu bid’ah tetapi terus dilaksanakan, dikampanyekan dan dibangga-banggakan. (Oh yaaa lupa karena asyik baca dan langsung jawab, kenal balik) Belajar harus diupayakan, terutama belajar yang disertai dengan keikhlasan serta belajar menghargai perbedaan. Semoga ada jalan lapang menemukan indahnya hidup dalam perbedaan.
#
18 dkmfahutan Selasa, September 25, 2007 pukul 6:23 am

“Thotib, saudara seiman, seaqidah dan kita harus beri kavling di surga. Atau mereka yang akan nyalib masuk surga duluan? Ahli bida’ah masuk surga duluan.”

nah, kalo masalah kavling di surga, itu mah hak Allah…


Nah, saya memang pingin nulis kavling surga untuk para ahlu bid’ah. Sebagaiman tulisan saya tentang bid’ah nuju jalan surga. Ayooo siapa yang nulis duluan. No problem
#
19 ali velayati Selasa, September 25, 2007 pukul 7:01 am

salam kenal

yah itu umat muslim sekarang, kenapa kita memang gampang dipecah-pecah…gampang ditipudaya oleh kelompok lain. karena tadi kita gampang memvonis saudara sendri, gampang merasa paling benar….
Kaum Nahdliyyin memang taklid, tetapi tidak taklid buta seperti yang dituduhkan. semuanya ada dalilnya, semuanya ada pegangannya, yang berlandaskan Al_Qur,an, Hadist, dan perkataan mulia para pewaris Nabi. Sabarlah saudaraku kaum Nahdliyyin Allah Maha Tahu, Allah Maha Penyayang. Tasamuh, tawasuth, yang kalian pegang erat-erat, Allah pun akan membalasnya.


Senang dapat saling komunikasi dengan jenengan. Wa’alaikum salam, kenal balik saudaraku. Saya mengungkapkan tulisan agar ada kajian ulang semua hal yang dituduhkan bid’ah tersebut. Kiranya ada jalan panjang yang harus diungkap ke permukaan. Ayoo beri ilmu dengan dalil yang bener sehingga maulid yang dituduh bid’ah dapat menjadi amalan sunnah. Paling tidak dengan maulid kita sedang berinvestasi untuk masuk surga. Ayooo, saudaraku bangkit untuk member pencerahaan umat Islam
#
20 ali velayati Selasa, September 25, 2007 pukul 7:10 am

Kelompok yang sering mengatakan dan memvonis bid’ah….saya harap esok tidak lagi mempergunakan komputer atau apapun, apakah untuk muamalah atau niat untuk ibadah…karena anda sudah tidak konsisten…karena anda sendiri sudah melakukan bidah.
#
21 ali velayati Selasa, September 25, 2007 pukul 7:11 am

Kelompok yang sering mengatakan dan memvonis bid’ah….saya harap esok tidak lagi mempergunakan komputer atau apapun, apakah untuk muamalah atau niat untuk ibadah…karena anda sudah tidak konsisten…karena anda sendiri sudah melakukan bid’ah.


Yaa, ndak harus kebakaran jenggot Mas. Santai aja. Ayok didiskusikan dengan ramah. Hati yang tenang. Ahhh masak sih pakai komputer termasuk bid’ah. Itu kan urusan dunia. Bukan bagian dari urusan ibadah. Nahh bahasan bid’ah terkait dengan urusan ibadah.
#
22 alex Selasa, September 25, 2007 pukul 9:56 am

Miris.
Padahal terhadap yang berbeda agama pun muslim diwajibkan berlaku adil.

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah:8)

Sering sekali, cuma karena beda pendapat SUDAH DIKAFIR-KAFIRKAN. Sikap macam apa itu?! :(


Tradisi para ulama’ dulu saling berlapang dada. Saling memberi jalan kebaikan dan jalan surga. Begitu banyak jalan menuju surga. Semoga kita semua bisa menjaga diri dari kecenderungan sikap menyalahkan dan mengkafir-kafirkan. Jazakallah.
#
23 menggugat Selasa, September 25, 2007 pukul 11:14 am

Memang amalan yang terkait dengan peringatan-2 agama banyak berbau bid’ah, hal ini telah dikaji oleh para kyai yang mau mengkaji kebenaran agama. Namun jangan salah. Walaupun demikian pengikut atau warga NU masih ada yang pantang thd amalan Bid’ah; khurofat maupun syirik.
Dan sebaliknya, banyak orang yang mengaku sebagai Muhammadiyah (pengikut N Muhammad SAW) belum tentu mereka terhindar dari penyakit Bid’ah; khurofat dan kesyirikan. Banyak pula kita jumpai mereka sama saja, mengamalkan apa yang tidak diajarkan Rasulullah SAW.
Untuk itu masik kurang tepat bila Judul maupun konten kalimat lainnya yang menyatakan bahwa warga NU bakal Masuk Neraka. Lebih tepatnya orang Islam, walaupun thl mengaku mendapat hidayah yang benar, saat ini pada umumnya mereka calon neraka.


Saya mengambil judul karena mengambil makna dari tulisan di buku yang kubaca. Kalau semua orang Islam, lhooo mereka yang sudah bebas dari bid’ah kan protes nanti. Konteksnya adalah yang menyelenggaran maulid, baca sholawat nariyah, sholawat fatih itu yang dianggap syirik lah, bid’ah lah, tidak nyunnah lah dan ujung-ujungnya amalan tidak diterima. Amalan ditolak, kemana? Apalagi ada tuduhan yang demikian termasuk ahlu bid’ah. OK kita sedang mengambil makna. Mohon maaf, jalin erat persahabatan dan ukhuwah
#
24 anas fauzi rakhman Selasa, September 25, 2007 pukul 11:40 am

Judulnya provokatif,
Saya juga pernah membaca buku tersebut (biasanya diberikan gratis kepada jamaah haji). Ga ada kata2 “Pengikut NU Masuk Neraka”.

Judul provokatif bisa2 memecah belah ummat


Mohon maaf kalau judul mengganggu. Setiap tulisan ada makna. Setiap tulisan ada yang dituju. Nah jika jenengan punya buku yang sama tersebut akan menemukan kata-kata dalam judul tersebut. Jika belum menemukan, mungkin kita dapat berdiskusi. Salam persaudaraan. Ini adalah buku import. Karangan orang di luar negeri kita kemudian diterjemah, didanai dan dibagi-bagikan. Tujuannya apa? Pasti mereka paham bahwa di negeri kita ini merupakan sarang terbanyak umat Islam yang mengamalkan peringatan maulid nabi. Kita tulis sebagai wacana. Ada provokasi dari buku tersebut. Mari kita temukan dan kita diskusikan. Jazakallah
#
25 albastari Selasa, September 25, 2007 pukul 12:50 pm

Kalau begini caranya kapan ummat Islam bisa bersatu?
Antar ummat Islam saling jegal akhirnya panjajah yang menang,ingat waktu belanda memecah belah bangsa kita.350 tahun kita dijajah belanda masih nggak kapok-kapok.
Kemerdekaan sudah tercapai tapi untuk mengisi kemerdekaan,menyejahterakan ummat kira perlu perdamaian karena perang dan teror hanya menyengsarakan ummat manusia.
Mimpi menyatukan ummat manusia sedunia tidak bisa dengan kekerasan dan teror.
Ingatlah Islam adalah rahmatan lil alamin,tidak pernah mengajarkan kekerasan dalam da’wah,tidak pernah memaksakan keyakinan kepada orang lain.
Berda’wahlah dengan hati yang bersih,jangan jadi korban politik


Wahhh, kita diajak untuk merenung kembali tuags berat kita dalam mengisi Indonesia agar berdaya. Bagaimana agar umat Islam bersatu. Saya coba tulis dengan judul wihdatus su’ur (menyatukan perasaan) http://pustakamawar.wordpress.com/2007/08/14/wihdatus-suur/#more-65 Benar sekali sayriat Islam itu Rohmatal Lil Alamin. Kesejukkan dalam mendakwahkan sehingga tidak ada kebencian di antara umat kita. Hati yang tulus ada yang ikhlas dalam menjalankan ibadah dan dakwah. Kita saling menasehati agar diberi dan dijaga oleh Allah Ta’ala menuju qolbun salim. Salam kenal, jalin erat ukhuwah
#
26 http://www.go-investor.com/?id=deadline2010 Selasa, September 25, 2007 pukul 12:56 pm

Artikel anda membuat Kita jadi anak kecil…
“gonthok-2 an”

Saya belum paham yang anda cari, dari artikel
tersebut diatas, kecuali hanya cari gara-2.

Mudah-mudahan gara-2 yang ingin anda inginkan itu tidak terjadi apalagi sampai jadi segara (bhs jawa=laut). Saya yakin anda menangis…

Seperti saintis saat menemukan reaksi atom, berharap bermanfaat bagi ummat manusia, ternyata ada yang membuatnya jadi bom. Akibatnya sangat fatal!

Hidup ini menyelesaikan masalah yang timbul, bukan sebaliknya (menimbulkan masalah)….. :-) :-)

Anggota Forum Diskusi
“NDELOK AWAKE DHEWE”


Sangat bagus tanggapan ini. Memberi peluang dan pecut untuk mengembangkan komunkasi dan dialog. Ahhh, tentu yang kita upayakan terwujud adalah kedamaian, kerukunan dan saling ta’awun. Sekala kecil kami ingin mewujudkan generasi yang mBeneh. Terima kasih, jazakallah. Bagaimana meujudkan cita-cita ada keterikatan hati dan perasaan, saya coba tuangkan dalam tulisan:
http://pustakamawar.wordpress.com/2007/08/14/wihdatus-suur/#more-65
Semoga berkenan menyusuri dan mendapatkan intisari dari lemparan pemikiran terbuka ini. Semoga Allah Ta’ala berkenan membuka hati untuk merajut tali ukhuwah
Setelah saya ndelok awakku, ehhhhh semua kedodoran. Tak ada yang dapat saya banggakan jika Allah Ta’ala sewaktu-waktu memanggil saya. Saya hanya berharap ada saudara saya seiman dan seaqidah mendo’akan sehingga diringankan beban di akhirat nanti. Do’akan terus yaaa. Boleh pakai tahlil. Pakai yassin juga OK. Monggo mau do’akan saya pakai apa, Insya Allah akan memberi nilai tambah dalam meringankan beban akhirat. Jazakallah, salam kenal persahabatan
#
27 menggugat Selasa, September 25, 2007 pukul 1:29 pm

Memang untuk meluruskan suatu hal yang tidak lumrah tentu mendapat pertentangan yang luar biasa. Namun agar dapat kita peroleh suatu kebenaran, maka masing-masing pihak harus mempunyai kesadaran dan keihlasan mau membuka diri atas pertentangan yang terjadi. Karena ada yang memahami bahwa bila perbedaan sebaiknya kita sikapi dengan kebersamaan untuk mengkaji dimana kesalahan jang terjadi.

Allah Subhanallahu wa Ta’allah terkait dengan perselisihan telah mengcounter melalui firman-Nya, pada surat 59 (Al Hasyr) ayat 14.

“…….. kamu kira mereka itu bersatu, tapi (sebenarnya) hati-hati mereka berpecah belah. yang demikian itu dikarenakan mereka adalah kaum yang tidak mengerti.”

Saya peroleh dua buku pengakuan dari orang NU yang telah mengkaji, sejauhmana kebenaran amalan mereka selama ini:

http://menggugat.wordpress.com/2007/09/25/kyai-dan-santri-nu-menebar-gugatan/

Dari dua buku tsb, baru covernya. Insyaallah akan saya posting melalui Webblog tsb. Mudah-mudahan dapat membuka wawasan kita lebih kedepan, lebih mau menerima setiap yang benar dgn ada dasarnya.

Wassalam


Thoyib. Saya membuka diri. Membuka rumah, Membuka hati. Ukhuwah tertinggi yang harus diutamakan. Lihat tulisan kami di wihdatus su’ur
#
28 Shobirin Selasa, September 25, 2007 pukul 4:27 pm

Judul yang menarik….

saya cuma…nggak mau masuk neraka saja….tapi ya….terserah kepada Yang Punya Saya….mau di taruh dimana….gitu kali…

salam kenal…

sepertinya saya pernah mengenal nama anda di milis keluarga unesa…
salam kenal…


Saya pengin juga dapat kavling di surga tanpa harus melewati penjara neraka. Ahh keinginan kita sama. Jika memang terserah kepada yang punya kita, maka jawabnya dari yang punga kita adalah berbuatlah kebaikan di atas kebaikan secara baik menuju sempurna kebaikannya. Kelurga UNESA, ohhh itu rumah kedua. Salam kenal bailk. Saya di kediri
#
29 abu fatih Rabu, September 26, 2007 pukul 2:18 am

Subhanallah

Ana sedikit kasih masukan dengan firman Allah Ta’ala:

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya serta ulil amri di antara kalian. Jika kalian berselisih tentang sesuatu maka kemabikan kepada Allah dan Rasul-Nya.(An Nisa : 59)

Allah telah membuat undang-undang yang maha agung yaitu ayat tersebut sebagai rujukan manusia dalam perselisihan. Perselisihan adalah sunnatulah dan akan terus ada sampai kiamat. Namun bukan berarti kita apriori terhadapnya,apalagi membiarkannya menjadi ‘borok’ umat dengan seringnya dikemas menggunakan hadits dhoifun jiddan yang berbunyi: “Perbedaaan dalam umatku adalah rahmat”. Ini hadits tidak ada asal-usulnya alias tidak bisa disandarkan (i’timadkan) kepada Rasulullah karena sanadnya guncang dan di dalamnya terdapat perawi yang tidak tsiqoh.

Oleh karena itu kita harus membuka wawasan yang elegan dalam bersikap beragama. Sehingga sekecil apapun perbedaan mari kita cari titik temunya. Karena hakikat kebenaran itu adalah satu, tidak bercabang (tsu’ab) apalagi jamak. Kebenaran bisa dideteksi lewat al-qur’an dan sunnah. Ada satu kaidah yang sangat agung dalam menentukan apakah suatu amalan itu benar bersanad kepada Rasulullah atau rekayasa umat belakangan yaitu kaidah yang berbunyi: “Lau kana khoiron la sabaquna ilaih” artinya sekiranya perbuatan/amalan itu baik niscaya para sahabat Rasul telah mendahului kita dalam mengamalkannya. Tidak usah kita sebutkan bagaimana semangat beragamanya para sahabat dan kecintaan beliau kepada perintah Rasul-nya. Merekalah orang yang terbaik di antara umat ini. Sampai-sampai Allah mengabadikannya di dalam al-Qur’an tentang keutamaan mereka. Apalah artinya kita mengaku-ngaku mencintai Rasul kemudian kita beramal tidak memiliki dasar sebagaimana sahabat mencontohkannya.

Kembali kepada judul yang bombastis di atas. Sebenarnya saya mengerti maksudnya Mas Imam. Judul yang terkesan mubalaghoh (hiperbola) membuat banyak pendukung NU kebakaran ‘kumis’ (ana gak mau tulis jenggot) karena jenggot adalah syariat yang mulia. Ciri khas para anmbiya wal mursalin. Jadi ayo biarkan jenggot kita melambai! panjangkan jenggot dan cukur kumis. Nah judul di atas sama sekali tidak ada kaitannya dengan buku yang di baca oleh Mas Imam, Firqotun Najiyah yang kebetulan ana punya e-booknya lengkap. Di dalam buku itu hanya ditulis amalan-amalan yang tidak disyariatkan yang banyak dipraktekan oleh umat islam saat ini. Rupanya oleh Mas Imam ditangkapnya bahwa yang terbiasa melakukan amalan itu adalam NU-ers. sebenarnya tidak juga banyak kelompok lain juga yang mangamalkannya. Makanya oleh Syaikh Jamil Zainu dibahas sangat cermat. Sangat bagus untuk dibaca. Sebenarnya ini wacana yang sangat baik buat para NU-ers untuk sedikit menelaah dan introspeksi terhadap apa yang ditulis dalam buku itu. Tidak ada yang menghujat dalam hal ini apalagi mengkafirkan tidak sama sekali. karena paham takfir adalah ciri khas khowarij dan ini sangat dibenci oleh Islam. Oh ya Mas imam tulis di jawaban tanggapan bahwa alhul bid’ah masuk sorga ini serius? tergantung mas Imam, kalau bid’ahnya mukaffarah (menyebabkan dia kafir) contoh jahmiyah, rafidhah, ingkar sunnah maka ya. Tapi jika bid’ahnya hanya mufasaqoh (kefasikan) tidak, ia tetap menikmati surga walaupun mampir dulu ke neraka. Wallahu a’lam. Ini pendapat yang rajih.

Pengalaman ana yang dulu pun sering ikut-ikutan ngamalin kebanyakan apa yang diamalin orang tanpa tahu ilmunya dengan alasan kan baik dari pada…dari pada itu, atau gak enak ama tetangga, ama si fulan diundang tahlilan nanti dia marah..hehehe lucu kan. Seolah syariat ini hakimnya mereka. Padahal kata Allah telah jelas di dalam surat al-Maidah ayat 3 kemudian Rasul-pun sudah jelaskan sampai burung yang mengepakan sayapnya di langit beliau telah jelaskan ilmunya. Kemudian sabda beliau bahwa islam ini beliau tinggalkan dalam keadaan putih, malamnya bagaikan siangnya. Ini semua adalah pertanda bahwa islam secara paripurna telah dijelaskan secara gamblang dan tuntas oleh beliau tidak ada yang terlewat. Maka dari itu sebelum kita beramal sudah menjadi kewajiban kita untuk mengetahui ilmunya. Apa ilmu di sini: QOLAllAH, QOLA RASULULLAH WA QOLA SAHABAH.
Inilah Islam selainnya bukan, adapun pendapat ulama yang berpegang kapda ketiganya kita ambil yang tidak kita tinggalkan. Sebagimana perkataan Imam Malik: Setiap orang perkataannya bisa diambil atau ditinggalkan kecuali pemilik kubur ini (Rasulullah saw).

Demikian uraian ringkas dari ana. Mohon maaf atas kehilafan ana Mas Imam jazakallah atas artikel antum. Oh ya banyak salah ketik tuh Mas Imam tulisan antum. Conttoh toyib jadi totib dll. Barakallahu fik

Wassalamu’alaikum


Semoga Allah Ta’ala menyatukan hati kita, fa’ala baina kulubikum. Semoga jalinan erat ukhuwah dapat menjadikan jalan membuka pintu surga. Kami sangat berterima kasih atas nasehat. Jika yang saya tulis ada yang merasa tersakiti atau tersinggung kami mohon maaf. Kami ingin membuka peluang diskusi dan dialoq. Begitu banyak di antara saudara kita yang mengamalkan agama ini menurut sumber keilmuan dan tata cara pendahulunya. Oh yaaa, sangat bergembira jika e-book-nya dikirm ke kami. Semoga bermanfaat. Jazakallah. Kesalahan ketik mungkin kami khilaf. Thoyib jika ada kesempatan akan kami perbaiki.

#
30 ian Rabu, September 26, 2007 pukul 3:03 am

Emang kayaknya sih bakal masuk neraka soalnya kan mereka sudah tahu kalo maulid itu gak ada pada jaman nabi tapi kenapa maksain diadakan juga dgn alasan ini kan perbuatan yg baik, jangan salah…. tidak semua yang baik hasilnya baik sbg contoh kalo ngaji di WC baik gak? pasti jawabnya gak baik, tp menurut saya baik soalnya baca ayat Al Qur’an he…he.. begitu juga di maulid sampe berdiri segala lagi pas bacaan tertentu seolah-olah ruh Nabi Muhammad SAW hadir di acara maulid ini, kalo sekiranya pun hadir pasti Nabi bingung yg mana dulu nih yg harus didahulukan wong yg ngadain acara maulid tiap RT, RW, Kecamatan dalam waktu hampir bersamaan Wakakak org. NU gak punya otak.


Wa’alaikum salam, semoga Allah Ta’ala berkenan melimpahkan Rahmat dan hidayah. Tugas kita memberi senyum pada saudara kita di NU. Beri senyum terbaik. Beri jabat tangan persahabatan terhangat. Wahhh, kalau masalah otak. Orang NU Jago dehhh. Mereka pinter-pinter banget. Kita ini kalah dehhh hafalannya, dan lainnya. Semoga kita semua berperan memberi kavling surga untuk saudara-saudara kita. Mohon maaf dan jazakallah
#
31 ojodumeh Rabu, September 26, 2007 pukul 8:47 am

FYuh… Mending kita satukan “tali silaturahim” antar sesama “muslim”….ngga usah mennyalahkan antara satu dengan yang laen deh…”capek deh”… malah2 kita ditertawakan ama orang2 yang “tidak bertanggung-jawab” diluaran sono….klau kita nurut “ajarane” Rasulullaah Nabiyullaah Muhammad SAW. berarti kita sama…..ngga “usum” / ngga cocoklah klo kita saling tuding-menuding…. jangan jadi orang2 “kemeruh” wa “keminter”….kasihan orang2 / saudara2 kita yang awam…. kalian2 adalah orang-orang pintar… :)


Tali shilaturrahim dapat diikat jika tidak ada perasaan yang satu lebih unggul di banding yang lainnya. Apalagi kemudian muncul sikap dan sifat menuduh orang lain musyrik apalagi sampai tuduhan kafir. Nahhh, kita harus memberi ruang kepada orang lain itu berekspresi dalam menjalankan keyaqinannya. Tidak ada manfaat tuding menuding, tetapi memberi fakta dan data adalah hal yang harus dilakukan. Keilmuan merupakan puncak tertinggi dalam menyelami keluasan Islam. Islam jaya ditegakkan oleh keilmuan yang sangat luas. Semoga menemukan makna di balik semua yang kita diskusikan. Salam kenal dan jazakallah
#
32 abu fatih Kamis, September 27, 2007 pukul 5:55 am

Assalamu’alaikum,

tentang e-book Al-Firqotun Naajiyah Syaikh Jamil Zainu ana sih ok saja, kirim ke mana akhi?
ana minta email antum deh..

Jazakallahu
Wassalamu’alaikum

PS: terkesan ketika membalas tanggapan sdr ian seolah antum bukan NU yah? atau Muhammadiyah? atau Muhammad NU..hehehe afwan sedikit b’canda. Kalau ya NU berarti antum memuji sendiri donk alias hafalannya banyak…ups b’canda lagi.


Jazakallah, di imawardi@gmail.com atau elmawardi@gmail.com atau wongmayong@gmail.com, semua aktif. Insya Allah umat Rasulullah sedang melempar pemikiran pencerahan agar tidak jumud
#
33 admin Jumat, September 28, 2007 pukul 9:46 am

Kok undelivered terus ya email antum padahal ana udah coba sent pakai dua alamat email yang beda…what’s up? ntar coba lagi deh…


biasa gampang ustadz, di: imawardi@gmail.com
#
34 compresspass Jumat, September 28, 2007 pukul 9:43 pm

to: IAN, masak orang ISLAM Gak Punya OTAK?

yang bener aja… masak mengkritisi suatu pendapat/artikel seperti itu?
itu kan gak menyelesaikan? Bersifat melecehkan/merendahkan yang lain dan menyombongkan diri sendiri atau kelompoknya (padahal belum tentu…)
Orang-orang NU kan juga saudara sendiri apalagi sesama agama ISLAM. Jangan kan suadara se-Iman, seluruh ummat dimuka bumi ini saling ketergantungan satu dengan yang lain.. saling melengkapi. Seharusnya saling menghargai dan menghormati, terutama dalam hal kebebasan beribadah. Itu kan urusan mereka dengan Allah, Allah jualah yang berhak menjadikan orang masuk surga atau neraka. Kenapa yang lain bingung, stress, umek karepe dhewe, terhadap ibadah orang lain? Tidakkah lebih baik berkaca “WIS BENER TA…AKU IKI?”

karena membaca komentarnya Sdr IAN, sampai-sampai mahasiswa saya nyeletuk, “wah… Itu anjing yang kasih komentar!”
“Iya… Anjing yang bisa ngetik di internet?”, celetuk yang lain dengan santainya…
Teman ceweknya yang dari tadi serius dengan laptopnya akhirnya ikut menimpali,” Bukan… itu anjing ber-otak udang”.
“kwak..kwakk…kwa..kwakk..kak..” Kontan seluruh mahasiswa yang lagi praktikum di ruangan Lab. TI tertawa terbahak-bahak.

Untuk Seluruh penghuni BLOG WORDPRESS.COM
Kami mengucapkan Minal AIDZIN WAL FAIDZIN
Mohon Maaf Lahir dan Bathin 1428H


Taqobalullah minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin. Setuju niiih. Saudaraku kita di NU justru otaknya canggih-canggih. Pinter-pinter. Mereka parapenghafal al Qur’an. Mereka penghafal hadits. Kitab-kitab kuning mereka baca. Lihat aja dalam politik, mereka juga mampu. Sejak sejarah perjuangan orang-orang NU selalu tampil di depan. Termasuk di MUI dan segala lini. Kalau urusan bisnis ahlinya. Yaaaa, kita juga ikut nyambung tertawa para mahasiswa …. hiiiiihiii hiiii
#
35 Siu Elha Senin, Oktober 1, 2007 pukul 4:30 am

surga dan neraka toh nggak penting kan Mas, kalo ternyata hanya cintaNya saja yang memenuhi semesta diri kita. Terserah mau ditaro di neraka itulah cintaNya, mau di taro di surga itupun juga karena cintaNya…sudah nggak peduli…?!karena yang ada hanya Dia…semata…


Hakekatnya adalah Allah semakin dicintai oleh Allah Ta’ala akan semakin diberi fasilitas surga yang terbaik. Tak mungkin diberi fasilitas di neraka. Penting ndak?
#
36 asukowe Senin, Oktober 1, 2007 pukul 6:54 am

Hemmm…. semoga Tuhan memberi pencerahan… amin
#
37 maman sudrajt Rabu, Oktober 3, 2007 pukul 8:10 pm

AWW.
Judul artikel yang baik…menghebohkan dstnya.
Fitroh manusia lahir ke dunia ini dalam keadaan bodoh, jika perkara bid’ah dilakukan oleh suatu organisasi atau perorangan saya rasa Alloh akan mengampuni karena agama islam ini dikaji berdasarkan iman dan akal.
Menyoroti bid’ah (ibadah yang tidak ada tuntunan nabi) sebetulnya diantara kita banyak yang mengamalkannya, contoh yang paling konkrit adalah bid’ah berbuat kebaikan kepada kedua orang tua kita, padahal kita tahu amalan tersebut tidak pernah dicontohkan oleh rosululloh kepada kedua orang tuanya!


OK. Kalau begitu keadaannya maka kita akan rame-rame mengatakan bahwa bid’ah merupakan jalan nuju surga. Insya Allah
#
38 onosopo Kamis, Oktober 4, 2007 pukul 3:00 am

Kita belajar agama, melalui guru ngaji, kyai, ustadz, alim ulama, dan mbah buyut saya mungkin belajar agama melalui para wali songo. Para wali mengajarkan islam kepada mbah buyut saya yang mengikuti kenyakinan animisme dan dinamisme menggunakan pendekatan asimilasi supaya dapat diterima oleh mbah buyut saya. Tugas para alim ulama untuk meneruskan usaha para wali songo untuk mengajarkan agama islam sesuai yang di sunnah kan Rosululloh SAW. Umat islam punya Al-qur’an dan Al-Hadist yang sama, tetapi sampainya kesetiap individu setiap umat islam bisa melalui kyai A, atau Ustadz B, atau Pak Guru C. Syukron atas tema yang Ustadz lemparkan, semoga memberi warna yang mencerahkan.


Semoga ada ruang diskusi sehingga tidak hanya saling menuduh dan menyalahkan. Jazakallah.
#
39 Syahieran Kamis, Oktober 4, 2007 pukul 7:13 am

Semoga Allah mengampuniku,
Saya sih setuju dengan buku tersebut, meski belum baca bukunya tetapi subtasi yang dibicarakan adalah hal yang sudah klasik, tetapi saya tidak setuju kalau tuduhan tsb ditujukan langsung kepada organisasi NU yang saya yakin tidak pernah menyuruh pengikutnya melakukan bid’ah (coba lihat AD/ART-nya) adapun praktek yang ada lebih dilakukan oleh para pengikutnya secara pribadi (namun disayangkan, organisasi tidak terlihat berusaha keras untuk mencegah umatnya untuk tidak melakukan praktek2 berbau bid’ah). Kemudian kepada yang berdalih masuk surga atau neraka itu adalah wewenang Tuhan, lalu kenapa tuhan memberikan kewajiban terhadap manusia yang notabene kewajiban tersebut harus dipertanggungjawabkan kelak dan Allah menjanjikan Surga untuk yang taat pada aturan-Nya dan Neraka untuk yang ingkar (artinya argumen tersebut tidak cukup membuat pencerahan berfikir kita).
Tuduhan2 yang dimuat dalam buku tersebut mungkin telah merujuk pada kaidah-kaidah yang ada baik menurut Al-Qur’an maupun Hadist yang Shahih, jadi menganggap tuduhan tsb sebagai usaha pecah belah atau tuduhan yang sembarang, juga tidak menjadikan kita beragama lebih baik. yang banyak terjadi adalah ketika seorang Polisi menilang pengendara bermotor yang melanggar aturan dengan bukti2 yang jelas tentu saja, tetapi karena imij Polisi yang selalu hanya mencari-cari kesalahan orang lain cukup membuat orang diseberang jalan berfikir yang salah adalah polisinya juga. Semoga Allah mengampuniku.


Allah Ta’ala dan RasulNya selalu menyayangi hamba. Rasulullah sangat berkepentingan agar para pengikutnya tidak ada yang masuk ke neraka. Karena itu ada jaminan, bahwa setiap umat Islam yang mengucapkan kalimat syahadah dijamin masuk surga. Wahhh Pak Polisi jadi tertuduh terus nihhh
#
40 agusnawan Sabtu, Oktober 6, 2007 pukul 5:52 am

Tidak boleh kita menetapkan bahwa orang ini masuk surga atau neraka, karena itu ketentuan Allah.

Yang benar adl maulid termasuk perbuatan bid’ah dan bisa masuk dlm kesyirikan, pelakunya terancam masuk neraka.


Ahhh, ini cara membahasakan yang lebih halus. Nahh yang suka menyelenggarakan acara maulid, saudara kita dari NU. Kalau menurut pandangan jenengan bahwa maulid termasuk perbuatan bid’ah dan bisa masuk dalam kesyirikan, pelakunya terancam masuk neraka. Kan yoooo podo wae dengan judul tulisanku????? Jadi simpulan jenengan maulid itu bid’ah dholalah yang pelakunya terancum masuk neraka? Bagaimana? Memang demikian simpulannya? Atau masih ada permikiran lain sebagai alternatif? Semisal membuat maulid yang sesuai syariah? Bisakah? Adakah maulid sesuai syariah? Ada ruang untuk diskusi? “Maulid Nabi Muhammad sholollah alaihi was salam berdasarkan tuntunan syariah”, ayo siapa yang mau merancang?
#
41 kacung Sabtu, Oktober 6, 2007 pukul 8:20 pm

ian atau abu fatih dah jelas apa yang menjadi keyakinannya.Biarkan saja.Orang NU yang rajin tahlil dan mauludan.teruskan saja.

Sebenarnya bukan arti bid’ah saja yang khilaf.tapi bid’ah dalam “ibadah” ini juga sulit disatukan titik temu opininya.

Maksudnya ibadah bagaimana yang bid’ah itu,ibadah qoth’iksh?mahdhohkah?atau sesuatu yang mubah kemudian jadi ibadah,atau malah “bablas” dianggap bid’ah…atau seperti apa konkretnya yang dimaksud bid’ah dalam ibadah itu?…

Ini juga yang kemudian jadi polemik hingga masing2 punya kesimpulan sendiri2.Repotnya lagi kalau sudah ta’asshub dan fanatik madzhab,akhirnnya tanpu malu2 dengan lantang dan sok jagoan (bukan sok pinter karena memang dasarnya bodoh dan sempit ilmunya) kesana kemari giat dan gigih menghujat,mentakfir,mbodoh2i wong bodoh,nakut2in umat dengan memoles bibirnya dengan dalil alquran dan hadits untuk menjustifikasi “kebenaran” menurut pribadinya.

Jika dikatakan jangan mudah mentakfir dan menyesatkan yang lain…Jawabnya adalah bahwa hal ini adalah dakwah,memurnikan tauhid,menebarkan sunah,pencerahan dan lain-lain.

Ini jawaban basi alias kesiangan.karena yang namanya dakwah itu bukan menghujat dan menghakimi yang lain sekarepe wudele dewek tapi jauh yang harus diperhatikan jika kalian melakukan dakwah adalah dengan kesantunan dan akhlak ketika bertabligh,dengan kelembutan dan sikap menyayangi dan rasa persaudaraan yang tinggi.Bukan beriri diluar hati,merasa paling pinter berdalil dan paling mengikuti sunah.Akhirnya yang lain hanya jadi korban ujub dan kesombongannya saja.

Niat dakwah yang seharusnya membawa berkah malah umat jadi pecah belah…

Wassalam
Wong indramayu


Saat ini di sekitar kita sedang bermunculan para da’i yang tugasnya mencaci maki saudara-saudara kita yang senang tahlil dan yasin, yang selalu menyelenggarakan maulid maupun isro’mi’roj dan yang membaca sholawat nabi. Konsep dakwah harus ngemong. Semoga ada pencerahan agar tidak lagi muncul da’i-da’i yang hanya mengolok-olok orang lain. Jazakallah
#
42 kacung Minggu, Oktober 7, 2007 pukul 4:42 am

aku bangga jadi orang NU….aku cinta sholawatan,tahlil,mauludan,marhabanan,ziarah kubur ahh..pokoknya semua amalan yang biasa dilakukan NU.

Orang lain mau ngafirin,mbid’ahin,nerakain,nyesatin…aku mah tak perduli karena aku sendiri yakin kalau hal itu (sholawatan,tahlil,mauludan,marhabanan dll) adalah benar.

Orang lain ga setuju ya monggoooo…sholawatan ga mau,tahlil pada lari,mauludan ogah,marhabanan ga ngerti,ziarah kabur tak pernah…wah wong iki bablas.

Saya akan selalu rutin melakukan semuanya…saya akan terus mengajak dan mengkampanyekan agar sholawatan makin ditingkatkan,tahlil tetap dilestarikan,mauludan makin dimeriahkan,marhabanan jangan ditinggalkan,ziarah kubur harus semakin banyak dilakukan…

Saya tidak malu bilang bahwa saya wong NU…Laa Aq’udul jubna ‘anil haija’i # walau tawaalat zumarol a’daa’i (Alfiyah ibnu malik).

Aku mondok dipondoknya kiyai NU.Bapakku juga wong NU,waktu aku sekolah di SMP ya SMP NU.Aku hanya mondok di 2 tempat Cirebon dan brebes,tapi 2 pon-pest itu bagiku adalah sedikit sebuah kesimpulan bahwa Kiyai2 sepuh NU (kiyai-kiyai kami) adalah ulama2 disamping ‘alim,hafidz juga sangat tawadhu’,santun,ibadahnya luar biasa…Nampak sekali mereka begitu berwibawa.

Kalau dibanding ustadz2an karbitan yang pada muncul saat ini yang gampang2 mentakfir,ngomong bid’ah sana sini..waaaaah jauh sekali.Mulutnya saja sudah ga bisa dijaga,wibawa ga ada,ilmunya garing,ibadahnya masih kering…Kalau cuma pinter bahasa arab sih,kursus 3 bulan juga bisa..

Karena yang paling urgen itu kan bagaimana agar ilmu yang kita punya itu benar ilmu yang yuntafa’u bihi.sebab buahnya ilmu adalah amal,kalau ilmu tanpa amal ya pada karo wiwitan pelem langka uwohe.

Apalagi sampai nyari ilmu dengan tujuan mendebat ulama,dianggap hebat,buat gagah2an dan nyari popularitas…waaaah yang ini nih dah ga bener.karena akan makin banyak usttat2an ndlogdog sama kiyai2 sepuh,lancang dan bikin resah umat.kalau dah bikin umat resah ya harus siap berhadapan dengan umat..

Islam sesuai dengan salah satu artinya adalah damai,selamat dan kesejahteraan.maka dimanapun kita ada maka tetaplah membuat kesejukan,kedamaian dan ketentraman.

Wassalam
Wong indramayu


Islam yang masuk ke negeri kita ini berasal dari Yaman. Saya masih punya panutan Habib Musthofa. Beliau asli keturunan Yaman. Beliau ini menjaga ahlu sunnah wal jamaah. Memang saat ini ada da’i da’i yang pembahasannya seputar bid’ah ala salafi atau ala wahabi. Mbah guru kami, Abuya Maliki juga mendapat tuduhan yang sama, ahli bid’ah. Majalah Hidayatullah pernah menuduh Mabh Guru kami ahli bid’ah. Saat ini perlu pencerahan agar semua yang menjdi amalan warga NU dapat dijelaskan dengan menggunakan rujukan dalil. Pembinaan di warga NU harus dilakukan terus menerus. Jangan mandek. Semoga Allah Ta’ala berkenan menerima semua ibadah kita, ibadah kaum muslimin secara keseluruhan.
#
43 jhal Minggu, Oktober 7, 2007 pukul 12:34 pm

kalo memang begitu adanya…
terus kenapa tiap kita sholat harus membaca sholawat atas nabi…?
kenapa kita harus berdoa agar muhammad dan ibrahim di beri keselamatan beserta keluarganya dan itu kita baca tiap tahyatul tiap kali sholat?
apakah hal itu tidak berlebihan?


Pertanyaan ini udah sangat mendasar yaitu tentang bacaan sholawat di dalam sholat. Kalau aturan dan teknis di dalam sholat kita mengikut pada keumuman hadits, “sholatlah kalian semua sebagaimana kamu melihat aku sholat”. Dalam ibadah ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu itba’ur rasul dan ikhlas.
#
44 aminkere Minggu, Oktober 7, 2007 pukul 1:04 pm

Bersabarlah orang-orang NU…..

Kerena tahu akan kebesaran organisasi NU….
Dari dulu banyak orang IRI…..Dengki… dan Sirik…
sehingga berbagai cara…. agar NU di kerdilkan

Tapi ….
Allah tetap melingdunginya….
Ya hanya Allah Jualah yang menjadikan NU tetap tegar dan
menjadi organisasi Islam Terbesar di Indonesia seperti
sekarang ini.


Saat ini organisasi NU seharusnya instropeksi diri atas kelemahan intern dalam hal pembinaan. Lihat saja pesantren yang ada saat ini bukan milik NU tetapi milik pribadi-pribadi yang kebetulan madzabnya Imam Syafi’i. Mana ada pesantren yang didirikan oleh NU? Kalau ada yang menganggab NU itu besar, mugkin harus didata ulang. Karena di beberapa daerah warga NU telah diambil oleh LDII, misalnya. Para pemuda NU banyak yang diambil HTI, PKS atau JIL. Saya lihat NU harus melakukan perubahan. Terutama pembinaan harus diintensifkan. Pembinaan umat di NU jangan hanya tahlil saja. Ayooo ditingkatkan sedikit lahhhh. Semoga menjadi bahan pertimbangan para pejabat di NU. Mulai dari lingkungan terkecil?
#
45 kacung Minggu, Oktober 7, 2007 pukul 7:36 pm

buat jhal

Yang dimaksud ente “berlebihan” tuh gmn?…Orang yang membaca sholawat itu adalah mereka yang nurut kepada Allah.Kita diperintah untuk bersholawat loh “yaa ayyuhalladziina aamanuu sholluu ‘alaihi wasallimuu tasliimaa”..tuh ayatnya.

Kalau dalil dari hadits banyaaaaaaak sekali.dah nih satu saja diantaranya “man sholla ‘alayya shollalloohu ‘alaihi ‘asyroo”…dan banyak lagi hadits shohih lainnya.

Selanjutnya manfaat sholawat itu sendiri hakikatnya akan kembali kepada kita…ahhh sudahlah.sebenarnya hikmahnya membaca sholawat serta faedahnya sangat banyak.

kalau kita sering ngaji atau baca kitab2 hadits kita pasti banyak mengetahui betapa mulianya amalan sholawat itu.

Cinta rosulullah salah satunya dengan banyak2 bersholawat untuk beliau yang mulia SAW.

Allohumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammad……


Abuya As Sayit Muhammad Alawi Al Maliki mengomentar tentang orang yang baca sholawat, “Silahkan baca secara bebas. Mengagungkan Rasulullah dengan ungkapan secara berlebihan juga tidak apa-apa. Batasannya adalah tidak menjadikan Rasulullah Robb.” Sekian banyak fadlilah baca sholawat tidak pernah diselisihkan oleh para ulama’ madzab.
#
46 Muhammed Andre Raberta Selasa, Oktober 9, 2007 pukul 5:05 pm

neraka, surga, karena itukah anda menyembah Allah? Tidak puaskah dengan jari, tangan, bernafas, yang merupakan anigerah terbesarNya pada kita,

aku tak sanggup meminta apa-apa lgi,
aku mengerjakan amal baik, bukan untuk surga dan neraka, dimana aku mau di letakkan nanti, itu urusan Allah yang mengengam ruh ku, setiap nafasku, dan itu bukan kuasaku, juga bukan kuasa MANUSIA,

kafir dan tidak kafir, tugas manusia kah itu? mencap manusia yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, lupakah anda dengan Lakuum Dinukumm waliyaddinn

mendukung manusia yang mengerahkan ribuan satpol PP untuk menghajar, dan mengusir Pedagang Kaki Lima, Korban Penggusuran, membiarkan anak-anak indonesia mengemis dan menjual harga diri demi sesuap nasi yang juga manusia dan juga beragama Islam, Islam kah Anda?
bagi aku tak ada pemimpin yang pantas di jagokan di Indonesia, isi otaknya hanya menindas, memelihara kemiskinan, membunuh orang miskin demi ketertiban, Islam kah Anda?
Pendidikan, Kesehatan, kesejahteraan rakjat, lapangan pekerjaan, bukankah hak rakajt? bukankah tugas pemimpin dan negara untuk mensejaterakan rakjat? Manaaaaaaaaa,

jujur bung aku emosi dengan sikap anda, menentang kapitalisme amerika, tapi mengidolakan kapitalisme arab, berbuatlah, masalah dunia ini terletak pada sistem ekonomi yang timpang yang menyebabkan kemiskinan,

sekedar informasi, Aku lahir dari keluarga tyang yakin Bahawa Tauhidlah yang merupakan inti agama sebenarnya, dan itu masih kupegang hari ini, Islam sekarang dijual belikan bak dagangan, dalil2 seolah2 dipaksakan untuk melegitimasi penindasan,

jangan jual agama bung, anda mempercepat kiamat(Ramalan Rasulluah? dan hanya Allah yang berhak memberikan penilaian terhadap hamba yang dijadikan Nya, anda, aku, bahkan seluruh manusia di dunia tak punya hak menilai seseorang

kalau yahudi memang dilahirkan menjadi iblis, kenapa islam tak mampu lagi membangun peradaban, Islam sangat sosialis terlihat dari prinsip nya yang tidak setuju dengan perbudakan, islam sangat demokratis, semua kekuasaan untuk rakjat, ESQ, an training2 agama sekarang juga seperti dagangan yang laris manis,

Ya Allah selamatkan hamba, jika hamba salah, Tapi jangan biarkan manusia2 yang mengaku sebagai pembelamu yang mencoba menyalahkan ku,

mau contoh lagi? FPI
dan anda, terima kasih telah memberikan komentar anda pada tulisan saya(Dialah (Allah) Yang memberikan kekuatan pada saya.
saya kagum dengan keshalehan anda, mudah2an anda tak lagi ikut mempopulerkan pemimpin bangsa yang takkan mungkin mampu mengentaskan kemiskinan karena hutang negara yang di pake sama elitis negara kita, dan membuat indonesia berada di telapak kaki amerika,
dan anda saya teduh melihat wajah anda, tolonglah, bantu agar rakjat tak lagi ditipu, oleh pemimpin bangsa,
hudup Golput,
Saya juga fans berat Ahmadineejad, dia akan kembali membangun peradaban Islam, semoga seluruh aliran dalam islam tak lagi saling menkafirkan, tak lagi saling cari popularitas, juga tak lagi saling perang

dan anda, sekali lagi saya kagum dengan anda

Assalamualaikum, salam persahabatan, dari ku


Wa’alaikum salam,
semua saran sangat memberi makna dalam langkah-langkah kami ke depan. Kami hanyalah bagian kecil yang diperbolehkan bersuara. Kami hanyalah sedikit punya waktu untuk menulis. Selebihnya urusan dunia. Segala khilaf. Segala yang kurang cocok merupakan jalan memahami jati diri kita masing-masing. Semoga keimanan dan ketaqwaan kita pada Allah Ta’ala masih tetap terjaga dengan baik. Saya sangat memahmi semua tulisan panjenengan. Mohon dimaafkan jika ada yang tidak sesuai dan cocok dengan alur kehidupan Panjenengan selama ini. Atau belum sesuai dengan pemikiran Panjenengan. Jazakallah
Wassalam,
#
47 hrachaelh Sabtu, Oktober 20, 2007 pukul 7:39 am

asyu tenan wong seng ngarang


Maaf nih, mungkin asyu sing terdidik sehingga dapat ngarang buku tersebut haaaa, haaa
#
48 muhammad isnaini Selasa, Oktober 23, 2007 pukul 8:33 am

Rosullulloh itu manusia yg sangat sempurna bahkan diangkat oleh Alloh sebagai kekasihnya,,,,

jd bersyukur kita di anugrahkan oleh Alloh Nabi Muhammmad sebagai Nabi kita………..

Alloh aja selalu memuji dan membesarkan Nabi Muhammad,,, masa kita sebagai umatnya ga membesarkan dan memuji beliau

kan Alloh menyuruh kita untuk membesarkan dan memuji Nabi Muhammad s.a.w.
apa sih artinya pujian kita dibandingkan dgn pujian2 Alloh kepada Rosullulloh,, ga ada artinya pujian kita ini…..

kita membesarkan dan memuji Nabi Muhammad pada hakikatnya itu semua kembali kepada kita sendiri,,,,,,,,,,,

Rosullulloh biar ga dibesarkan atow di puji beliau tetap mulia disisi ALLoh s.w.t….
dan paling mulia di seluruh ciptaan Alloh bahkan beliau Nabi yg paling Afdhol dari pada Nabi2 yg lain…………….

jadi apabila ada orang yg mengatakan syirik apabila menyelenggarakan MAULID NABI BERARTI ORANG ITU AKAN BAKAL MASUK KEDALAM NERAKA…………… KARENA ORANG ITU TIDAK MEMPUNYAI ADAB KEPADA BAGINDA ROSULLULLOH S.A.W………………

karena Rosullulloh itu juru kunci untuk kita menuju ke hadirot Alloh s.w.t………… tanpa melewat Rosullulloh s.a.w. tidak akan bisa kita menuju ke hadirot Alloh………..

Semoga Alloh jadi kan kita sebagai hamba yg selalu memuji dan membesarkan dan memuliakan kekasih nya yaitu Baginda Rosullulloh s.a.w………….. amin……..

Rosul bersabda diakhir zaman nanti umat ku akan terbagi sebanyak 73 golongan yg 72 akan masuk kedalam neraka yg 1 akan masuk masuk kedalam surga,, maka sahabat bertanya siapakah yg akan masuk kedalam surga itu ya Rosullulloh??? ……….
Rosul menjawab ahlussunnah waljamaah……..

jd kita jgn heran apabila ada orang yg tidak menyukai Maulid Nabi atow membilangkan Maulid Nabi syirik berarti mereka termasuk salah satu golongan yg 72 itu…………………


Iyaaa, memperingati Maulid Nabi merupakan bukti cinta kita pada Rasulullah. Puasa Senin juga disunnahkan. Mengapa, karena hari Senin itu hari kelahiran Rasulullah. Sangat bagus menyelenggarakan maulid Nabi dengan tatacara yang baik. Di dalamnya tidak ada kemaksiatan. Dan isinya merupakan taushiah keimanan dan ketaqwaan.
#
49 muhammad isnaini Kamis, Oktober 25, 2007 pukul 3:12 am

@ ian,,

sodara ian anda itu bener2 bodoh dan otak anda sudah kurang waras……

anda tdk mengerti hukum bid’ah tapi anda hanya ikut2an ngomong,,, dan anda tidak mengerti hukumnya syirik tapi anda hanya ikut2an ngomong…

anda itu seperti tongkosong yg nyaring bunyinya………….

anda bilang ruh Nabi Muhammad bingung hadir apabila orang melaksanakan maulid secara bersamaan…

sekarang saya mau nanya pada anda,,, apakah malaikat izro’il / malaikat maut bingung apabila dia mengambil nyawa seseorang dgn bersamaan?????

dan mulia mana malaikat dgn Nabi Muhammad????
dan hebat mana malaikat dgn Nabi Muhammad????
dan tinggi mana maqom malaikat dgn maqomnya Nabi Muhammad????

anda ini yg bakal masuk kedalam api neraka jahanam……
karena anda telah menghina orang2 yg sangat mencintai Nabi Muahmmad..s.a.w………..

orang2 mengadakan maulid itu karena rasa cinta mereka dan kerinduan mereka kepada Rosullulloh s.a.w. karena Alloh menyuruh kita bersholawat dan membesarkan beliau s.a.w…………….

mudah2 saja Alloh mengampuni ke khilafan anda dan mudah2 Alloh memberikan hidayah pada anda…. amin………


Semoga ada pencerahan bagi yang masih belum mau menerima peringatan maulid nabi
#
50 Anwar Kamis, Oktober 25, 2007 pukul 9:00 pm

mas, tapi terus terang belum ada dalil yang menjelaskan tentang maulid itu harus didperingati, kalau toh ada berarti anda menebarkan bid’ah, dan semua bid’ah semua tempatnya di neraka,

syukran,


Abuya as sayid Muhammad Alawi Al Maliki secara apik memakarkan persoalan maulid di kitab beliau. Dapat dijadikan bahan kajian. Saya juga ingin tanya adakah larangan secara tegas kita tidak boleh menyelenggarakan maulid nabi?
#
51 muhammad isnaini Jumat, Oktober 26, 2007 pukul 1:50 am

@ anwar…
maaf mas anwar betapa pendeknya pemikiran anda dgn masalah hukum bid’ah….

bid’ah itu ada 2 bid’ah hasanah dan bid’ah dholalah

anda mengatakan orang yg merayakan maulid Nabi bid’ah

sekarang saya mau nanya pada anda bagaimana dgn orang2 dan negara kita setiap 17 agustus memperingati hari pahlawan apakah itu bid’ah apakah tidak???

dan saya mau tau apakah ada dalilnya setiap 17 agustus harus di peringati sebagai hari pahlawan????

klo memperingati 17 agustus sebagai hari pahalawan itu bid’ah yg tidak baik ,,berarti seluruh negara indonesia bakal masuk kedalam neraka donk termasuk mas sendiri….

maaf mas jgn asal ngomong donk klo kurang ngerti masalah bid,ah…………..

dan jgn ngurusin orang yg berbuat amal ibadah yg baik

urusin diri sampean aja dan urusin keluarga sampean apakah anda dan mereka sudah baik apa blom…………..

wasalam………………….


Saya setuju bahwa maulid nabi merupakan perkara bid’ah. Namun bukan bid’ah yang dlolalah (jelek) tetapi bid’ah yang hasanah, baik. Banyak contoh bid’ah yang baik itu. Karena itu jika mendengar ungkapan bid’ah tidak harus langsung berasumsi jelek.
#
52 rohadi Jumat, Oktober 26, 2007 pukul 9:03 pm

hebat.. bila neraka dan sorga telah dikapling manusia. saling klaim km salah kamu salah kamu salah
Aku yang benar aku yang benar ak yang benar AKU yang benar
sebenarnya hakekat kebenaran itu dimana?
Atas klaim makhluk atau atas klaim sang pencipta
coba dilihat Santunya Rosul kepada orang kafir dan santunnya rosul kepada umatnya
Kalau masing-masing dah berani klaim kapling sorga dengan mengharamkan orang lainpertanda dunia akan hancur
Makhluk ya Makhluk
jangan mengklain Makhluk yang lain
Bukan membela salah satu
tapi dengan menyalahkan salah satu atau semua justruakan salah


Memang benar menyalahkan akan terlibat dalam kesalahan. Semoga semua dapat memperbaiki kesalahan agar tidak terjerumus dalam kesalahan ke dua, ke tiga dan seterusnya
#
53 muhamad ruhin Sabtu, Oktober 27, 2007 pukul 4:33 am

pemikiran NU MASUK NERAKA JELAS SALAH BESAR/DOSA BESAR…….ANDA TAHU ILMUNYA YANG BISA ANDA PERTANGGUNGJAWABKN PADA ALLAH SWT?BUKU ITU CUMA KARANGAN MANUSIA
kenapa saya bilang gitu,rubrik ini jelas hanya terpacu pada NU,tidak pada muhammadiyah juga
ajaran NU DAN MUHAMADIYAH ADALAH AJARAN DARI ALLAH SWT,NABI MUHAMMAD SAW,BENAR
kenapa anda tidak memacu pada rubrik KAFIR,MURTAD,JAHILLIYAH,YANG JELAS MASUK NERAKA.TYANG PENTING SAYA MASUK SURGA

APA ANDA BERANI NANGGUNG PADA ALLAH SWT???
NERAKA/SURGA ALLAH SWT YANG TAHU.


Kita harus berdo’a sekuat tenaga agar masuk surga dan terhindar dari neraka. Memang benar bahwa kafir, murtad itu akan masuk neraka. Nahhh amalan-amalan yang dilakukan oleh pengikut NU oleh pengarang buku yang saya sebut di atas dikategorikan amalan yang bisa menjadikan musyrik bahkan kafir.
#
54 muhamad ruhin Sabtu, Oktober 27, 2007 pukul 4:42 am

ALLAH MAHA TAHU
ALLAH MAHA MELIHAT/MENDENAR
ALLAH MAHA SEGALA GALANYA

PA YANG DILAKUKAN MANUSIA

ALLAHUAKBAR
ALLAHUAKBAR
ALLAHUAKBAR

JUSTRU KITA LAH YANG BERHATI2 PADA NERAKA?/
RUBRIK INI HANYA MENGACU PADA BUKU KARANGAN MANUSIA/?? PA PENULISNYA SUDAH TAHU SIAPA YANG MASUK NERAKA???/DAN BERANI BERTANGGUNGJAWAB PADA ALLAH SWT
SAYA MINTA BERI PENJELASAN ANDA DAN [PERTANGGUNGGUNJAWABAN ANDA PADA ALLAH SWT..
ALLAH SWT YANG TAHU ,BUKAN MANUSIA………………. KARENA BUKTI KONKRTET ANDA BUKU ITU ……………
ALLAHUAKBAR
ALLAHUAKBAR
ALLAHUAKBAR
JANGAN MATI KECUALI MASUK ISLAM


Janganlah kita mati kecuali dalam keadaan Islam yang kaffah
#
55 muhammad isnaini Sabtu, Oktober 27, 2007 pukul 9:37 am

“Rindu kami padamu ya Rasul,
Rindu tiada terperi,
Berabad jarak darimu ya Rasul,
Serasa engkau di sini,
Cinta ikhlasmu pada kami bagaikan cahaya surga,
Dapatkah umatmu ini membalas cintamu secara bersahaja….”
#
56 muhammad isnaini Sabtu, Oktober 27, 2007 pukul 11:31 am

WAHAI TUHAN ALLOH TA’ALA
HIDUPKAN HATI DENGAN CAHAYA
CAHAYA NABI, NABI YANG MULIA
NABI PEMBERI PENUNTUN SURGA

YA ALLOH WAHAI TUHAN HAMBA
PANDANGLAH DENGAN RIDHO SEMATA
CURAHKAN ROHMAT DI ALAM DUNIA
AGAR BERTEMU NABI YANG MULIA

YA ALLOH TUHAN DIRIKAN HAMBA
DENGAN RIDHO MU YANG MAHA MULIA
JANGAN KAU LIRIK SEBAGAI HAMBA
HAMBA YANG JAUH DARI CAHAYA

KUMPULKAN HAMBA DENGAN RIDHOMU
JAUHKAN HAMBA DARI SIKSAMU
DEKATKAN HAMBA DENGAN ROHMATMU
MASUKKAN HAMBA PADA SURGAMU

DI HARI INI KAMI BERDO’A
MENGUCAP NAMA NABI YANG SANGAT MULIA
BERSIHKAN HATI DARI DOSA
JAUHKAN DIRI DARI NERAKA

SHOLAWAT SALAM PADAMU NABI
BERSAMA KELUARGAMU YANG SUCI
DAN SAHABATMU YANG PEMBERANI
MEMBELA SAMPAI MATI

SYAIR INI SYAIR SAQOLAIN
CUCUNYA NABI, HASAN DAN HUSEIN
KETURUNANNYA TERTERA DI QUR’AN
PENGIKUTNYA DI BENCI SYAITHON

DENGAN BISMILLAH KAMI AWALI
ALHAMDULILLAH KAMI AKHIRI
PUJI ZAT TUHAN YANG MAHA TINGGI
WAHAI ILAHI ALLOHU ROBBI…………..

arti qosidah ini saya ketik dari nurul musthofa
yang dipimpin oleh zuriat / cucu rosullulloh
al-habib hasan bin ja’far asegaf


Indah dan menyentuh kalbu, semoga Allah Ta’ala berkenan menjumpakan kita pada baginda Nabi
#
57 BARKI Selasa, Oktober 30, 2007 pukul 5:41 am

ANDA SANGAT TIDAK ADA HAK UNTUK MEMFONIS SIAPAPUN JUGA UNTUK MASUK NERAKA.

YANG PANTAS DAN BERHAK ATAS ITU HANYA ALLAH SWT SEMATA,

SEHINGGA HAL TERSEBUT SUDAT BUKAN SEHARUSNYA,

HAI MANUSIA KETAHUILAH BAHWA MULAI HIDUPMU KAU TAK TAHU, DI SUMPAH UNTUK LAHIR SAJA KAU LUPA,

MATINYAPUN KAU GAK NGERTI KAPAN.

SUNGGUH HINA MULUTMU LANCANG DIMATA ALLAH.SWT


Mulut seorang muslim bila berucap penuh kesantunan. Pasti akan menemukan apa yang ada dalam tulisan tersebut. Nereka dan surga telah disediakan dan digelar. Saat ini kita telah diberi tuntunan syariat sebagai jalan menuju surga dan jika melanggar berarti menyediakan diri masuk ke neraka. Surga dan neraka adalah hak yang dapat kita rancangan saat ini. mengapa tidak?
#
58 Abdullah Rabu, Oktober 31, 2007 pukul 12:05 am

Apakah Salah jika Orang bergembira Atas kelahiran junjungan nabinya? saya kira Anda saja apa bila anak anda lahir kegembiraan anda sulit di bendung? apakah salah orang membaca maulid yang merupakan biografi dari Nabi mereka padahal dengan mengetahui itu orang-orang akan tambah rasa cintanya terhadap Nabinya? sedangkan anda tidak pernah melarang orang islam untuk membaca biografi para orientalis barat? apakah di benarkan seseorang memfonis suatu golongan masuk neraka? LAA YASKHAR QOWMUN MIN QOWMIN ‘ASAA AN YAKUNA KHAIRUN MIN HUM


Bener sekali jika kita mendapatkan nikmat maka kita harus mengungkapkan kegembiraan. Demikian nikmat kelahiran Rasulullah. Bagaimana cara mengungkapkan kegembiraan? Masing-masing umatnya memiliki cara yang terbaik. Sepanjang tidak ada kemaksiatan dan kemusyrikan pasti menjadi investasi amal.
#
59 Dodi Rabu, Oktober 31, 2007 pukul 10:20 am

Salafi/Wahabi memang selalu membuat ulah dengan menuduh kafir/bid’ah/musyrik kepada kaum ahlussunnah wal jama’ah. Mereka selalu mengklaim diri mereka sebagai ahlussunnah padahal mereka justru merusak agama dengan segala macam tuduhannya.
Saat ini saya membersihkan buku-buku yang saya baca dari pengaruh ajaran wahabi/salafi, bahkan kalau perlu saya bakar buku seperti itu.
Berhati-hatilah terhadap partai yang beraliran dari timur tengah, majalah atau website yang mengaku-ngaku sebagai ahlussunnah. Mereka sedikit banyak sudah terpengaruh ajaran takfir wahabi/salafi.


Umat harus diberi pembinaan agar tidak mudah tersesat dan disesatkan

#
60 yusuf Kamis, Nopember 1, 2007 pukul 8:57 am

wah kelihatannya seru nih.

aku jadi teringat suatu cerita yang berbunyi:
jika nanti di akhir jaman semua umat islam masuk surga dengan kavling-2nya sendiri sehingga kavling satu dengan yang lain tidak dapat ketemu, mungkin mereka akan bilang “lho kan bener saya. buktinya saya yang masuk surga” padahal tetangganya juga bilang hal yang sama.
mohon maaf jika ada kata-2 yang tidak berkenan.
semoga ALLAH SWT me ridho’i kepada kita semua.


Semoga Rahmat Allah menyelimuti setiap insan yang bertutur kalimah tauhid, kita pasti berjumpa di Rahmat Allah berupa jannah
#
61 Abdullah Selasa, Nopember 20, 2007 pukul 11:30 pm

bismillah,
ada sedikit komentar ana utk direnungkan,

siapakah manusia yg paling berilmu agama ini setelah nabi….?
jawabannya; para shahabat. karena mereka diajari langsung oleh nabi.

siapakah manusia yg paling benar amalannya setelah nabi..?
jawabannya; para shahabat. karena mereka langsung melihat mencontoh nabi dan nabi langsung mengoreksi jika ada kesalahan mereka.

siapakah yg paling mencintai nabi..?
jawabannya; para shahabat.. mereka hidup bersama nabi hidup dan mati. bahkan nabi lebih mereka cintai daripada diri mereka sendiri dan keluarganya.

siapakah yg paling dicintai nabi..?
jawabannya; ya jelas para shahabatnya..

siapakah yang paling beriman..?
jawabannya; jelas para shahabat.. mereka beriman kepada nabi di saat banyak manusia lainnya mengingkari rasulullah.

siapakah yang paling mengerti dan mengamalkan semua amalan2 dalam islam..?
jawabannya; para shahabat… mereka lsng diajari nabi dan mereka paling bersemangat mengamalkan semua ajaran nabi.

siapakah yg telah dijamin surga…?
jawabannya; sebagian dari nama2 shahabat telah jelas disebut akan masuk surga. ada dalil2nya banyak. Allah meridhoi mereka dan mereka ridho kepada Allah.

Agama ini datang dari Allah melalui Rasulullah, kemudian para shahabatnya, kemudian murid para shahabat, ke muridnya lagi, dan seterusnya… jadi kedudukan shahabat nabi sangat mulia. jika shahabat mengamalkan sesuatu sebagai ibadah maka pastilah karena amalan itu diajarkan oleh rasul, tapi jika shahabat tidak melakukannya maka pasti bukan ibadah atau tidak pernah diajarkan nabi sebagai ibadah.

apakah mungkin ada suatu ibadah dalam agama ini yang tidak diamalkan atau ditinggalkan sama sekali oleh shahabat? tentu saja tidak mungkin, karena tidak mungkin shahabat menghilangkan sebagian ajaran agama ini.
apakah mungkin ada suatu ibadah dalam islam yg tidak diajarkan shahabat kepada generasi muridnya? tentu saja tidak mungkin, karena Allah menjaga sempurnanya agama ini melalui perantaraan mereka itu.

nah, kita yakin nabi telah mengajarkan kepada shahabat semua hal IBADAH dalam agama islam dan tidak ada yg terlupa, kurang, terlewatkan. karena beliau pasti diwafatkan oleh Allah setelah risalah islam sempurna disampaikan. juga kita yakin shahabat sudah meneruskan semuanya itu kepada generasi setelahnya.

Sedangkan IBADAH itu apa? segala sesuatu yg dicintai Allah adalah ibadah, baik berupa ucapan perkataan maupun perbuatan, sesuai yang dicontohkan rasul. bagaimana kita tau sesuatu itu dicintai oleh Allah atau tidak? ya jika Allah atau Rasulullah memerintahkannya maka pastilah itu dicintai Allah (kan gak mungkin Allah atau rasulullah memerintahkan manusia melakukan yg dibenci Allah). Dan para shahabat lah yang paling mengerti dan mengamalkan semua ibadah itu.

dan ajaran islam sudah sempurna, semua hal ibadah yg dicintai oleh Allah dan diajarkan Rasulullah semuanya sudah lengkap dan sangat rinci. hingga cara (maaf) buang air, cebok, memakai sendal, melangkahkan kaki masuk-keluar masjid, sampai dengan rincian cara haji dsb semua ada tuntunannya, yang sampai pada kita melalui perantaraan ajaran para shahabat nabi.

lantas bgmn dgn maulid nabi?
saya tidak pernah mengetahui nabi menyuruh merayakan maulid sepeninggalnya tiap tanggal lahirnya, tetapi nabi menyuruh merayakan hari 1 syawal dan hari qurban. bahkan saya yakin memang gak pernah nabi menyuruh rayakan maulidnya.
yang paling mencintai nabi pun, yaitu para shahabat, mereka tidak pernah merayakan maulid di tanggal lahir nabi sepeninggalnya nabi, tidak pernah juga mereka berkabung tahunan di hari meninggalnya nabi.
mereka jelas-jelas yg paling mencintai nabi dan paling tau bagaimana cara mencintai nabi, tapi aneh ya kok mereka gak pernah melakukan maulidan. padahal (maaf) cara ceboknya mereka saja sangat bersemangat mengikuti apa yg dicontohkan nabi. sekiranya maulidan lebih mulia dari pada cebok ala nabi tentu saja mereka akan lebih bersemangat mengamalkan maulidan nabi. bukan hanya cebok, banyak hal-hal sederhana dan kecil lainnya yang jelas2 telah dituntunkan nabi maka para shahabat pasti mengamalkannya.

tentu saja mereka tidak mengamalkan maulidan karena itu gak ada diperintahkan nabi, mereka juga tau bahwa itu bukanlah suatu yg terhitung sebagai ibadah, dan tidak ada faedah pahalanya dalam agama ini. seandainya berfaedah, tentu saja lebih baik mereka maulidan daripada cebok ala nabi. seandainya bermanfaat dalam agama ini, tentu saja para sahabat akan lebih dulu mengamalkannya daripada kita. sedangkan cebok, kita pun sudah tau bagaimana waktu itu nabi menuntunkan kepada para shahabat (yaitu dgn 3 batu, dgn tangan kiri, dst…. ).

maafkan saya ini karna pakai analogi demikian yg cukup ekstrim agar lebih gamblang dipahami.


Saya melihat pandangan Antum, seperti pandangan kawan-kawan salafi atau wahabi. Pandangan salafi/wahabi telah menampakkan pola pandang yang jelas terhadap fenomena bid’ah termasuk maulid nabi. Jika saya bertanya sederhana dosakah orang-orang yang membuat acara maulid. Bid’ah yang dlolalkah. Syirikkah? Atau maulid itu kejahatan? Jika memang maulid itu tidak pernah diperintahkan. Apakah juga ada larangan? Larangan yang bagaimana? Bagaimana dengan hal-hal yang dikatakan at tarqu? Semoga diskusi kita berlanjut dan tidak buntu. Jazakumullah ahsanu jaza’
#
62 Abdullah Selasa, Nopember 20, 2007 pukul 11:47 pm

jadi, yg lebih baik dan lebih selamatnya saya mengikuti saja apa2 yg jelas dari shahabat nabi daripada mengikuti yg gak jelas dari kiai2 atau simbah2 saya. karna shahabat nabi lebih berilmu islam dan paling mencintai nabi daripada kiai2 atau simbah2 saya.

sekalipun semua orang di kampung saya melakukannya sesuatu yang mereka anggap ibadah tapi kalo itu gak pernah dilakukan shahabat nabi maka ngapain saya ikut2an melakukan? kan gak mungkin ada suatu ibadah yang gak diketahui atau gak diajarkan oleh shahabat nabi. apalagi kalo sesuatu yang dianggap-anggap sbg ibadah itu jelas2 gak pernah dilakukan oleh Nabi, itu mah udah jelas gak perlu saya lakukan. karna kalo saya lakukan, siapa yang menjamin bahwa amalan itu dicintai oleh Allah?? alasan mereka melakukannya karna mencintai nabi atau mencintai Allah jadinya cuma bertepuk sebelah tangan….
sedangkan kalo jelas ada contohnya dan diamalkan para shahabat, maka saya lebih yakin dan setidaknya ada yang saya teladani dan menjadi alasan saya kelak di hari kiamat, yaitu saya mengikuti orang2 yang memang mulia disisi Allah, yaitu dari Nabi dan para shahabatnya.

dan memang ini berat, saya melakukan sesuatu yang sesuai contoh nabi dan shahabat namun berkebalikan dengan apa di lingkungan sekitar saya adalah suatu yg berat. demikian juga berat sekali meninggalkan sesuatu yang memang juga tidak dilakukan nabi dan shahabatnya sementara lingkungan sekitar saya melakukannya. tapi kan dalam beragama ini saya mengikuti nabi dan mencari ridho Allah, saya bukan beragama dengan ngikut masyarakat atau mencari ridho masyarakat.

demikian semoga dapat berbagi pencerahan.
saya cuma jalan2 antar blog dan nemu blog anda, kesan saya masih semrawut, semoga Allah menunjuki anda hidayah Nya dan kepada saya juga.


Pertama kami sangat senang dengan ada komentar atau masukkan bahwa rumah kami ini masih semrawut. Jika ada saran perbaikan dari kesemrawutan menuju tatatan yang resik, kami sangat bersenang hati menerimanya. Kalau boleh tahu, blog panjenengan alamatnya mana. Ingin niru jika diperbolehkan. Monggo jalan-jalan. Sangat menarik pemikiran tentang mengembalikan semua probelm ke Rasulullah dan para sahabatnya. Semoga semangat ini memberi api perjuangan dalam Islam. Jazakumullah ahsanu jaza’
#
63 ajat sudrajat Rabu, Nopember 21, 2007 pukul 7:17 am

waduuh pak- mardi pak mardi, ya mbok kalau baca buku itu jangan di “Badhog” (makan jawa red….) semua doong ya mbok anda baca juga doong buku revelensi yang lain nah itu namanya “bijaksana” kalau anda cuma mengambil salah satu reverensi aja tanpa ada pembanding!!! itu mah sama saja dengan cah angon yang baru bisa baca he,he,he, sorhy ya pak eh mas soalnya aku jengkel juga baca ulasan anda emang yang menentukan masuk neraka atau surga itu anda??? kalau mengulas sebuah buku itu anda juga harus menyertakan refelensi atau pendapat yang lain dooong!!! YA ALLAH KENAPA ANTAR SESAMA MUSLIM AJA HARUS SALING MENGEJEK, DUUH SEANDAINYA SEMUA MUSLIM ITU BERSATU, INGAT TUHAN ORANG ISLAM ITU CUMA SATU YAITU ALLAH SUBHAHUWATA’ALA NABI NYA JUGA SATU MUAHAMMAD ROSUL ALLAH, TAPI KENAPA HARUS SALING MENGEJEK PADAHAL ITU HILAFIYAH, YA ALLAH LINDUNGI KAMI DARI PERPECAHAN DAN DARI ORANG-ORANG YANG DENGKI PADA KAMI


Saya sangat seneng gaya ceplas-ceplos dari jenengan. Semoga menemuka hakekat tulisan saya yang satu ini. Semoga dapat mengambil nilai yang ingin saya sampaikan ke pembaca. Kita punya kerinduan yang sama yaitu menyelamatkan semua umat dari neraka
#
64 Abdullah Kamis, Nopember 22, 2007 pukul 7:02 am

pak mawar, saya tidak punya blog, kebetulan saya sdang googling kemaren gak sengaja ketemu blog anda ini. dan hanya karena Allah lah saya menulis dalam rangka saling menasehati.

sebelumnya saya sudah tulis, amalan aneh bernama maulidan itu tidak ada perintahnya dan juga tidak ada contohnya satupun dalam peribadatan yg benar-benar bersumber dari Allah, dari nabi, dari shahabat, dari murid shahabat, dari murid-muridnya shahabat, dari seluruh imam ulama ahli hadits, dari seluruh ulama ahli fikih generasi dahulu yang mereka itu sangat alim dan berilmu. fakta ini tidak ada yg bisa memungkiri.

sekonyong-konyong kok tiba2 di jaman kita amalan bid’ah ini nongol…

jika ada yg beralasan karna semata2 berniat sebagai wujud mencintai Allah dan nabi, maka marilah kita pahami firman Allah yang sangat mulia: “qul, inkuntum tuhibbunallah fattabi’uni” (katakanlah wahai nabi, jika kamu sekalian memang mencintai Allah maka ikutilah aku), pada ayat ini Allah sendiri lah yang telah memerintahkan rasul Nya untuk menyatakan bahwa kecintaan yang hakiki dan diakui oleh Allah adalah kecintaan yang diwujudkan dengan hanya mengikuti sunnah rasul Nya. ayat ini sudah jelas dan sangat gamblang maknanya, namun Allah lah jua yang memberikan kita hidayah. lantas siapakah yang diikuti oleh para fanatikus maulidan yang ngaku-ngaku mencintai Allah dan rasulullah?

kalo sembarang menyatakan atau beralasan cinta, maka siapapun bisa menyatakannya dan berniat demikian, bahkan para sufi ekstrim yg sesat banyak yang meninggalkan sholat dan ibadah lainnya dengan alasan karena sudah mencapai tingkat tertinggi dalam mencintai Allah. anda wahai fanatikus maulidan sama saja dengan si sufi sesat itu, kecintaan yg kalian katakan itu sama2 hanyalah pengakuan semata.
“lho anda gak berhak mengklaim isi hati orang diterima atau tidak cintanya oleh Allah…!”
maaf ya pak..pak, ini bukan kata saya lho, tapi saya cuma sekedar mengatakan ulang apa yg Allah sendiri telah katakan kepada para pengaku cinta palsu: “qul inkuntum tuhibbunallah fattabi’uni”.
Jadi kalo mau protes jangan sama saya ya…


Jazakumullah ahsanu jaza’. Semoga persaudaraan kita terwujud. Surga yang sangat luas akan menampung para umat Rasulullah yang mencintai beliau. Sepanjang pelaksanaan maulid tidak ada kemaksiatan, maka hal itu dapat dijadikan pintu untuk mengetuk pintu surga agar terbuka. Rasulullah pasti menyambut umatnya yang mencintai beliau lewat maulid.
#
65 muhammad isnaini Kamis, Nopember 22, 2007 pukul 7:36 am

Nabi saw memperbolehkan kita melakukan Bid’ah hasanah selama hal itu baik dan tidak menentang syariah, sebagaimana sabda beliau saw: “Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat-buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya” (Shahih Muslim hadits no.1017,)

eh abdullah orang yg melakukan maulid itu adalah perbuatan yg di perbolehkan dan tidak melanggar syariah…..

seharusnya anda berpikir jgn asal ngomong……..

pahami dulu masalah bid”ah baru ngomong……
bid”ah itu ada yg baik dan ada yg buruk………..

aduh payah lo……………

para sahabat aja pernah melakukan bid”ah ,,tapi bid”ah nya yg baik………………..

makanya berguru supaya tau…..

jgn baca2 dan mentafsirkan sendiri aja,,
hati2,,,, kata Nabi orang tdk punya guru maka setanlah gurunya…………… tu hati2 lo……………


Ini, Mas Abdullah yang menyuarakan pandangan Wahabi/Salafi ada nasehat dengan cara Mas Muhammad Isnaini. Semoga dapat mendewasan panjenengan. Cambuk untuk kebaikan.
#
66 Abdullah Kamis, Nopember 22, 2007 pukul 7:39 am

entah kenapa, banyak orang yang alergi dan serta merta antipati jika muncul ‘klaim-klaim’ ini sesat, itu sesat, ini perbuatan kekafiran, itu bid’ah, dll… semata-mata sikap antipati itu muncul dari emosi, perasaan, atau pikiran nya saja tanpa meneliti lebih dulu dengan timbangan yg benar. bukankah disisi kita ada kitabullah dan sunnah?

lantas mari kita lihat apa yg menjadi dasar orang2 yang menyatakan itu, sesuaikah dengan kitabullah dan sunnah/hadits2 rasul? jika sesuai maka kita sepakat, jika tidak maka buang saja ke tong sampah, gitu aja kok repot!

lalu mungkin akan ada yg bingung, karna semuanya menyatakan kami berdasarkan alquran dan sunnah… lho kok bisa semua mengaku begitu, padahal jelas2 arah dan hasilnya berkebalikan 180 derajat? lha yg paling paham dan mengerti agama ini siapa?? saya sudah bilang kemaren bahwa mereka itu adalah para shahabat nabi, dan para ulama ahli hadits (karena ulama ahli hadits adalah ulama yg paling tau ttg hadits, paling tau mana yg sesuai sunnah dan mana yg tidak sesuai sunnah nabi). jadi ya kita tinggal lihat dan ikuti penjelasan mereka itu semua. semuanya ada di jutaan jilid kitab2 ajaran islam yg pernah mereka tulis.

lalu, kenyataan umat saat ini ada kelompok yg begini ada yg begitu.. yg satu beda dari yg lain, bahkan berkebalikan. bukankah justru keadaan seperti inilah yg merupakan kenyataan bahwa umat saat ini berpecah belah?lantas apakah yg dikatakan sebagai persatuan itu jika kita biarkan semua yg berbeda ini dan kita hanya adem ayem saja rukun kanan kiri sekalipun berbeda paham bahkan akidah? lha kan sudah jelas kenyataan yg ada bahwa umat terpecah belah saling berbeda satu kelompok dengan kelompok yg lain… masing2 mengikuti paham kelompok dan pimpinannya sendiri2. sekalipun tidak ada di antara kita yg menyatakan kelompok ini dan itu sesat, atau ini dan itu bid’ah, maka tetap saja keadaan umat adalah dalam kenyataan berpecah belah dalam bermacam2 aliran pemikiran dan tokoh2nya. bukankah begitu?? ya sama saja boong dong kalo gitu yg anda katakan jalin ukhuwah, silaturrahim, jaga persatuan, eratkan persaudaraan… semua itu hanyalah jadi embel2 dan pembungkus yg menutupi kebobrokan dan perpecahan umat yg sesungguhnya yg tetap ada terus.

jadi persatuan umat yg hakiki itu bagaimana? alhamdulilah kalo saya tidak bingung lagi dgn pertanyaan ini, silahkan yg masih bingung belajar lebih banyak…

oya pak mawar, jika saja pemahaman saya seperti yg disebut sebagai manhaj salaf yg dibawa muhammad bin abdul wahab, lantas emangnya kenapa? apa ada yang salah? saya memang sedikit banyak pelajari tentang manhaj salaf dan tampaknya tidak ada masalah pada mereka, penjelasan mereka saya rasakan sangat gamblang dan semua hal bisa dijelaskan oleh mereka secara ilmiah, komprehensif, dan memuaskan dahaga saya akan kebingungan mana yg haq dan mana yg batil. terus terang saya pun mulai belajar banyak dari mereka yg kelihatannya menjalani islam dengan manhaj salaf, yang kalo orang banyak sebut mereka sebagai salafy.

sudah sampai disini saja kunjungan saya…


Pertama, (terima kasih) jazakumullah ahsanu jaza’ panjenengan telah membuka diri sebagai seorang salafi, wahabi. Masihkah panjenengan akan memaksakan pemikiran salafi/wahabi? Jika panjenengan pengikut setia wahabi, maka setiap berpendapat sangat bagus langsung aja menurut wahabi demikian dan demikian. Daripada berpendapat menurut al Qur’an dan sunnah. Padahal ujung-ujungnya dari salafi atau wahabi. Karena itu Mas Muhammad Isnaini, marah-marah. Karena panjenengan seperti pendekar aja, mas.
Kedua, kenapa harus menghentikan diskusi dengan cara ngambek seperti itu. Pastikan bahwa pandangan wahabi/salafi yang panjenengan bawa juga dilihat dan didengar banyak pembaca. Pembaca akan menyaring. Biar keputusan di mata pembaca. Kenapa harus purik, kata orang Jawa.
Ketiga, kita sama-sama membawa pandangan para ulama’ terdahlu. Ada Imam Syafi’i, ada Imam Malik dan lainnya. Maka sikap ahlu sunnah selalu mengambil dan mengedepankan pandangan para imam madzab. Tidak harus menyalah-nyalahkan.
Keempat, sebaiknya panjenengan mulai lebih dewasa dalam pandangan dan pendpat sehingga tidak terjerumus klaim dan menyalah-nyalahkan.
Kelima, kami mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dan membuat persaudaraan kita kurang harmonis. Ayoo tetap suarakan apa yang panjenengan yaqini.
#
67 muhammad isnaini Kamis, Nopember 22, 2007 pukul 7:53 am

enak aja bilang orang yg beramal kebaikan sesat ….

lo tu kali yg sesat…………….

abdullah lo ga sadar kalo lo tu sama sekali ga punya adab sama Rosullulloh saw………

maulid itu kan isinya sholawat dan yg dibaca sejarah Nabi….

Alloh aja memuliakan beliau dan membesarkan beliau,,,,

masa kita sebagai umatnya ga mau memuliakan dan membesarkan beliau…..

di mana akal lo???

mereka para ulama mengadakan maulid itu tidak lain semata2 hanya membesarkan dan memuliakan beliau rosullulloh saw………..
dan apa yg mereka lakukan semata2 melaksanakan apa yg Alloh perintahkan kepada kita supaya membesarkan Nabi Muhammad saw…………..
abdullah,,, abdullah so tau lo………….


Ini Ustadz kita (Mas Muhammad Isnaini) mulai mengeluarkan jurus serang. Nah, harus ada kehati-hatian dalam menyetakan bahwa maulid itu bid’ah dlolalah. Sangat terlalu dini dan sederhana jika harus klaim bahwa maulid itu sesat. Maulid itu syirik dan dosa. Ayooo Mas Abdullah, dengar pemikiran ahlu sunnah wal jammah ini. Jangan fanatik pada wahabi/salaf. Fanatik buta yaaa. Ini mas Isnaini udah mau dialoq khok. Tidak harus dengan nada kecaman tapi nasehat. Sangat bagus Insya Allah
#
68 muhammad isnaini Kamis, Nopember 22, 2007 pukul 8:01 am

Ni abdullah sedikit masalah bid’ah yg harus lo baca……

I. Nabi saw memperbolehkan berbuat bid’ah hasanah.
Nabi saw memperbolehkan kita melakukan Bid’ah hasanah selama hal itu baik dan tidak menentang syariah, sebagaimana sabda beliau saw: “Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat-buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya dan tak dikurangkansedikitpun dari dosanya” (Shahih Muslim hadits no.1017, demikian pula diriwayatkan pada Shahih Ibn Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra, Sunan Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan banyak lagi). Hadits ini menjelaskan makna Bid’ah hasanah dan Bid’ah dhalalah.

Perhatikan hadits beliau saw, bukankah beliau saw menganjurkan?, maksudnya bila kalian mempunyai suatu pendapat atau gagasan baru yg membuat kebaikan atas islam maka perbuatlah.., alangkah indahnya bimbingan Nabi saw yg tidak mencekik ummat, beliau saw tahu bahwa ummatnya bukan hidup untuk 10 atau 100 tahun, tapi ribuan tahun akan berlanjut dan akan muncul kemajuan zaman, modernisasi, kematian ulama, merajalela kemaksiatan, maka tentunya pastilah diperlukan hal-hal yg baru demi menjaga muslimin lebih terjaga dalam kemuliaan, demikianlah bentuk kesempurnaan agama ini, yg tetap akan bisa dipakai hingga akhir zaman, inilah makna ayat : “ALYAUMA AKMALTU LAKUM DIINUKUM..dst, “hari ini Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, kusempurnakan pula kenikmatan bagi kalian, dan kuridhoi islam sebagai agama kalian”, maksudnya semua ajaran telah sempurna, tak perlu lagi ada pendapat lain demi memperbaiki agama ini, semua hal yg baru selama itu baik sudah masuk dalam kategori syariah dan sudah direstui oleh Allah dan rasul Nya, alangkah sempurnanya islam.

Namun tentunya bukan membuat agama baru atau syariat baru yg bertentangan dengan syariah dan sunnah Rasul saw, atau menghalalkan apa-apa yg sudah diharamkan oleh Rasul saw atau sebaliknya, inilah makna hadits beliau saw : “Barangsiapa yg membuat buat hal baru yg berupa keburukan…dst”, inilah yg disebut Bid’ah Dhalalah. Beliau saw telah memahami itu semua, bahwa kelak zaman akan berkembang, maka beliau saw memperbolehkannya (hal yg baru berupa kebaikan), menganjurkannya dan menyemangati kita untuk memperbuatnya, agar ummat tidak tercekik dengan hal yg ada dizaman kehidupan beliau saw saja, dan beliau saw telah pula mengingatkan agar jangan membuat buat hal yg buruk (Bid’ah dhalalah).

Mengenai pendapat yg mengatakan bahwa hadits ini adalah khusus untuk sedekah saja, maka tentu ini adalah pendapat mereka yg dangkal dalam pemahaman syariah, karena hadits diatas jelas-jelas tak menyebutkan pembatasan hanya untuk sedekah saja, terbukti dengan perbuatan bid’ah hasanah oleh para Sahabat dan Tabi’in.

II. Siapakah yg pertama memulai Bid’ah hasanah setelah wafatnya Rasul saw?
Ketika terjadi pembunuhan besar-besaran atas para sahabat (Ahlul yamaamah) yg mereka itu para Huffadh (yg hafal) Alqur’an dan Ahli Alqur’an di zaman Khalifah Abubakar Asshiddiq ra, berkata Abubakar Ashiddiq ra kepada Zeyd bin Tsabit ra : “Sungguh Umar (ra) telah datang kepadaku dan melaporkan pembunuhan atas ahlulyamaamah dan ditakutkan pembunuhan akan terus terjadi pada para Ahlulqur’an, lalu ia menyarankan agar Aku (Abubakar Asshiddiq ra) mengumpulkan dan menulis Alqur’an, aku berkata : Bagaimana aku berbuat suatu hal yg tidak diperbuat oleh Rasulullah..??, maka Umar berkata padaku bahwa Demi Allah ini adalah demi kebaikan dan merupakan kebaikan, dan ia terus meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan Umar, dan engkau (zeyd) adalah pemuda, cerdas, dan kami tak menuduhmu (kau tak pernah berbuat jahat), kau telah mencatat wahyu, dan sekarang ikutilah dan kumpulkanlah Alqur’an dan tulislah Alqur’an..!” berkata Zeyd : “Demi Allah sungguh bagiku diperintah memindahkan sebuah gunung daripada gunung-gunung tidak seberat perintahmu padaku untuk mengumpulkan Alqur’an, bagaimana kalian berdua berbuat sesuatu yg tak diperbuat oleh Rasulullah saw??”, maka Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu adalah kebaikan, hingga iapun meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan mereka berdua dan aku mulai mengumpulkan Alqur’an”. (Shahih Bukhari hadits no.4402 dan 6768).

Nah saudaraku, bila kita perhatikan konteks diatas Abubakar shiddiq ra mengakui dengan ucapannya : “sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan Umar”, hatinya jernih menerima hal yg baru (bid’ah hasanah) yaitu mengumpulkan Alqur’an, karena sebelumnya alqur’an belum dikumpulkan menjadi satu buku, tapi terpisah-pisah di hafalan sahabat, ada yg tertulis di kulit onta, di tembok, dihafal dll, ini adalah Bid’ah hasanah, justru mereka berdualah yg memulainya.

Kita perhatikan hadits yg dijadikan dalil menafikan (menghilangkan) Bid’ah hasanah mengenai semua bid’ah adalah kesesatan, diriwayatkan bahwa Rasul saw selepas melakukan shalat subuh beliau saw menghadap kami dan menyampaikan ceramah yg membuat hati berguncang, dan membuat airmata mengalir.., maka kami berkata : “Wahai Rasulullah.. seakan-akan ini adalah wasiat untuk perpisahan…, maka beri wasiatlah kami..” maka rasul saw bersabda : “Kuwasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengarkan dan taatlah walaupun kalian dipimpin oleh seorang Budak afrika, sungguh diantara kalian yg berumur panjang akan melihat sangat banyak ikhtilaf perbedaan pendapat, maka berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa’urrasyidin yg mereka itu pembawa petunjuk, gigitlah kuat kuat dengan geraham kalian (suatu kiasan untuk kesungguhan), dan hati-hatilah dengan hal-hal yg baru, sungguh semua yg Bid’ah itu adalah kesesatan”. (Mustadrak Alasshahihain hadits no.329).

Jelaslah bahwa Rasul saw menjelaskan pada kita untuk mengikuti sunnah beliau dan sunnah khulafa’urrasyidin, dan sunnah beliau saw telah memperbolehkan hal yg baru selama itu baik dan tak melanggar syariah, dan sunnah khulafa’urrasyidin adalah anda lihat sendiri bagaimana Abubakar shiddiq ra dan Umar bin Khattab ra menyetujui bahkan menganjurkan, bahkan memerintahkan hal yg baru, yg tidak dilakukan oleh Rasul saw yaitu pembukuan Alqur’an, lalu pula selesai penulisannya dimasa Khalifah Utsman bin Affan ra, dengan persetujuan dan kehadiran Ali bin Abi Thalib kw.

Nah.. sempurnalah sudah keempat makhluk termulia di ummat ini, khulafa’urrasyidin melakukan bid’ah hasanah, Abubakar shiddiq ra dimasa kekhalifahannya memerintahkan pengumpulan Alqur’an, lalu kemudian Umar bin Khattab ra pula dimasa kekhalifahannya memerintahkan tarawih berjamaah dan seraya berkata : “Inilah sebaik-baik Bid’ah!”(Shahih Bukhari hadits no.1906) lalu pula selesai penulisan Alqur’an dimasa Khalifah Utsman bin Affan ra hingga Alqur’an kini dikenal dengan nama Mushaf Utsmaniy, dan Ali bin Abi Thalib kw menghadiri dan menyetujui hal itu. Demikian pula hal yg dibuat-buat tanpa perintah Rasul saw adalah dua kali adzan di Shalat Jumat, tidak pernah dilakukan dimasa Rasul saw, tidak dimasa Khalifah Abubakar shiddiq ra, tidak pula dimasa Umar bin khattab ra dan baru dilakukan dimasa Utsman bn Affan ra, dan diteruskan hingga kini (Shahih Bulkhari hadits no.873).

Siapakah yg salah dan tertuduh?, siapakah yg lebih mengerti larangan Bid’ah?, adakah pendapat mengatakan bahwa keempat Khulafa’urrasyidin ini tak faham makna Bid’ah?

III. Bid’ah Dhalalah
Jelaslah sudah bahwa mereka yg menolak bid’ah hasanah inilah yg termasuk pada golongan Bid’ah dhalalah, dan Bid’ah dhalalah ini banyak jenisnya, seperti penafikan sunnah, penolakan ucapan sahabat, penolakan pendapat Khulafa’urrasyidin, nah…diantaranya adalah penolakan atas hal baru selama itu baik dan tak melanggar syariah, karena hal ini sudah diperbolehkan oleh Rasul saw dan dilakukan oleh Khulafa’urrasyidin, dan Rasul saw telah jelas-jelas memberitahukan bahwa akan muncul banyak ikhtilaf, berpeganglah pada Sunnahku dan Sunnah Khulafa’urrasyidin, bagaimana Sunnah Rasul saw?, beliau saw membolehkan Bid’ah hasanah, bagaimana sunnah Khulafa’urrasyidin?, mereka melakukan Bid’ah hasanah, maka penolakan atas hal inilah yg merupakan Bid’ah dhalalah, hal yg telah diperingatkan oleh Rasul saw.

Bila kita menafikan (meniadakan) adanya Bid’ah hasanah, maka kita telah menafikan dan membid’ahkan Kitab Al-Quran dan Kitab Hadits yang menjadi panduan ajaran pokok Agama Islam karena kedua kitab tersebut (Al-Quran dan Hadits) tidak ada perintah Rasulullah saw untuk membukukannya dalam satu kitab masing-masing, melainkan hal itu merupakan ijma/kesepakatan pendapat para Sahabat Radhiyallahu’anhum dan hal ini dilakukan setelah Rasulullah saw wafat.

Buku hadits seperti Shahih Bukhari, shahih Muslim dll inipun tak pernah ada perintah Rasul saw untuk membukukannya, tak pula Khulafa’urrasyidin memerintahkan menulisnya, namun para tabi’in mulai menulis hadits Rasul saw. Begitu pula Ilmu Musthalahulhadits, Nahwu, sharaf, dan lain-lain sehingga kita dapat memahami kedudukan derajat hadits, ini semua adalah perbuatan Bid’ah namun Bid’ah Hasanah. Demikian pula ucapan “Radhiyallahu’anhu” atas sahabat, tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah saw, tidak pula oleh sahabat, walaupun itu di sebut dalam Al-Quran bahwa mereka para sahabat itu diridhoi Allah, namun tak ada dalam Ayat atau hadits Rasul saw memerintahkan untuk mengucapkan ucapan itu untuk sahabatnya, namun karena kecintaan para Tabi’in pada Sahabat, maka mereka menambahinya dengan ucapan tersebut. Dan ini merupakan Bid’ah Hasanah dengan dalil Hadits di atas, Lalu muncul pula kini Al-Quran yang di kasetkan, di CD kan, Program Al-Quran di handphone, Al-Quran yang diterjemahkan, ini semua adalah Bid’ah hasanah. Bid’ah yang baik yang berfaedah dan untuk tujuan kemaslahatan muslimin, karena dengan adanya Bid’ah hasanah di atas maka semakin mudah bagi kita untuk mempelajari Al-Quran, untuk selalu membaca Al-Quran, bahkan untuk menghafal Al-Quran dan tidak ada yang memungkirinya.

Sekarang kalau kita menarik mundur kebelakang sejarah Islam, bila Al-Quran tidak dibukukan oleh para Sahabat ra, apa sekiranya yang terjadi pada perkembangan sejarah Islam ? Al-Quran masih bertebaran di tembok-tembok, di kulit onta, hafalan para Sahabat ra yang hanya sebagian dituliskan, maka akan muncul beribu-ribu Versi Al-Quran di zaman sekarang, karena semua orang akan mengumpulkan dan membukukannya, yang masing-masing dengan riwayatnya sendiri, maka hancurlah Al-Quran dan hancurlah Islam. Namun dengan adanya Bid’ah Hasanah, sekarang kita masih mengenal Al-Quran secara utuh dan dengan adanya Bid’ah Hasanah ini pula kita masih mengenal Hadits-hadits Rasulullah saw, maka jadilah Islam ini kokoh dan Abadi, jelaslah sudah sabda Rasul saw yg telah membolehkannya, beliau saw telah mengetahui dengan jelas bahwa hal hal baru yg berupa kebaikan (Bid’ah hasanah), mesti dimunculkan kelak, dan beliau saw telah melarang hal-hal baru yg berupa keburukan (Bid’ah dhalalah).

Saudara-saudaraku, jernihkan hatimu menerima ini semua, ingatlah ucapan Amirulmukminin pertama ini, ketahuilah ucapan ucapannya adalah Mutiara Alqur’an, sosok agung Abubakar Ashiddiq ra berkata mengenai Bid’ah hasanah : “sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan Umar”.

Lalu berkata pula Zeyd bin haritsah ra :”..bagaimana kalian berdua (Abubakar dan Umar) berbuat sesuatu yg tak diperbuat oleh Rasulullah saw??, maka Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu adalah kebaikan, hingga iapun(Abubakar ra) meyakinkanku (Zeyd) sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan mereka berdua”.

Maka kuhimbau saudara-saudaraku muslimin yg kumuliakan, hati yg jernih menerima hal-hal baru yg baik adalah hati yg sehati dengan Abubakar shiddiq ra, hati Umar bin Khattab ra, hati Zeyd bin haritsah ra, hati para sahabat, yaitu hati yg dijernihkan Allah swt, Dan curigalah pada dirimu bila kau temukan dirimu mengingkari hal ini, maka barangkali hatimu belum dijernihkan Allah, karena tak mau sependapat dengan mereka, belum setuju dengan pendapat mereka, masih menolak bid’ah hasanah, dan Rasul saw sudah mengingatkanmu bahwa akan terjadi banyak ikhtilaf, dan peganglah perbuatanku dan perbuatan khulafa’urrasyidin, gigit dengan geraham yg maksudnya berpeganglah erat-erat pada tuntunanku dan tuntunan mereka.

Allah menjernihkan sanubariku dan sanubari kalian hingga sehati dan sependapat dengan Abubakar Asshiddiq ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin Affan ra, Ali bin Abi Thalib kw dan seluruh sahabat.. amiin.

IV. Pendapat para Imam dan Muhadditsin mengenai Bid’ah
1. Al Hafidh Al Muhaddits Al Imam Muhammad bin Idris Assyafii rahimahullah (Imam Syafii)
Berkata Imam Syafii bahwa bid’ah terbagi dua, yaitu bid’ah mahmudah (terpuji) dan bid’ah madzmumah (tercela), maka yg sejalan dengan sunnah maka ia terpuji, dan yg tidak selaras dengan sunnah adalah tercela, beliau berdalil dengan ucapan Umar bin Khattab ra mengenai shalat tarawih : “inilah sebaik baik bid’ah”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 86-87)

2. Al Imam Al Hafidh Muhammad bin Ahmad Al Qurtubiy rahimahullah
“Menanggapi ucapan ini (ucapan Imam Syafii), maka kukatakan (Imam Qurtubi berkata) bahwa makna hadits Nabi saw yg berbunyi : “seburuk-buruk permasalahan adalah hal yg baru, dan semua Bid’ah adalah dhalalah” (wa syarrul umuuri muhdatsaatuha wa kullu bid’atin dhalaalah), yg dimaksud adalah hal-hal yg tidak sejalan dengan Alqur’an dan Sunnah Rasul saw, atau perbuatan Sahabat radhiyallahu ‘anhum, sungguh telah diperjelas mengenai hal ini oleh hadits lainnya : “Barangsiapa membuat buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya” (Shahih Muslim hadits no.1017) dan hadits ini merupakan inti penjelasan mengenai bid’ah yg baik dan bid’ah yg sesat”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 87)

3. Al Muhaddits Al Hafidh Al Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf Annawawiy rahimahullah (Imam Nawawi)
“Penjelasan mengenai hadits : “Barangsiapa membuat-buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yg dosanya”, hadits ini merupakan anjuran untuk membuat kebiasaan kebiasaan yg baik, dan ancaman untuk membuat kebiasaan yg buruk, dan pada hadits ini terdapat pengecualian dari sabda beliau saw : “semua yg baru adalah Bid’ah, dan semua yg Bid’ah adalah sesat”, sungguh yg dimaksudkan adalah hal baru yg buruk dan Bid’ah yg tercela”. (Syarh Annawawi ‘ala Shahih Muslim juz 7 hal 104-105)

Dan berkata pula Imam Nawawi bahwa Ulama membagi bid’ah menjadi 5, yaitu Bid’ah yg wajib, Bid’ah yg mandub, bid’ah yg mubah, bid’ah yg makruh dan bid’ah yg haram. Bid’ah yg wajib contohnya adalah mencantumkan dalil-dalil pada ucapan ucapan yg menentang kemungkaran, contoh bid’ah yg mandub (mendapat pahala bila dilakukan dan tak mendapat dosa bila ditinggalkan) adalah membuat buku buku ilmu syariah, membangun majelis taklim dan pesantren, dan Bid;ah yg Mubah adalah bermacam-macam dari jenis makanan, dan Bid’ah makruh dan haram sudah jelas diketahui, demikianlah makna pengecualian dan kekhususan dari makna yg umum, sebagaimana ucapan Umar ra atas jamaah tarawih bahwa inilah sebaik2 bid’ah”. (Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz 6 hal 154-155)

4. Al Hafidh AL Muhaddits Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy rahimahullah
Mengenai hadits “Bid’ah Dhalalah” ini bermakna “Aammun makhsush”, (sesuatu yg umum yg ada pengecualiannya), seperti firman Allah : “… yg Menghancurkan segala sesuatu” (QS Al Ahqaf 25) dan kenyataannya tidak segalanya hancur, (*atau pula ayat : “Sungguh telah kupastikan ketentuanku untuk memenuhi jahannam dengan jin dan manusia keseluruhannya” QS Assajdah-13), dan pada kenyataannya bukan semua manusia masuk neraka, tapi ayat itu bukan bermakna keseluruhan tapi bermakna seluruh musyrikin dan orang dhalim.pen) atau hadits : “aku dan hari kiamat bagaikan kedua jari ini” (dan kenyataannya kiamat masih ribuan tahun setelah wafatnya Rasul saw) (Syarh Assuyuthiy Juz 3 hal 189).

Maka bila muncul pemahaman di akhir zaman yg bertentangan dengan pemahaman para Muhaddits maka mestilah kita berhati-hati darimanakah ilmu mereka?, berdasarkan apa pemahaman mereka?, atau seorang yg disebut imam padahal ia tak mencapai derajat hafidh atau muhaddits?, atau hanya ucapan orang yg tak punya sanad, hanya menukil-menukil hadits dan mentakwilkan semaunya tanpa memperdulikan fatwa-fatwa para Imam?


Nah, Mas Abdullah yang membawa pemikiran Wahabi alangkah baiknya mendengar juga pemikiran ahlu sunnah. Tidak harus membid’ahkan dan menyesatkan. Tidak semua bid’ah itu dlolal dan sesat. Ada bid’ah hasanah. Ustadz kita ini (Muhammad Isnaini) telah memaparkan dengan baik dan gamblang.
#
69 LUQMAN Rabu, Nopember 28, 2007 pukul 7:37 am

Berikut adalah petikan surat AL-AHzab (saya lupa ayatnya)
innallaha wamalaikatahu yusolluna alannabi…. ya ayyuhalladzi na amanu sollu alaihi wasallimu taslima.
kurang lebih artinya adalah sebagai berikut:
“sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Malaikat Allah bersolawat keatas nabi….Wahai orang-orang yang beriman bersolawatlah keatas nabi… (kurang lebih seperti itu artinya)”
dari ayat diatas jelas bahwa Allah dan malaikkat2 ALlah ssaja mau bersolawat kepada NAbi Muhammad SAW.DAn juga terddapat perintah kepada orang2 yang beriman agar selalu bersolawat keatas Nabi. he… boz mawardi anda orang beriman nggak? kalo beriman mengapa mengatakan solawat nabi itu bid’ah, anda jangan sok tahu. anda tidak berhak mengatakan suatu golongan akan masuk neraka. nanti salah2 anda yang masuk neraka sendiri malah reepot.
tolong ddireenungkan.
LUQMAN (cah NU yg tersiksa cz tulisan anda)


Wa’alaikum salam, salam kenal Mas Luqman yang asli warga NU. Semoga Allah Ta’ala merahmati dan memberkahi. Tulisan kami untuk memberi pencerahan dan termasuk perenungan. Semoga Panjenengan medapatkannya. Semoga dapat diambil inti sarinya dan segera memahami hakekat yang kami tulis. Jika Panjenengan tersiksa, tentu akan menjadi lebih baik membaca lagi dan merenung lagi. Saya orang beriman. Kami saat nulis tidak tersiksa tetapi bahagia dan memahami apa yang kami tulis. Kami bertanggung jawab semua yang kami tulis
#
70 abu Abdurrahman Kamis, Nopember 29, 2007 pukul 5:23 am

Wah Rame Banget, yang jelas kita umat islam kan punya Qur’an dan Hadist, nah ada nggak para sahabat Nabi SAW mengadakan maulid, padahal mereka yang paling cinta dan sayang kepada Rasul dibanding kita, apa kita berani mengatakan bahwa agama mereka masih kurang perlu ditambah lagi dengan maulid? padahal Allah telah menyatakan islam sudah sempurna dizaman mereka dan mereka adalah umat terbaik yang dikeluarkan Allah dimuka bumi ini?
Itu saja jelas bukan? Seingat saya tidak ada dalam buku tersebut yang mengatakan NU Masuk Neraka.


Bagaimana jika mereka mengatakan bahwa memperingati maulid itu untuk membaca sholawat atas nabi. Maulid merupakan momentum untuk mengumpulkan dan menggerakkan. Adakah larangan terhadap pelaksanaan maulid? Nah jika ada perkara yang tidak ada larangan dan tidak ada perintah itu namanya at tarku. Apakah setiap perkara ar tarku pasti bid’ah dan diharamkan? Dari sinilah pola pikir kita bergerak. Bahwa tidak setiap at tarku diharamkan. Bagaimana pelaksanaannya dan apa yang diisikan sangat berpengaruh dalam penetapan status hukum
#
71 Miftahul Faizin Minggu, Desember 2, 2007 pukul 4:42 am

SUBHANALLAH
MAAF……saya bukan aliran orang NU bukan Muhammadiyah, Irsyad, SI, LDII,Setahu saya dalam Al Quran hanya lilmuslimina wal muslimat
saya ada ditengah tengah mereka yaitu aliran ISLAM dan islam lebih luas lebih mudah
mas kalo orang islam tiketnya ke surga gimana mas?


Thoyib. Saya setuju dengan pandangan bahwa semua Umat Islam pasti dapat tiket ke surga. Jika harus mampir ke neraka karena dosanya maka tetap dapat ke surga. Setuju. Membangun ukhuwah untuk semua madzab, golongan merupakan prilaku terbaik. Salam kenal dan salam ukhuwah.
Wassalam,
#
72 Dodi Rabu, Desember 5, 2007 pukul 6:35 am

Tiket ke surga gampang mas…
yaitu mengucapkan syahadatain, dua kalimat syahadat

Asyhadu an laa ilaaha illallah
Wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.

Itulah kunci pintu surga. Siapa yang berani bilang ini bukan yang diajarkan oleh nabi rasulullah???

Paling tidak anda sudah mempunyai tiket/kunci surga…


Sangat setuju. Setelah pelafadzan dan persyaksian harus disempurnakan dengan prilaku. Jika tidak mungkin timbangan kejelakan lebih berat daripada kebaikan karena itu mampir dulu ke neraka
#
73 Husain Kamis, Desember 6, 2007 pukul 6:58 am

Agama itu bukan untuk diperdebatkan mas..!
Sebaiknya Agama itu dipelajari, dipahami, diyakini dan diamalkan. Surga dan neraka itu milik Allah semata, kita tidak berhak memvonis siapapun masuk neraka atau surga.- ok…coy !


oK. ahsan. namun peluang berdebat selalu ada. Sejarah para sahabat juga penuh debat. demikian para tabiin. Ingatkah panjenenganb dengan kasus muawiyah dengan sayidinaa Ali? Ingatkah ketika Imam Syafiii dipukul saat debat. Ingatkan Imam Ahmad Hambal yang dipenjara, dan lain-lainnya. Setuju banget kalau harus diamalkan. Vonis surga dan neraka dapat dilakukan jika da penyimpangannya. Kenapa tidak?
#
74 yayat Jumat, Desember 7, 2007 pukul 4:01 am

ah tulisannna profokatif lah….
asa bener sendiri

jangan jangan kamu aliran sesat ya…..

terimaksih


Tentu semua pihak yang dituduh aliran sesat itu tak akan menyadari akan kesesatannya nah. Lihat dan amati aja semua tulisanku. koreksi aja di mana kesesatannya. Githu aja khok nuduh-nuduh, salam kenal
#
75 yayat Jumat, Desember 7, 2007 pukul 4:06 am

tp bagus tulisannya mas

biar blog nya sering di baca dan dibuka kan dari google daapta dana gede..

ya semoga duitnya tambah banyak deh…
eh tp ingat lho mas…mas sendiri yang menggambarkan hal diatas jadi mas sendiri yang akan menuai hasil perkataannya ya…sori punten tabe..nun sewu jika menyungging

heee


Mohon maaf. Salam kenal. Saya tidak mendaftar blog ini ke geogel. Saya tak paham. Terima kasih atas syu’udlonnya. Semoga menemukan di balik yang saya tulis
#
76 palsay Senin, Desember 10, 2007 pukul 7:03 am

assalamualaikum wr.wb,

pak mawardi, keuntungan apa ya yg diambil dari tulisan ini, selain melebarkan jurang perbedaan & pemahaman? jangan sampai Islam dilemahkan oleh perbedaan dari dalam, karena saya pikir tidak akan ada kesempurnaan, tapi kita harus membangun Islam yg universal dari ketidak sempurnaan, salah satunya ya perbedaan. saya kurang suka akibat dari tulisan ini jika malah menimbulkan perasaan berbangga atau egosentris dalam lubuk hati para NU-ers atau Ahlussunnah dsb (duh maaf saya awam sekali nih), yang jelas, sudah pasti yang kita ikuti adalah yg terbaik (makanya kita ikuti toh), tapi bukan berarti menganggap Islam yg lain itu malah sesat. Mbok ya saling menasihati dengan kasih, gitu maksudnya. Tolong saudara2ku jangan terlalu diambil hati dari topik ini selain menjadi forum diskusi yg sehat saja…kalau ada yg baik diambil, yang jelek buat pa mawardi saja..hehehe…(ngga ding…becanda pak)

jzk.


Saya hanya mengungkapkan satu buku yang telah menyampaikan sikap-sikapnya. Saya ingin menggugah diskusi dan pemikiran agar tidak memberi tuduhan pada NU atau para pengamal ahlu sunnah. Judul yang saya buat memang agak luar biasa bombatis. Hal ini agar ada minat menelusuri. Jika judul tidak menarik, maka kurang memberi greget. Diskusi sangat senang. Yaaa ngak apa-apa yang jelek-jelek untuk saya. Nahhhh, saya ini siap dan biasa ndandani yang jelek-jelek. Ahhh pasti nantinya akan keluat jadi baik. Insya Allah
salam,
imam mawardi
#
77 Oox's Senin, Februari 18, 2008 pukul 5:08 am

penting esoh mangan wis syukur mas2:

gagas kowe2 mlh edan

ngono wis ono sing nentokke……


Mangan warek kanggo samgu ngibadah
Edan yoooo ora opo-opo, yen edan-ne mburu
Rahmate Gusti Allah,
Lhoooo, ojo toh, yen ora ngagas.
Yen diskusi sing genah, apek, ndadekno marem
Sumonggo
#
78 irham Selasa, Februari 19, 2008 pukul 5:51 am

ana lahir di pusat NU , makam mbah Asy’ Ari , ayah Hasyim Asy’ Ari. ada di belakang rumah. rumah terakhir di desa keras kulon diwek jombang,kalau mau mampir.
sejak kecil di ajarkan ASWAJA, ana masih ingat waktu kelas 4 MI, hadits bahwa islam akan terpecah menjadi 73 yang selamat hanya satu ……
nah muncul pertanyaan di benak saya lalu kenapa kok mendirikan NU, kenapa tidak ikut nabi muhammad saja (itu pertanyaan saat kelas 4 MI lho).
di ajarkan berbagai macam ibadah, wajib, sunah dll. berbagai jenis sholawat. mulai sholawat yang asli berasal dari masa rosul, atau buatan ulama tertentu, bahkan sholawat model baru yang baru beberapa tahun di ciptakan. juga mengikuti diba’an, muludan, yasinan, selametan dll.
waah begitu bangganya sekakan akan surga sudah di depan mata. selama itu bila melihat orang muhammadiyah, terbenak kok ada ya orang yang gak mau mengikuti ahlussunnah.
singkat cerita ( tidak perlu di ceritakan tentang proses pertumbuhan ana ya, yang mungkin penuh dengan dosa )
Pernah ketika menghadiri makam paman saya ada keluarga yang dari muhammadiyah, pas masuk ke kuburan sandal di copot, tentu ini aneh bagi ana. ana tanyakan ke a**h yang NU tentunya, katanya orang muhammadiyah melepas sandal di kuburan karena ada haditsnya, ana kaget lho kalo memang ada hadistnya kenapa orang nu tidak ikut melepas sandal ( seingat saya ini pas tsanawiyah ).
cerita berikutnya. ketika akan belajar di malang, tentu di beri bekal jangan ikut kelompok kelompok sesat dll, misal muhammadiyah yang suka mengakal hadist, ldii yang gampang mengkafirkan. jangan mau di baiat orang. dsb.
di malang tentu banyak sekali orang dengan alirannya, mungkin.
pas melihat ikhwan celana cingkrang ( celana pendek, di atas mata kaki ), akhwat memakai cadar / hijab, kaget kok ada orang orang mau ikut aliran sesat ya. (waktu itu seakan akan ana sudah merasa berada di jalan yang puuuaaaliiing benar). tapi di lubuk hati paling dalam terbesit pikiran jangan jangan ana yang salah dan mereka yang benar.
setelah selesai dari malang, pulang ke jombang, mnulailah bingung bekerja. karena bingung, umumnya ketika orang mengalami kesempitan maka akan ingat allah, begitu pula ana waktu itu. mulailah membaca baca buku lagi. dan mendengarkan ustadz yang kondang negeri ini juga. maka semakin yakin bahwa hidup ini harus mengikuti Rosululluh tanpa menambah dan mengurangi ajarannya.
tapi kenyataannya semakin ana cari berbagai amalan yang pernah di ajarkan ke ana selama ini, banyak yang tidak sampai ke Rosululloh.
akhirnya dalam hati ana menetapkan diri untuk tidak mau mengerjakan amalan yang tidak di ajarkan Rosululloh. walaupun dengan ilmu pas pasan. dan sendirian tentunya.
Ketika akan menikah pun, supaya acaranya bisa sesuai syariat. tanpa ada embel embel adat, adat, ataupun acara yang bukan dari Roululloh, tidak semudah membalik tangan, walaupun akhirnya menjadi mudah karena Allah tentunya. mencari pekerjaan yang tanpa ada dosa pun tidak mudah ( ya Allah hapuslah dosaku yang telah sembrono mencari pekerjaan ).
akhirnya mendapat tugas mengajar di Tulungagung.
berdua di daerah baru ini, kami bersepakat berusaha keras untuk hanya beribadah kepada allah dan mengikuti cara yang telah di sampaikan oleh Rosul nya. tanpa kurang atau lebih.
tentunya lebih mudah , karena tanpa ada ikatan apapun di sini, jauh dari keluarga. tidak ada undangan yasinan , tahlilan dll. sehingga mencari jalan menuju Jalan Yang Satu itupun sedikit mudah.
walaupun harus sendirian( eh berdua ) akhirnya kami bisa meninggalkan segala amalan yang tidak di kerjakan oleh Rosululloh. mulailah kami mencari teman, ataupun kajian yang sesuai dengan rosululloh. walaupun harus mendatangi berbagai kelompok atau aliran tentunya. ( waktu itu kami berdua sepakat kalau ikut kajian di ambil ilmunya saja, kalau mulai di suruh gabung, bayar atau baiat misalkan lebih baik kabur )
dan setelah 3 tahun di Tulungagung ketemu teman yang ternyata Tidak Ikut Kelompok Apapun Yang Berusaha Berjalan Di Jalan Nabi Muhammad Tanpa Menambah Dan Mengurangi. menunjukkan sebuah tempat kajian yang memang menurut saya di isi dengan kajian kajian yang penuh dengan keilmuan, mempelajari Al Qur’an dan Hadits, dengan Pemahaman Para Salafush Sholeh ( Sahabat, Tabi’in, Tabiut Tabi’in ) yang tidak berorganisasi.
Inilah jalan yang kami cari, jalan lurus yang pernah di ajarkan di NU 20 tahun yang lalu. untuk hanya beribadah kepada Allah, mengikuti Nabi Muhammad tanpa menambah dan mengurangi,dengan melihat cara hidup para sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in, salafusshalih orang orang sholeh.
tidak harus taklid.
Walaupun mungkin akan banyak yang mencaci dan menghina kami mulai dari cara berpakaian kami sekarang. dan karena mengindari acara acara yang tidak di lakukan Rosululloh.
Semoga Allah selalu menunjukkan jalan lurus pada kami, membuka pintu hidayah pada kami. memberikan kesabaran dan kekuatan pada kami untuk selalu mencari, mengkaji, memahami jalan Rosululloh.
Dan akhirnya sekarang kamipun telah bertiga.

“di mana kami dapat menemukan golongan yang selamat tersebur? Di mana kami dapat menemukan Minhajul Firqoh An Najiyah Wat Thoifah al Manshuriah?”

Jawabannya. tidak usah jauh jauh. bila anda berusaha beribadah hanya kepada Allah dengan ajaran yang dari Nabi Muhammad tanpa kurang dan lebih. juga mengikuti salafussholeh, Para sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in dan para ulama yang seholeh yang tetap di jalan AhlusSunnahWaljamaah. maka berarti anda sudah berada dan menemukan golongan yang selamat tersebut.
Semakin berusaha seperti Rosul, tentu semakin selamat
tapi bila semakin banyak tambahannya atau pengurangannya, tentunya tidak akan selamat.
#
79 rizki Sabtu, Februari 23, 2008 pukul 4:21 am

begitu banyaknya pemikiran islam yang bermacam macam menjadikan jalan surga beleok keok dan tidak lurus lagi,dan sangat sedikit..sekali,saya takut takut sekali dengan perkataan manusia akan di cuci dosanya di neraka,saya bayangkan jika hawa dari jarak berjuta juta kilo meter nerakanya itu panasnya sudah seperti lahar gunung merapi,belum lagi kita ada di dalamnya,di siram air panas,dipecahkan kepalanya,di potong,nasib kita bagaimana,daging kita meleleh,perih,menyakitkan!,bayangkan mas taruh tangan mas di kompor yang berapi,aduh panas,belum lagi mata di tusuk tusuk,di rajam,saya amat takut sekali,setiap kali saya mendengar neraka,bulu roma saya berdiri,menangis,walaupun di jalan umum,saya amat takut dan takut sekali,setiap saya melihat api,hati saya serasa takut takut sekali,saya selalu memohon kepada allah agar kami semua selamat dari api neraka,dan tidak merasakan neraka sedikitpun,tidak melihat,dan mencium aromanya,siang malam saya selalu teringat,walaupun saya berjalan di jalan dekat perkuburan hati saya tidak memikirkan setan,hati saya takut dan amat sangat takut terhadap allah dan nerakanya daripada setan,walaupun saya di kejar setan tapi saya pasrah,paling palingan sakit dan mati asalkan allah senang kita mati karenanya
#
80 abimanyu Sabtu, Maret 1, 2008 pukul 7:43 am

assalaamu alaikum.,wr.wb. mau maulidan atau gak/anti maulid semua itu yang berhak memasukin kita ke surga/neraka hanya alloh swt. kita semua sebagai mahkum/terhukum nanti hakimnya nabi muahamad.apakah aqidah kita dah benar or belum.yang senang memgakan maulid lanjutkan.yang anti maulid kalaou antum pasti masuk surga ana AKAN ikit antum wassalaam
#
81 fdsgfsd Sabtu, April 5, 2008 pukul 1:59 am

fsdhjkfhgl;ikj’lj
#
82 zay Senin, April 7, 2008 pukul 2:26 pm

jangan banyak bacot. kayak loe tau kalo loe masuk surga.


Semoga Allah Ta’ala memberi rahmat pada kita semua sehingga terbabaskan dari siksa neraka. Saya sepenuh hati mendo’akan pada panjenengan agar dimudahkan kehidupan di dunia ini dan dibebaskan dari siksa api neraka. Surga yang luas untuk kita. Saya yaqin kita tak akan membatasi siapa yang berhak masuk surga. Tetapi kita hanya tahu bahwa selama kalimat thoyibah kita ucapkan hingga akhir kematian, maka surga berhak kita ambil. Semoga ada jalan kebaikkan.
#
83 JAMA'AH MAJLIS Jumat, April 11, 2008 pukul 3:17 am

Aye Sering Ngaji Di Majlis Ta’lim Nurul Musthofa Binaan As-Sayyid Al-Habibana Hasan Bin Ja’far Bin Umar Bin Ja’far Bin As-Syeikh As-Seggaf Yang Selalu Bace Sholawat Banyak Plus Aye Juge Ngaji Di Majlis Rasulullah SAW Yang Dibina As-Sayyid Al-Habibana Munzir Bin Fu’ad Bin Syeikh Al-Musyawwa Yang Selalu Bace Sholawat.Dan Juge Ngaji Di Majlis Ta’lim Ali Al-Habsyi Yang Dibina As-Sayyid Al-Habibana Abdul Rahman Bin Muhammad Bin Ali Bin Muhammad Bin Husein Bin Syeikh Al-Habsyi yang Mengajarkan Bace Sholawat,Trus Ade Buku Yang Bilang Masuk Nerake???????? Wualahaahaa,,,,,,ha,,,ha,,, Urusan Nerake Ato Surge Semuenye Cume Allah SWT yang Memiliki Hak Prerogatif Getoh Lhooooooooooooo. Mao Maulid Ke’, Ga’ Maulid Ke’ Selame Ntuh Orang Bersyahadat Kepada Allah SWT Ame Rasulullah SAW kenape Situ Yang repot Mengcap Orang NU Masuk NErake??? Wallahu A’lam Bis Showab


Semoga tidak ada kesalahpahaman. Saya mengekspresikan isi buku yang saya baca. Saya kira buku tersebut layak dikaji ulang. Layak dipreteli sehingga menjadi jelas mana yang bener dan mana yang salah. Buku tersebut disebarluaskan secara gratis di kalangan salafi dan atau wahabi. Saya dapat hadiah buku tersebut sekian tahun yang lama. Ayooo, meniru Abuya Sayit Maliki dalam meluruskan pemahaman yang harus diluruskan. Semoga tidak ada kesalahpahaman. Selamat mengembangkan majlis sholawat dan majlis istighosah
#
84 Ebnu.. Minggu, April 13, 2008 pukul 3:36 am

Assalamualaikum..
Sedikit komentar, Ibu terlalu jauh memahami kandungan isi buku tersebut, dibuku itu tidak ada disebut Bahwa NU masuk Neraka, Hanya terkaan2 ibu aja yang mengangsumsikan demikian, di dalam buku itu hanya digambarkan Golongan yang selamat Yaitu Ahli Qur’an Dan As-Sunnah, yang tercermin dalam Aqidah,ibadah dan muamalah, jdi semua ritual2 agama telah dicontohkan oleh rasulullah SAW, Maka selanjutnya andalah yang menilai, apakah shalwatan-Isthigasah-Maulid-Isra’Mi’raj dan tetek bengeknya ada dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya??!!


Yaaa, memang bener sekali di buku tersebut tidak ada kata NU. Namun saya tahu bahwa yang mengamalkan segala yang dituduhkan oleh buku tersebut adalah orang-orang NU. Saya kita pertanyaan jenengan, ” …. selanjutnya andalah yang menilai, apakah shalwatan-Isthigasah-Maulid-Isra’Mi’raj dan tetek bengeknya ada dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya??!!” membutuhkan kajian yang mendalam. Jika diperkenankan kita juga akan bertanya, “bagaimana status perkara dan atau ibadah ghoiru mahdlo yang tidak ada perintah dan tidak ada larangan?” “Kita juga akan bertanya, “sholawatan yang tidak dierkenankan itu yang mana?” Demikian pula istighosah, “di mana letak keharaman istighosah?”. Kita membutuhkan kajian mendalan masalah ini. Semoga ada pencerahan pemikiran.

#
85 rijaluna Jumat, April 18, 2008 pukul 9:25 am

Assalamu’alaikum.
Salam kenal. Tulisan-tulisan anda sungguh bernada santun. Saya juga mengerti bagaimana anda menyimpulkan “Pengikut NU Masuk Neraka” stlh membaca bukunya Syaikh Jamil Zainu tsb. D bukunya tsb Syaikh Jamil Zainu kurang lebih tdk mencap dirinya sendiri sbg ahli surga. Termasuk juga tdk mencap organisasi X sbg ahli neraka. Ana sbnrnya tdk ingin disebut sbg salafy/wahhaby, tp krn ngaji sama Ustadz yg mungkin udah dicap sbg salaf/wahhaby terserahlah mw dibilang apa. Sering prihatin ada ikhwan yg mungkin satu kajian tp berlaku/bertutur kata kasar dgn ikhwan dr pengajian lain. Padahal ikhwan yg dikasari ini hanya dlm keadaan tidak tahu atw melakukan sedikit penentangan yg mestinya disikapi dgn kesabaran. Padahal sungguh para asatidz/masyaikh tdk mengajarkan hal tsb. Dlm menghukumi suatu perkara hanya dikatakan “Ini tdk boleh (termasuk syirik, bid’ah, maksiat, dsb)” tp gak kemudian dikatakan “Pelakunya masuk neraka” (apalagi “kekal selama2nya d dalamnya”). Sungguh cap bahwa wahhaby adl takfiri sgt sulit dihilangkan. Apalagi muncul bloger2 yg seolah2 ingin memukul balik wahhaby bahkan saya rasa cenderung membangun opini bahwa wahhaby bukan bagian jama’ah Islam. Wal ‘iyadzu billah. Saya harap anda tetap menjadi bloger yg santun. Bila secara organisasi anda warga NU, saya gak bs ngekang anda. Tp klo anda yakin NU bikin kesalahan, bila anda pengikut kebenaran tinggalkanlah kesalahan tersebut.
Wassalamu’alaikum.


Wa’alaikum salam war. wab.
Jazakumullah ahsanu jaza’ atas segala nasehatnya. Saya emang tahu bahwa di buku tersebut tidak menyebut organisasi. Namun saya ingin memaparkan bahwa ada kajian di buku tersebut yang memberi statemen untuk orang-orang di sekitar kita yang memiliki amalan yang disebut bid’ah bahkan musyrik. Yaaa kita emang sangat paham dan sangat mengerti bagaimana kita harus membela keyaqinan kita masing-masing. Jika panjenengan mendalami tentang pergolakkan pemikiran salafy dan atau wahabi termasuk pergolakan perpolitik mereka dalam membangun negeri saud, maka Antum baru memahami bahwa di balik yang disampaikan tersebut akan ada agenda. Apa itu agendanya? Nahhhh, tentu antum yang akan menemukan. Kalau memang Antum risih dengan sebutan salafy dan wahabi, maka sebaiknya tidak perlu menyuruh orang lain berhenti memberi sebutan tetapi sebaiknya ada perubahan paradiqma berdakwah dan berprilaku. Saya siihhhh punya keyaqinan selama orang-orang salafy dan wahabu tetap mengekor pada pemikiran yang di kembangkan oleh para pengikuti wahabi dari negeri Saud, tentu tak akan ada perubahan cara berdakwa dan pola pikirnya. Baru saja seorang da’i kader salafy/wahabi mengeluarkan tulisan yang hampir sama dengan isi buku tersebut. Dia adalah Mahrus Ali.
Nahhhh, sikap antum yang sangat baik kami menghargai. Namun kami membuat simpulan sederhana ini agar dimengeti dan dipahami dengan mudah oleh orang-orang di sekitarku yang nDeso, nDeso banget. Al Afwu jika ada yang kurang berkenan. Semoga persaudaraan kita dapat terwujud dengan baik dan langgeng. Salam kenal balik.
Mari mewujudkan generasi yang mBeneh
#
86 Siti Nurhotimah Selasa, April 22, 2008 pukul 6:08 am

kalau NU itu d golongkan dalam golongan yang masuk neraka
berarti hampir sebagian ummat islam di indonesia masuk neraka soalnya banyak banget orang yang masuk dlm golongan NU!
kita g pernah bakalan tau kita masuk surga atau neraka jika dilihat dari golongan, yang penting kita melakukan apa yang tercantum dalam al-quran dan hadist
bukannya kurang baik juga kalau kita terlalu condong pada golongan


Yaaa, saya sangat paham bahwa perihal masuk surga dan neraka itu hak murni milik Allah Ta’ala. Kita juga harus beruapaya beramal sebaik mungkin. Nah saya menulis untuk mengekspresikan tentang bagaimana sebuah pandangan dari sebuah buka yang dikarang oleh Ulama’ terkenal yang menyimpulkan bahwa perilaku yang di amalkan sebagian besar warga NU dinyatakan syirik, bid’ah dan segala tuduhan lainnya. Nah tuduhan semacam itu dapat dikategorikan sama dengan menuduh para pengikut dan pengamalnya akan masuk neraka. Jika ingin selamat dari neraka, maka jangan amalkan itu.

Saya setuju, kita harus kembali ke Al Qur’an dan As Sunnah. Seperti yang dilakukan oleh para ulama’ madzab. Mereka juga menggunakan panduan Al Qur’an dan As Sunnah. Para da’i dan ulama’ serta kyai juga menggunakan Al Qur’an dan As Sunnah. Nah setelah Al Qur’an dan As Sunnah masih ada ijma’ dan qiyas. Jangan lupa masih ada ijma’ dan qiyas. Semoga menemukan Islam yang ahlu sunnah wal jamaah.
#
87 SAPTA HERLAMBANG Rabu, April 30, 2008 pukul 4:28 am

SALAM PERSAUDARAAN BAGI SEMUA.
BERBAHAGIALAH KITA YANG SELALU DALAM HIDAYAHNYA.
Bila kita membaca apa yang ada dalam buku tersebut, saya membayangkan betapa sulitnya menjadi orang ISLAM. Kita harus bertabrakan secara frontal dengan hal hal disekitar kita. Apakah ISLAM harus diartikan secara kulit tanpa memahami isi sebenarnya dari ISLAM itu sendiri. Jika kita ibaratkan ISLAM adalah suatu lingkaran, maka jika kita bicara tentang legitimasi, rata rata legitimasi yang berkembang hanya berada pada titik titik terluar dalam lingkaran tersebut. sebab legitimasi tersebut hanya dimunculkan secara akal sesuai tingkat kecerdasan manusia pada saat itu. Padahal ISLAM itu sebenarnya tidak bisa kita raih secara akal. Rasa kita yang ada dalam hidayahNYA yang bisa menjalankan ISLAM. Dan rasa itu menurut saya berada pada titik pusat dari lingkaran yang kita gambarkan tadi. Sebab bila kita berada di titik pusat tersebut kita dapat melihat ke segala penjuru secara arif. Tidak ada pertentangan, tidak ada saling menyalahkan, dan kitabisa secara arif menyingkapi semua hal yang ada di titik titik terluar tersebut. Kita harus ada di pusat untuk ikut bersama sama dengan yang satu satunya ada di PUSAT. Disitu tidak ada pertanyaan, tak ada kebencian, tak ada ketidak ikhlasan. sehingga sebenarnya pendekatan secara rohanilah yang bisa mencapainya. Mohon maaf perkataan saya ini sedikit membuat pembaca menjadi bingung. SORGA BUKAN TUJUAN. ALLAH adalah TUJUAN KITA. DI NERAKA pun kalau bersama ALLAH, Insya ALLAH jauh lebih indah daripada DI SORGA namun tidak bersama ALLAH. Kalau tak ada iming2 sorga dan neraka kita, Apa tak akan beribadah kepadaNYA? SUBHANA ALLAH.
#
88 neneng Sabtu, Mei 3, 2008 pukul 5:22 am

karepmu dewe, sing penting aman2 ja ya!


Karepku mengabarkan tentang sebuah buku yang sangat luar biasa. Buku yang mengarah penuduhan. Mau baca? Tertarik baca? Yaaa, boleh baca. Pasti akan menemukan, maksud yang diinginkan penulisnya
#
89 Rusdy Sabtu, Mei 3, 2008 pukul 12:58 pm

ma’f klo boleh saya kasih masukan,pantas saja orang islam kehidupan’ya begitu2 saja/ketinggalan jaman dengan orang yang non islam karena orang islam satu sama lain saling menyalakan,dan merasa paling benar padahal diatas kebenaran itu hanyalah permainan orang yahudi?


Tinjauan yang berbeda emang sulit dimengerti. Kemajuan tidak harus ditinjau dari materi. Kemajuan tidak harus ditinjau dari kehidupan dunia ini. Tetapi tinjauannya lebih dari itu adalah bagaimana manusia terikat pada hukum syariah. Nahhhh, ini perbedaan pandang. Emang sulit untuk dapat dipahami yang tidak meyaqini aqidah dan syariah
#
90 dirman Sabtu, Mei 3, 2008 pukul 1:04 pm

ya…. maklum lah karena kita menganggap surga itu milik nenek moyang kita sih…he..he..lucu deeeeeeee?


Subhanallah. Nenek moyang kita itu Nabi Adam. Nabi Adam udah pernah di Surga. Jadi bener banget ini. Surga merupakan peninggalan nenek moyang kita. Bener kan?
#
91 kyai Mukti Ali Senin, Mei 5, 2008 pukul 7:05 am

pendapat anda itu salah besar, sebenarnya anda itu penganut aliran apa ? apa aliran ahmadiyah atau darul hadist kalau memmang ada paham akidah dan sudah mendalami syariah tentu bisa mengert apa sebebnarnya arti sholawat tersebut , tapi anda kok langsung memfonis bahwa orang penganut faham alairan NU masuk neraka sebenarnya anda itu manusia atau malaikat kok berani-beraninya memfonis suatu aliran bisa masuk neraka. apa anda sudah pernah merasakan masuk neraka, jangan jangan anda sendiri nantinya yang jebur NERAKA (naudzubillah). kaklau memang anda jantan mari debat terbuka saya tunggu.


Debat terbuka akan kami layani. Kenapa tidak. Sebaiknya panjenengan membaca dulu buku yang saya sebut tersebut. Kemudian panjenengan mengundang pengarang buku. Penerjamah buku dan atau penerbitnya. Beri undangan secara resmi, maka akan ada tanggapan. Ilmu agama merupakan ilmu yang ada ruamh untuk diskusi, debat. Kenapa tidak. Pak kyai, kami siap debat terbuka. Apalagi debat seperti yang terjadi baru-baru ini di IAIN Surabaya antara Muamal Hamidi dengan NU Jember. Ahsantum
#
92 abu_naashir Selasa, Mei 6, 2008 pukul 10:22 am

assalamualikum wr.wb
alhamdulilahiirobbil alamin allohumma solli ala muhamma wa alali muhammad.
sumgguh indah orang-orang yang mengaku dirinya seorang yang beragama islam..kenapa? karena semuanya telah di atur oleh islam..bahkan pernah dikisahkan suatu saat ada orang yang bertaya kepada sohabat..apakah rosululoh mengajarkan kepadamu cara membersihkan setelah buang hajat? jawabannya..ya. sekarang kalo cara buang hajat saja rosululloh mengajarkan apa mungkin beliau tak mengajarkan kepada umatnya bagaimana cara solat? bagaimana cara berwudu? bagaimana cara bersolawat?
wahai saudaraku islam telah sempurna (QS.almaidah:3). Alloh menurunkan nabi muhammad kepada umatnya tentang banyak hal yang akan menyelamatkan umatnya sehingga dapat masuk ke surga…Rosul juga telah mengabarkan banyak hal tentang apa-apa yang dilarangnya sehingga terhindar dari api neraka.
saudaraku..apakah kita ingin segala amal yang kita lakukan diterima oleh Alloh?
Syarat sebuah amal diterima itu adalah pertama ikhlas dan kedua harus sesuai dengan contoh nabi (ittiba)..sekarang tanyalah pada diri sendiri..yuk kita berintosfeksi sejauh mana keikhlasan kita dalam beramal dan sejauh mana kesesuaian ibadah yang kita lakukan dengan contoh nabi?
saya juga dilahirkan di lingkungan NU..saya juga pernah mengikuti yang namanya maulidan..yang namanya solawatan nariyah (bahkan saya masih hapal sampai sekarang)..saya juga prnah ikutan yang namanya yasina..seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai bertanya akan aktivitas yang saya lakukan in..apakah nabi beserta para sahabatnya melakukan ini semua ya?kok saya sering ikut2an rutinitas ini tidak mendapatkan giroh (semangat sehingga menambah keimanan)..bahkan saya perna mengalami fenomena yang menyedihkan.. suatu ketika ada orang yang meninggal dunia..terus diadakanlah tahlilan.. setelah selesai tahlilan biasanya kan dinerikan bingkisan( istilahnya berkat)..ada beberapa orang anak yang tidak kebagian..terdengarlah celotehan dari beberapa orag…katanya:kok aneh ya masa ada yang ga kebagian berekat?..bukankah seharusnya kita membantu saudara kita yang sedang mengalami kesulitan?bukan malah menambaah kesulitannya…Berkaitna dengan masalah solawata dan semacamnya yang banyak dilakukan oleh sebagian besar saudara2 kita..wahai saudaraku sesungguhnya Alloh saja bersolawat kepada nabi maka apakah kita yang mengaku sebagai umatnya tidak bersolawat kepadanya..Para sohabat dulu brtanya kepada Rosul..wahai rosul sesungguhnya Alloh bersolawat kepadamu..maka bagaimankah kami bersolawat kepadamu..lalu Rosul menjawab..Allohumma solli Ala muhammad…….(seperti bacaan solawat ketika Tahiyat)…sekarang anda tahukan sohabat itu siapa?mereka adalah generasi terbaik yang hidup di jaman Rosul..Generasi terbaik saja perlu bimbingan dari Rosul apalagi kita sebagai umatnya yang hidup jauh dari masa kerosulan. ada satu kaidah yang dikeluarkan oleh imam ibnu Qoyyim bahwa pada dasarnya segala perbuatan ibadah itu haram kecuali yang diperintahkan…tentang buku diatas maka komentar saya..sekarang ini walaupun hidup di akhir zamantetapi masih ada segolongan orang (ulama ) yang merasa cemburu terhadap agamanya..cemburu disini arting banyak sekali penyimpangan yang terjadi (apalagi di Indonesia). tulisan tersebut bersifat untuk mengingatkan umat akan bahaya perbuatan syirik , bidah, khurafat dan semacamnya bukan untuk menvonissuatau aliran atau sekelompok orang masuk neraka. kita tidak boleh memvonis seseorang pasti masuk surga atau masuk neraka kecuali yang telah ditetapkan oleh Alloh. saudaraku..aku juga dulu menyenangi perbuatan yang kata2 orang bidah..syirik dll. tetapi kalu kita mau membuka diri kita untuk mendapatkan hidayah pasti kita akan menerima kebenaran..sekarnga coba tanya pada diri sendiri apa manfaat semua yang telah dilakukan itu?apakah Rosul mencontohkan umatnya untuk melakukan perbuatan itu?apakah para sahabat mencontohkan?apakah tabiin mencontohkan ?apakah tabiuttabiin mencontohkan? kalo bukan Rosul dan para sahabat siapa lagi yang akan kita jadikan suri tauladan kita? kembali ke tulisan tadi.. mungkin anda menemukan dalam buku itu ada kat2 …segala sesuatu yang baru adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka. ini hadist sohih loo apakah anda yang mengaku sebagai muslim meragukan isi hadist ini? orang yang melakukan perbuatan bidah diancam akan masuk neraka. jangan disalah artikan pasti masuk neraka..hati-hati karena kehidupan seseorang itu tegantung akhirnya. kita tidak bisa memastikan orang yang sangat soleh pasti masuk surga dan juga sebaliknya orang ynag banyak berbuat maksiat akan masuk neraka..surga dan neraka itu milik Alloh sehingga kita g bisa memastikan seseorang bakal masuk neraka atau surga..tugas kita adalah mencari ilmu agar dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat memasukkan kita ke surga dan hal-hal apa sja yang dapat memasukan kita ke nerak.oia anda jangan mengambil keputusan atau berpendapat bahwa orang-Nu mengambilk tiket masuk neraka..tahu darimana mereka bakal masuk neraka?selam saya mengikuti Nu, rata2 jamaahnya banyak yang cuma ikut-iktan. kebanyakan mereka ga tahu apa landasan mereka mengamalkan suatu amalan. apakah ada perintahnya dari alquran atau dari hadist?kaloa ada dari hadist bagaiman hadistny sohih ato tidak?terus bagaimana penjelasan ulama akan hadist tersebut? ingat islam itu mudah ga neko-neko

nb:kalo antum pengen berdiskusi lebih lanjut silahkan HUb:arisdarmansah@gmail.com
atau kalu ingin mengetahui islam yang sesungguhnya silahkan dengarkan radio rodja di gelombang 756am
ato silahkan buka situs muslim.or.id

oia ada perumpamaan yang bagus ana denger dari kajian ustadj Badrusalam LC. ketika beliau sedang mengisi kajian tentang masalah BIDah. misalkan kita mempunyai seoran anak yang masih balita..suatu saat kita menyalakan semacam api unngun. terus anak kiata mulai mendekati api tersebut dan dia senang bermain dengan api tersebut.apakah kita sebagai orang tua akan membiarkan anaknya kita bermain-main dengan api sampai jarak dengan api begiti dekat sehingga bisa menjerumuskan dia ke dalam api tersebut dan terbakar?begitu pula apakah kita akan membiarkan saudar2 kita yang senang dengan perbutaan bidah dan Syirik. olehkarena itu peran ulama disini sanagat pnting untuk mengingatkan umat dari bahaya syirik dan bidah dan itupula salah satu yang didinginkan dari penulis buku itu…………………wallohuallam
#
93 isti Selasa, Mei 6, 2008 pukul 12:12 pm

bid’ah tu ga selamanya dholalah Oom…! kayak peci hitam aja, pernah gak kalo rosul memakai peci hitam ?


Bid’ah yang mana. Yang bagaimana? Perlu kajian karena kita perlu ilmu yang mendalam. Nahhh, jika sudah mendapatkan ilmu, maka akan menemukan jawaban bahwa setiap bid’ah tidak dlolalah. Pasti itu.
#
94 qw tea Senin, Mei 26, 2008 pukul 11:04 am

ass…..

nah ini ney salah satu nya
islam bsa ancur klo udah debat soal gini

menurut lo jelek
mbo ga usah di pikirin

pa susah nya siy

umat islam jgn gampang terhasut cba

qgw sbagai mahasiswa kwtir dg moral umat islam kelak
jangn di pikirin ntu buku mah…..

yang jdi kykinan qta pegang teguh….

mendingn kyai suruh bca ney artikel, trus komentarin dah


Kasanah ilmu dan keilmuan dalam Islam tersebar dan terbuka lebar dalam ruang debat. Karena itu perdebatan yang didasarkan ilmu akan memberi manfaat. Bukan malah menghancurkan Islam. Yang akan menghancurkan Islam adalah kebodohan dan sikap membodohi dan atau sikap bodoh atas realita dan semua problem kita saat ini. Salam kenal dan semoga ada ruang untuk saling berdiskusi.
#
95 hendrique Selasa, Mei 27, 2008 pukul 4:15 pm

perdebatan tentang kebenaran tidak hanya pada saat” s/t ini, dari zaman Rasulallah SAW juga banyak perdebatan….
Jadi perdebatan itu sudah suratan milik dunia fana ini, karena smua umat sudah lupa dengan apa yang dia janjikan kepada Sang Maha Pencipta sebelum diturunkan di dunia…. Jadi sebelum mengatakan sesat pada orang lain,…, sebaiknya orang tersebut lebih baik lebih urusi diri sendiri…, sudah sempurnakah ibadahnya.., karena tugas di dunia ini hanya untuk beribadah kepada ALLAH SWT… hanya Allah Yang Maha Tahu & Maha Benar…


Kepedulian terhadap saudara seiman dengan mengungkapkan fakta dan data agar ada tabayun merupakan perbuatan yang sangat baik dan memberi nilai ibadah. Tulisan kami hanya mengungkap atas data sehingga diharapkan memberi umpan dan respon. Manakah yang layak dikatakan musyrik dan tidak musyrik. Maka sangat terbuka lebar untuk dialog dan sharing. Semoga semua membuka pintu ilmu
#
96 ilham fajar Selasa, Juni 10, 2008 pukul 9:13 am

mbok yo… orang-orang diluar NU (muhammadiyah) itu belajar ilmu mantiq dan balaghoh biar mengartikan ayat-ayat alquran dapat benar dan dipertanggungjawabkan. udah goblok ngaku pinter (keminter tapi bodoh).
jangan sekali-kali menjelekan NU saya tadak terima atas semua itu. BUKTIKAN KALAU KAMU BENAR! Jangan hanya komentar tak ada rujukan yang pasti. jangan ikut-ikutan kalau kamu bodoh. he…he… afwan katsir


Ohhh, yoooo. Apik-e jenengan menulis dan mengomentari segala tuduhan di atas. Nah keilmuan jenengan dibutuhkan. Ayoo menulis dan menyampaikan kebenaran dengan benar. Kenapa tidak segera ditulis dengan santun saja dari pada mengoblok-goblokkan orang lain. Ayoooo, kita buka khok runag untuk itu
#
97 ana Jumat, Juni 20, 2008 pukul 4:34 am

soerga dan neraka itu urusan_NYA

MAAF QU JUGA BUKAN ORANG YANG AHLI AGAMA.QU HANYA ORANG YANG SEDANG MENCARI ILMU


Sama-sama, aku juga sedang mencari ilmu juga. Yaaa, emang benar bahwa urusan masuk surga atau masuk neraka itu dalam urusan Allah Ta’ala. Namun kita diberi syariat untuk mengambil ajaran darinya. Dan dari syariat itu telah diterangkan ciri ahli surga dan ciri ahli neraka. Nah dari pola pikir ini dapat ditelusuri siapa yang diimungkinkan masuk surga dan dimungkinkan masuk neraka
#
98 tanpa nama Jumat, Juni 20, 2008 pukul 6:45 am

Ha ha ha ….

Gampang sekali orang ngomong Bidah.
Semua yang tidak dilakukan Nabi dibilang bidah.
Nabi Muhammad SAW pernah main internet? pernah Bikin blog yang menyesatkan (seperti blog ini)? Kalau beliau tidak, mengapa anda melakukan (bikin blog ga jelas kayak gini).

Apa Nabi Muhammad SAW pernah berdakwah dengan cara menjelek2xkan suatu kaum walaupun itu adalah fakta?

mengapa saya bilang blog ini ga jelas, karena isinya, saya baca kebanyakan menjelekan / menyudutkan pihak tertentu.

Nulis blog itu ga jauh beda sama ngrumpi, isinya cuma mengungkap kejelekan orang dan kesalahan orang.

Kalau anda ingin berdakwah, silahkan tulis hal yang baik-baik tanpa menyudutkan/mengungkapkan kejelekan orang.

Apa anda sudah merasa paling bener ???


Saya lebih senang jika penulis ini menuliskan nama atau email dengan lengkap. Emangnya dalam Islam tidak diperkenankan untuk membahas pemikiran orang lain dan atau pemikiran lembaga lain? Membahas pemikiran sangat dibuka lebar. Ayooo, buka kaca mata, jangan bersembunyi dan tidak mau mendiskusikan pemikiran.
#
99 ilham fajar Jumat, Juni 20, 2008 pukul 7:01 am

Bukannya saya pintar hingga mengogoblok-goblokan antum. saya berbuat demikian karena antum telah menggoblokkan kami, kenapa tidak karena antum menjelek-jelekan NU bukankah hal itu antum sendiri yang memulai.
Tapi lupakanlah hal jelek yang pernah kita lontarkan, gini aja saya ingin bersahabat dengan antum kalaupun ada yang benar dari antum saya ikuti tetapi kalau ada jeleknya saya nggak akan mempersalahkan semua itu karena kami (NU) tidak ada ajaran menjelekkan golongan lain (muhammadiyah, dll) yang kami lakukan hanya memberi solusi problematika (baca buku solusi problematika sosial) pada antum. dan jika ada ketidak cocokan diri kami pada antum maka janganlah menjelek-jelekkan kami karena kami punya rujukan yang kuat dan jangnlah anda membuka aib seseorang sebagaimana MAHRUS ALI Gresik yang mengatasnamakan mantan kiai NU yang meresahkan warga nahdhliyyin (udah belum baca bukunya). TOLONG DIANTARA KITA MULAI SEKARANG, JANGAN ADA PERMUSUHAN KARENA KEBENARAN MILIK ALLAH SEMATA. DAN KUALITAS IMAN SESEORANG HANYA ALLAH JUALAH YANG MENGETAHUI.Barakallohu lana.AFWAN.ALLOHU AKBAR !


Saya senang dan menghormati pandangan antum. Saya ingin membuka wacana pada orang NU perihal isi buka yang kubaca. Saya sangat senang jika para warga NU membuka buku tersebut kemudian memberi tanggaban secara ilmiah. Saya juga sangat senang dengan tindakkan para pengurus NU Jember yang telah mengurai buku karangan Mahrus ALi. Mahrus Ali saat ini ada di Sidoarjo. Memang asalnya dari daerah Giri Gresik, pernah nyantri di langitan. Nahhh, persaudaran karena aqidah akan tetap langgeng. Insya Allah. Salam dari saya dan untuk semua keluarga. Saranku, sebaiknya Antum membaca ulang tulisan saya di atas, kemudian temukan apa yang kumaksudkan. Saya sudah biasa dijemooh, digoblok-goblokkan. Karena memang kita ini tholib. Tholib hingga akhir hayat. Suwun
#
100 gens-e comunity Sabtu, Juni 21, 2008 pukul 8:36 am

sesat tidaknya suatu ajaran hanya allah yg tau kita semua jangan terprofokasi atas tulisan 2 yg tidak bertanggung jawab.sesat tidaknya suatu ajaran dapat dilihat dari dia pake dasar al-quran & al-hadist(khutubusitah) yg murni dari nabi muhhammad dan para ulama usholikhin atau tidak?klo mmg sudah jauh ya pikir sendiri.jawabanya klo mmg agama tu bener gak akan berubah seperti al-quran dari jaman nabi sampai sekarang kan juga masih sama isinya gak direnofasi ngikuti tren di negara mna pun!

thx,think positif!
#
101 klop Sabtu, Juni 21, 2008 pukul 8:58 am

?gak ngerti aku
#
102 arek kediri Minggu, Juni 22, 2008 pukul 7:31 am

Sebaiknya kita belajar aga dengan benar dulu sesuai dengan al-quran dan as-sunnah. Kalau benar tahlinan, yasinan, maulidan itu ajaran ahlussunnah ataupun masuk dalam daftar madzhab imam as-Syafi’i maka harus ditelusuri dulu di kitab-kitab ulama ahlussunnah dan juga kitab-kitabnya Imam Syafi’i ataupun ulama yang mumpuni dalam madzhab syafi’iyyah seperti Imam Rabi’, Imam Rofi’i, Imam Nawawi, dan beberapa ulama lain dari kalangan syafi’iyyah yang masyhur. Kalau memang tidak ada perkataan mereka yang membolehkan acara-acara yang diklaim sebagai ajaran ahlussunnah atau syafi’iyyah, yo ojo di lakoni. Emang apa sich susahnya meninggalkan tahlilan, maulidan, dan amalan-amalan yang jelas tidak ada dasarnya dari al-quran maupun as-sunnah.Wong Imam as-Syafi’i ae benci kegiatan kumpul-kumpul neng omahe si mayyit apalagi ada acara makan-makan [al-Umm] begitu juga perkataan imam an-Naai bahwasannya pahala bacaan alquran tidak akan sampai kepada si mayyit [al-Minhaj fi Syarhi Sahihil Muslim] dan banyak sekali dech. Oke, ana tidak menuduh golongan ini dan itu sesat dan masuk neraka. Karena itu bukan hak ana tapi Allah. Tetapi kita harus ikuti tuntunan Rasulullah agar amal kita diterima oleh Allah. Dan… ojo ngoyo ngamalke amalan sing ora ono tuntunan saking kanjeng nabi, amalan sing dicontohke kanjeng nabi wae gorong diamalke kok ngamalke sing ora ono tuntunane.
#
103 nocry Senin, Juni 23, 2008 pukul 8:47 am

admin berkata :

“Ingatkah panjenengan dengan kasus muawiyah dengan sayidinaa Ali? Ingatkah ketika Imam Syafiii dipukul saat debat.”
(jawaban untuk Muhammed Andre Raberta on Selasa, Oktober 9, 2007)

Postingan ini semakin menguatkan pendapat bahwa islam agama yang suka kekerasan.

kalau mau mengambil contoh mengapa harus contoh yang tidak patut.

Anda sangat ceroboh menulis. Tulisan anda justru menjelekan Umat Islam.
Dari aliran apapun anda, ini tulisan yg sangat propokatif.
Tolong Berfikir yang “PENER” (tidak cuma bener) sebelum menulis.

Kalau hanya menjelekan dan memecah belah umat Islam lebih baik SILAHKAN ANDA HAPUS BLOG INI.

Anda menulis seolah-olah atas nama Islam tapi apa yg anda tulis BANYAK yang sangat bertentangan dengan Islam.
#
104 zubeth Rabu, Juni 25, 2008 pukul 12:52 am

“gitu aja kok repot” to, ga’ usah dibuat ruwet, Islam kan luwes, rahmatan lil alamin, tidak memaksa, yang penting dalam menjalankan ibadah harus diniatkan karena mengharap ridho Allah titik. tidak hanya formalitas aja.


Mudah-mudah dapat memahami, bahwa yang kutulis merupakan kasanah keilmuan yang harus didialoqkan. Bukan untuk merepotkan diri tetapi untuk membuka agar wawasan kita luas dan lebih memiliki keilmuan yang dalam. Mudah-mudahan dapat terpahami.
#
105 Diri Rabu, Juni 25, 2008 pukul 3:54 am

Berdebat (walaupun dengan maksud ingin Membuka wawasan) ada tata kramanya !!!

Diantaranya, dengan tidak menunjuk secara langsung kaum tertentu.

Anda bisa memberitahu suatu kebenaran tanpa menunjuk ke muka orang kan.
Apakah itu sopan, apakah Islam seperti itu?

Saya hargai keinginan anda untuk membuka wawasan, tapi hargai juga orang lain!

Mohon jangan coreng Islam dengan hal-hal seperti ini.

PERBAIKI CARA BERDAKWAH ANDA, TERIMAKASIH.


Nasehat yang baik. Nahhh, mana yang harus diperbaiki? Cara ini apakah tidak ilmiah?
#
106 moga Jumat, Juni 27, 2008 pukul 2:35 am

Ilmiah????

Apa hubungannya sama sopan santun dan tata krama ya?

Mencerna tulisan orang lain saja anda belum bisa (tercermin dari pertanyaan anda)

Rasanya anda perlu belajar lebih banyak sebelum berani ngajari wong liyo.

Koreksi diri sendiri saja belum bisa kok mau mengkoreksi orang lain.


Koreksi diri, mengaca diri merupakan keharusan. Setiap saat harus. Nahhh, jika semua melakukannya maka akan bercermin dalam prilakunya. Naahhh, jika memang Anda belum menemukan yang kami tulis sebagai wacana ilmiah dan pembelajaran kehidupan maka perlu juga diskusi secara fisik. Emang menjelaskan lewat tulisan ada keterbatasannya. Ada maksud yang hilang. Cara mengoreksi secara ilmiah dicerminkan dari tulisan. Anda memang sudah terbawa oleh judul yang kutulis. Namun Anda belum menemukan hakikat tulisanku. Renungkan ulang. Pasti akan menemukannya.
#
107 yoo Senin, Juni 30, 2008 pukul 3:39 pm

setiap ilmi memp. epistimologi. coba anda pahami tentang rukun iman, kalau no 2 itu hilang niscaya sholawat juga akan hilang. atau apakah anda juga mengingkari bila allah dan malaikat juga bershalawat?


Saya sangat senang membaca sholawat. Saya tidak mengingkari ayat yang menjelaskan tersebut. Bahkan saya punya jamaah sholawat. Nahhh, Anda kelihatannya harus membaca ulang semua tulisan yang telah kupubliskan ini agar tidak ada salah paham. Semoga ada makna yang dapat diambil. Semoga ruang diskusi kita berjalan dan berlanjut. Suwun
#
108 arek kediri Senin, Juli 7, 2008 pukul 5:03 pm

jamaah shalawat…??? memang para sahabat, tabiin, dan tabiuttabi’in pernah mendirikan jamaah shalawat…??? memang sich para sahabat dan generasi setelah mereka dari kalangan ahlussunnah gemar bershalawat sebagai wujud dari perintah Allah dan Rasul-Nya….tapi ane belum dengar mereka kumpul-kumpul untuk bersholawat secara berjamaah…Imam Syafi’i aja ga punya jemaah solawat. Kalau memenag hal itu baik tentu Imam Syafii menganjurkan untuk menghidupkan jemaah salawat di kitab-kitab beliau atau kitab ulama’ syafi’iah, tapi ga ada tuh perintah membuat jemaah sholawatan baik dari Imam Nawawi, al-Hafidz Ibnu Hajar, dll. Yang ada perintah sholawat…bukan membuat jemaa sholawatan.Wahai Saudaraku… ada 2 kaidah penting dalam beribadah..yang pertama IKHLAS mengharap ridha Allah dlm beribadah (adits I arba’in an-Nawawy)…dan yang ke-2 Mengikuri sunnah rasulnya dalam beribadah (hadits ke-5 arba’in an-Nawawy)… dan para ulama telah bersepakat akan hal itu… jadi ikhlas aja belum cukup. oke…


Syarat ibadah ada dua yaitu ikhlas dan itba’ur rasul. Nah Anda harus menunjukkan ibadah yang mana dengan dua syarat tersebut. Ibadah mahdo atau ghoiru mahdo? Jika ibadah ghoiro mahdo harus dengan dua syarat tersebut maka Anda mungkin menemukan kesulitan. Saya pastikan bahwa Anda tidak akan mampu mewujudkannnya. Makan, pakaian, kehidupan kita, cara mempergauli istri, cara mencari nafkah, cara belajar, cara mengajarkan al qur’an, cara mengajarkan hadits, dan sekian banyak bentuk ibadah yang ada peluang membuat modifikasi teknis dan metode. Nahhh, Anda harus membagi dalam dua golongan yaitu ibadah yang telah terpatri cara dan teknisnya dan ada ibadah yang diberi peluang untuk membuat metodologinya. Do’a merupakan ibadah. Bagaimana teknisnya. Bagaimana cara Rasul berdo’a? Dapatkah Anda menjelaskan. Membaca sholawat adalah ibadah. Dapatkah Anda menjelaskan pada kami cara Rasul membaca sholawat? Sholat Tarawih adalah ibadah, mampuhkah Anda menjelaskan kemurnian sholat tarawih dan bagaimana Rasul menjalankannya. Aqad nikah juga ibadah, bagaimana seharusnya aqad nikah cara rasul. Jika saat ini aqad nikah dicatat oleh KUA, bagaimana. Anda sudah nikah? Syahkah nikah Anda dengan dicatat. Jika tidak syah berarti Anda dan orang yang nikah cara KUA melakukan perzinaan setiap mendatangi istrinya. Nahhh, Anda harus melihat jamaah sholawat itu apa dan bagaimana. Tunjukkan keharamannya dan larangannya.
#
109 ahlussunnah Senin, Juli 7, 2008 pukul 5:24 pm

Jamaah sholawat..??? emang para sahabat, tabi’in, dan tabiuttabi’in serta para ulama setelah mereka pernah mengadakan jemaah solawatan??? kalau mereka memang gemar membaca sholawat, tapi kalau sholawat bareng2 secara berjamaa belum pernah ada tuh atsar dari salaful ummah…jadi anda lebih pintar dari mereka ya… dan lebih cinta sama Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam…e..e.. Kanjeng Nabi wis ngendiko “khoirul quruun Qorny, tsumma yalunahum, tsumma yaluunahum” sebaik2 generasi adalah mereka..jadi kalo mereka nggak mendirikan jamaah sholawatan, kita juga nggak… nah itu baru pinter….


Hadits tersebut benar adanya. Namun hadist tersebut tidak ada kaitannya dengan pelarangan membentuk jamaah sholawat. Anda lupa bahwa teknis dan metode dalam menjalankan amalan yang masih ada peluang membuat teknis dan metode secara mandiri diperbolehkan. Anda lupa bahwa teknis dan metode itu untuk memudahkan dan mengefektifkan. Membaca sholawat diperbolehkan. Membaca bersama-sama juga diperbolehkan. Membentuk jamaah merupakan upaya menjadikan kekuatan agar lebih terorganisis dengan baik. Nahhh, mana yang salah. Saya belum mendapatkan argumen dari Anda tentang larangan membentuk jamaah sholawat. Anda hanya mengatakan bahwa di zaman Rasul dan Sahabat tidak pernah ada. Hanya itu. Apakah jika tidak ada itu menunjukkan larangan? Apakah demikian cara pengambilan hukum?
#
110 Syafi'iyyah Selasa, Juli 8, 2008 pukul 5:30 pm

الحديث الخامس
[ عن أم المؤمنين أم عبدالله عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد ] رواه البخاري ومسلم
وفي رواية لمسلم [ من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد ]
قال أهل اللغة : الرد هنا بمعنى المردود : أي فهو باطل غير معتد به وقوله [ ليس عليه أمرنا ] يعنى حكمنا
هذا الحديث قاعدة عظيمة من قواعد الدين وهو من جوامع الكلم التي أوتيها المصطفى صلى الله عليه وسلم فإنه صريح في رد كل بدعة وكل مخترع ويستدل به على إبطال جميع العقود الممنوعة وعدم وجود ثمراتها واستدل بعض الأصوليين على أن النهي يقتضي الفساد والرواية الأخرى وهو قوله [ من عمل عملا ليس عليه أمر نا فهو رد ] صريحة في ترك كل محدثة سواء أحدثها فاعلها أو سبق إليها فإنه قد يحتج به بعض المعاندين إذا فعل البدعة فيقول : ما أحدثت شيئا فيحتج عليه بهذه الرواية
وهذا الحديث مما ينبغي حفظه وإشاعته واستعماله في إبطال المنكرات فإنه يتناول ذلك كله فأما تفريغ الأصول التي لا تخرج عن السنة فلا يتناولها هذا الرد ككتابة القرآن العزيز في المصاحف وكالمذاهب التي عن حسن نظر الفقهاء المجتهدين يردون الفروع إلى الأصول التي هي قول رسول الله صلى الله عليه وسلم وكالكتب الموضوعة في النحو والحساب والفرائض وغير ذلك من العلوم مما مرجعه ومبناه على أقوال رسول الله صلى الله عليه وسلم وأوامره فإن ذلك لا يدخل في هذا الحديث

bisa baca dan ngartiin tho… sebagai pendidik harus bisa…semoga bermanfaat….


Kebetulan saya bisa membaca dan mengartikan. Dua hadits yang Anda sampaikan adalah segala amal yang baru yang tidak dari Rasulullah akan ditolal dan segala amal ibadah yang tidak diperintahkan juga akan ditolak. Nahhh kita semua sepakat dengan kebenaran hadits tersebut. Namun ada perkara yang tidak diperintah dan tidak dilarang. Ada perkara amal yang tidak ditemukan di dalam al Qur’an dan al hadist, bagaimana setatus perkara tersebut. Ini yang pertama.

Yang kedua amal ibadah yang dimaksud dalam dua hadist tersebut amal ibadah yang mana dan yang bagaimana. Anda harus menelitinya. Ibadah yang sudah ada kepastian hukumnya atau ibadah yang masih diberi kewewenangan menjalankan dengan teknis dan metode yang dikembangkan oleh umat Islam.

Yang ketiga, Anda harus menelusuri sejarah adanya amal ibadah yang sebelumnya tidak ada di zaman nabi kemudian dilakukan itu dimulai sejak kapan, oleh siapa dan bagaimana sikap para sahabat, para tabiin dan atau para ulama’ saat itu. Nahhhh, sejarah kehidupan dan keilmuan Islam telah mengukir bahwa banyak amal ibadah yang dilakukan oleh para sahabat padahal tidak ada perintah dari Nabi Muhammad. Anda mau berkomentar tentang ini?
#
111 ilham fajar Jumat, Juli 11, 2008 pukul 2:43 pm

sEmoga hidayah Allah selalu tercurahkan kita dan diberikan kemudahan dariNya semoga kita digolongkan orang-orang yang diberi pertunjuknya.
menindaklanjuti dari jawaban/tanggapan akhi bahwa akhi siap untuk berdialog terbuka dengan kami dalam permasalahan tahlil, isthigotsah, ziarah qubur, baca sholawat. TERNYATA KAWAN-KAWAN ANTUM (MAHRUS ALI Cs)sungguh MEMALUKAN, kenapa….. pada bulan Mei lalu kami menggelar bedah buku dalam acara wisuda Pasca Sarjana din IAIN Surabaya yang membahas tentang dua (2)buku, bukunya Mahrus Ali (menolak sholawat/WAHABI)dan buku membongkar kebohongan bukunya mahrus ali (tim LBM Jember). Ternyata hasilnya Muhammadiyah (WAHABIYAH) tak mampu berhujjah….. udah sekarang antum jangan sok ngomong keminter wong sampeyan kabeh nyatane yo GOBLOK. KEnyataanya pimpinan kalian aja yang pengurus Wialayah Jatim (H. Muammal Hamidi LC) ngomong aja BleKak BlEkuk di hadapan kami apalagi yang punya website ini, he…he…. Kalau antum mau REkaman Dialog ACARA Tersebut Tolong berikan alamat yang jelas nanti aKan saya kirim CD rekaman tersebut (*Gratiiiiiiiiiisssssss). AYO Kalau kurang Puas… SEKARANG ANTUM SAYA TANTANG UNTUK BERDIALOG TERBUKA DENGAN KAMI MENGENAI BUKU TERSEBUT.wASSSALAM


Wa’alaikum salam war. wab.
Saya menerima tantang Antum untuk dialoq dan debat. Apakah dengan Antum atau dengan orang di belakang Antum. Saya kebetulan hadlir di acara dialoq tersebut. Bahkan saat itu seusai dialog saya sempat berdiskusi kelanjutannya sambil makan siang bersama dengan para kyai-kyai yang dari Jember termasuk Pak Muamal Hamidi dan Ketua program pasca sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya. Sedangkan kyai lain yang masuk diruang kerja Pak Zahra ada kyai dari Langitan seperti Gus Ghozali dan Gus Munif. Dari Pondok Siman Lamongan, KH Masduki. Dari pondok Parengan Lamongan, KH Ali Imron. Dari Pamekasan KH Ali Karar Sinhaji. Dari Pondok Pacet Mojokerto, KH Mahfudz Syaubari. Sedangkan yang dari IAIN ada Ghozali Said. Jika Antum saat itu hadlir dan menyaksikan ada di bagian mana dan sebelah mana? Mungkin Antum panitianya? Kejadian di IAIN juga kami tulis di sini, yaitu saat kejaidan hari Rabu, 12 Maret 2008. Saya sangat senang jika Anda kirim CD ke saya. Salam ukhuwah. Semoga menemukan kebaikkan dari tulisanku di atas.
#
112 ilham fajar Jumat, Juli 11, 2008 pukul 2:49 pm

DAN TAMBAHAN DARI SAYA ” Agar Icon pada website ini yang berjudul PENGIKUT NU MASUK NERAKA agar dihapuskan, kalau antum saya tunggu sampai sembilan (9)hari belum terhapus, maka kami akan lacak keberadaan antum., dan kami siap untuk mengangkat masalah ini ke kepolisian, karena undang-undang negara sudah jelas. saya Yakin orang-orang Muhammadiyah masih mengakui negara pancasila khan….? ALLOHU AKBAEE!


Saya sangat senang dengan ancamani. Saya sudah cantun nomor HP saja. Saya akan berikan semua data lengkap saya. Shilahkan Anda membawa tulisan ini ke kepolisian. Tidak perlu menunggu sembilan hari. Hari ini Anda membawa tulisan ini ke kepolisian, saya tidak menghalang-halangi langkah Anda. Sebaiknya Anda membaca ulang tulisan saja. Hal tersebut dimaksudkan agar Anda memiliki pemahaman terhadap tulisan. Anda sebaiknya menganilisis ulang. Saya tunggu gugat Anda.

Jika ada tulisan yang salah tulis, saya mohon maaf. Jika ada kesempatan akan kami benahi. OK. Hp-ku udah tercantum di blog ini. Tak pernuh melacak.
#
113 ilham fajar Jumat, Juli 11, 2008 pukul 2:52 pm

MAAF RALAT : yang betul ALLOHU AKBAR !bukan ALLOHU AKBAEE! Al Insanu Mahallul Khoto’ wan Nisyan.


Jika ada salah ketik, kami mohon maaf. Banyak faktor kenapa salah ketik. Jika kami ada waktu luang maka akan kami perbaiki.
#
114 ilham fajar Sabtu, Juli 12, 2008 pukul 2:29 pm

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah atas respon akhi, untuk tulisan saya diblok ini, permintaan maaf saya sampaikan bahwa saya belum sempurna membaca artikel akhi di blok ini, dan ternyata saya cermati saya sudah su’udhon dulu pada akhi, dari hati yang paling dalam, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga kejadian ini menjadikan keeratan ukhuwah kita bersama.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb


Wa’alaikumsalam War.Wab.
Sama-sama. Saya memang memberi respon atas buku yang saya baca agar ada kajian ulang. Karena memang saat sedang berjalan dakwah para aktifis Wahabi besar-besaran dan tiada henti. Salam kenal hangat. Saya juga mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. Semoga di suatu hari dapat jumpa darat. Jazakumullah ahsanu jaza’
#
115 ilham fajar Sabtu, Juli 12, 2008 pukul 2:33 pm

Alhamdulillah ternyata akhi ikut juga dalam acara tersebut.
MAAF ADA PERTANYAAN DARI SAYA PRIBADI YANG DHOIF INI ATAS KEJELASAN BLOK INI, KARENA TERUS TERANG ANTARA PERTANYAAN DAN JAWABAN SAYA KURANG TAHU SIAPA YANG MENJAWAB ATAS PERTANYAAN INI SEMUA….
TOLONG MOHON DI JELASKAN TATAB ATURAN PADA BLOK INI. JAZAKUMULLOHU AHSANAL JAZA’


Yaaa, semua pertanyaan aku jawab sendiri. Tidak ada aturan yang ribet. Bebas saja. Mau mencaci maki aku. Akupun tak akan marah. Aku akan menyampaikan dengan baik dan akan kami layani dengan baik. Aku bertanggung jawab penuh atas semua isi blog ini dan jawaban di blog ini. Saya siap mempertanggungjawabkan. Karena itu saya telah mencantumkan identitasku lengkap. Jika kurang paham dapat kontak di HPku. Saya ada empat nomor HP. Hanya tidak kucantumkan semua di sini hanya untuk kenyamanan hidup saja. Saya cantum satu HP saja untuk melayani semua yang kurang berkenan dan yang ingin menjalin komunikasi. Wassalam, dan terima kasih
#
116 org awam Sabtu, Juli 12, 2008 pukul 2:43 pm

yg bermain disini kebanyakan arg pinterya? aq org awam yg bukan pandai debat aq tak netebpin sholat 5 waktu aja mumpung nyawa msh nempel diraga AMIN


Ahhh, tak ada yang merasa pinter. Kami hanya menyampaikan apa yang sedikit kami pahami. Yaaa sholat, Yaa puasa, Yaaa zakat dan Yaaa haji. Ayo semua dilaksanakannya
#
117 org NU Minggu, Juli 27, 2008 pukul 4:50 pm

sesama muslim di larang saling mendahului nnti kena semprit….prit….KAFIRUN dah nyampe pluto….muslimun…msh jalan2 di “MALL”…yg di urusin urusan TUHAN…ky org baru masuk islam z kita2 ini..hidp ISLAM….


Mendahuli apa yaaa? Yang akan nyemprit kutunggu. Kita diciptakan untuk mensukseskan kehidupan. Jadi diberi peluang memakmurkan bumi. Nahh, itu termasuk membantu urusan Tuhan, kan?
#
118 Hamba_Allah Selasa, Juli 29, 2008 pukul 6:49 am

TIGA HARI BERSAMA PENGHUNI SURGA

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa’i, Anas bin Malik menceritakan sebuah kejadian yang dialaminya pada sebuah majelis bersama Rasulullah Saw. Anas bercerita, “Pada suatu hari, kami duduk bersama Rasulullah Saw.kemudian beliau bersabda, ‘Sebentar lagi akan muncul dihadapan kalian seorang laki-laki penghuni surga’. Tiba-tiba muncullah laki-laki Anshar yang janggutnya basah dengan air wudhunya. Dia mengikat kedua sandalnya pada tangan sebelah kiri’.

Esok harinya, Rasulullah Saw. berkata begitu juga “Akan datang seoran lelaki penghuni surga”. Dan muncullah laki-laki yang sama. Begitulah Nabi mengulang sampai tiga kali.
Ketika majelis Rasulullah selesai, Abdullah bin Amr bin Al-Ash r.a. mencoba mengikuti seorang lelaki yang disebut oleh Nabi sebagai penghuni surga itu. Kemudian dia berkata kepadanya, “saya ini bertengkar dengan ayah saya, dan saya berjanji kepada ayah saya bahwa selama tiga hari saya tidak akan menemuinya. Maukah kamu memberi tempat pondokan buat saya selama hari-hari itu ?”

Abdullah mengikuti orang itu kerumahnya, dan tidurlah Abdullah dirumah orang itu selama tiga malam. Selama itu Abdullah ingin menyaksikan ibadah apa gerangan yang dilakukan oleh orang itu yang disebut oleh Rasulullah
sebagai penghuni surga. Tetapi selama itu pula dia tidak menyaksikan sesuatu yang istimewa didalam ibadahnya.
Kata Abdullah, “Setelah lewat tiga hari aku tidak melihat amalannya sampai-sampai aku hampir-hampir meremehkan amalannya, lalu aku berkata, Hai hamba Allah, sebenarnya aku tidak bertengkar dengan ayahku, dan tidak juga menjauhinya. Tetapi aku mendengar Rasulullah Saw. berkata tentang dirimu sampai tiga kali, ‘akan datang seorang darimu sebagai penghuni Surga’. Aku ingin memperhatikan amalanmu supaya aku dapat menirunya. Mudah-mudahan dengan amal yang sama aku mencapai kedudukanmu.

Lalu orang itu berkata,”Yang aku amalkan tidak lebih daripada apa yang engkau saksikan” Ketika aku mau berpaling, kata abdullah, dia memanggil lagi kemudian berkata, “Demi Allah, amalku tidak lebih daripada apa yang engkau saksikan itu. Hanya saja aku tidak pernah menyimpan pada diriku niat yang buruk tehadap kaum Muslim, dan aku tidak tidak pernah menyimpan rasa dengki kepada mereka atas kebaikan yang diberikan Allah kepada mereka”.

Lalu Abdullah bin Amr berkata, “Beginilah bersihnya hatimu dari perasaan dengki. Inilah tampaknya yang menyebabkan engkau sampai ketempat yang terpuji itu.

Inilah justru yang tidak pernah bisa kami lakukan.” Memberikan hati yang bersih, tidak menyimpan prasangka yang jelek terhadap kaum Muslim kelihatannya sederhana tetapi justru amal itulah yang seringkali sulit kita lakukan. Mungkin kita mampu berdiri dimalam hari, sujud dan rukuk dihadapan Allah Swt., akan tetapi amat sulit bagi kita
menghilangkan kedengkian kepada sesama kaum Muslim, hanya karena kita duga pahamnya berbeda dengan kita. Hanya karena kita pikir bahwa dia berasal dari golongan yang berbeda dengan kita. Atau hanya karena karena dia memperoleh kelebihan yang diberikan Allah, dan kelebihan itu tidak kita
miliki. “Inilah justru yang tidak mampu kita lakukan, “kata Abdullah bin Amr (Hayat Al-shahabah,II,520-521).

Pada halaman yang sama, Al-Kandahlawi menceritakan suatu hadis tentang sahabat nabi yang bernama Abu Dujanah. Ketika Abu Dujanah sakit keras, sahabat yang lain berkunjung kepadanya. Tetapi menakjubkan, walaupun wajahnya pucat pasi, Abu Dujanah tetap memancarkan cahanya, bahkan pada akhir hayatnya. Kemudian sahabatnya bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkan wajah Anda bersinar?” Abu Dujanah menjawab, Ada amal yang tidak pernah kutinggalkan dalam hidup ini. Pertama, aku tidak pernah berbicara tentang sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Kedua, aku selalu menghadapi sesama kaum muslim dengan hati yang bersih, yang oleh Al-Quran disebut qalbun salim”

Al-Quran menyebut qalbun salim ini ketika Allah Swt. berfirman tentang suatu hari di hari kiamat, ketika tidak ada orang yang selamat dengan harta dan kekayaannya kecuali yang membawa hati yang bersih. “Pada hari itu tidak ada manfaatnya di hadapan Allah Swt., harta dan anak-anak kecuali orang yang datang dengan hati yang bersih” (QS 26:89).

Didalam Islam, Rasulullah yang mulia sejak awal dakwahnya mengajarkan kaum Muslim untuk memperlakukan kaum Muslim yang lain sebagai saudara-saudaranya. Al-Quran mengatakan bahwa salah satu tanda orang yang beriman ialah menjalin persaudaraan dengan sesama kaum beriman lain.

Al-Quran menggunakan kalimat yang disebut adat al-hasr, yaitu “innama” -artinya, yang tidak sanggup memelihara persaudaraan itu tidak termasuk orang yang beriman.

Imam Al-Ghazali ketika menyebut ayat ini juga menegaskan bahwa orang yang beriman sajalah yang dapat memelihara persaudaraan dengan sesama kaum Muslim. Hanya yang beriman yang bisa menumbuhkan kasih sayang kepada kaum Muslim. Rasulullah Saw. menegaskan ayat ini dengan sabdanya : “Tidak beriman diantara kamu sebelum kamu mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.”

Rasulullah yang mulia menyebutkan bahwa salah satu tanda orang yang beriman ialah mempunyai kecintaan yang tulus terhadap kaum Muslim. Dan dalam riwayat yang lain , Rasulullah Saw. bersabda: “Agama adalah kecintaan yang tulus”

Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh As-Suyuthi dalam kitabnya, Ad-Durr Al-Mantsur. Ketika sampai pada ayat yang mengatakan bahwa Allah menolak segolongan manusia dengan segolongan manusia yang lain, pada surah Al-Baqarah, As-Suyuthi meriwayatkan hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani bahwa Rasulullah Saw., bersabda, “Setiap masa ada orang yang sangat dekat dengan Allah (yang oleh Rasulullah disebut Abdal). Kalau salah seorang diantara mereka mati, maka Allah akan menggantikannya dengan orang yang lain.

Begitulah orang itu selalu ada di tengah-tengah masyarakat.
Rasulullah mengatakan bahwa berkat kehadiran mereka Allah menyelamatkan suatu masyarakat dari bencana. Karena merekalah Allah menurunkan hujan;menumbuhkan tetanaman;dan karena merekalah Allah menghidupkan dan mematikan. Sehingga para sahabat bertanya kepada Rasulullah,” Apa maksudnya ‘ karena merekalah Allah menghidupkan dan mematikan?’”

Rasulullah menjawab : “Kalau mereka berdoa agar Allah memanjangkan usia seseorang, maka Allah panjangkan usianya. Kalau mereka berdoa orang zalim itu binasa, maka Allah binasakan mereka. “Kemudian Rasulullah bersabda : “Orang ini mencapai kedudukan yang tinggi bukan karena banyak shalatnya, bukan karena banyak puasanya, bukan pula karana banyaknya ibadah hajinya, tetapi karena dua hal ; yaitu memiliki sifat kedermawanan dan kecintaan yang tulus kepada sesama kaum Muslim.

==========================================================

Assalamu’alaikum Wr. Wb….

KESIMPULAN :

Membaca uraian dari manusia yang membuat Blog ini dan kemudian membaca hadist2 Rosululloh tentang bagaimana sesama Muslim harus bersikap & mencintai Muslim yang lainnya, maka saya berpendapat Bahwa Insya Allah Yang akan masuk neraka bukanlah orang2 NU, tetapi Manusia Yang Membuat Blog Ini, nyata2 yang membuat Blog ini adalah orang yang Tidak Beriman Kepada Allah SWT.

SARAN BUAT YG MEMBUAT BLOG INI :

Jika anda benar2 seorang muslim sejati pengikut Rosululloh SAW dan ingin berjuang serta berdakwah untuk Islam lewat Internet dan BUKAN SEORANG PENGECUT, kenapa harus dengan cara memecah belah umat Islam seperti tulisan anda diatas…???

Coba deh anda masuk ke http://soangsoang.multiply.com/

Atau ke http://www.indonesia.faithfreedom.org/

Disitu anda akan melihat dan membaca betapa Agama Islam & Rosululloh SAW dihina dan dicaci maki oleh orang2 kafir, akan sangat lebih bermanfaat jika anda mau manjawab hinaan & pelecehan orang2 kafir itu (jika anda bukan PENGECUT), dari pada anda membuat Blog yang isinya hanya memecah belah umat Islam seperti Blog anda sekarang ini.

Jika anda tidak berani menjawab & adu argumentasi dengan orang2 yang jelas2 Kafir seperti di alamat web yg saya sebut diatas, berarti anda hanyalah seorang PENGECUT & bukan pejuang Islam sebenaranya, bisa jadi anda adalah termasuk salah satu dari orang2 Kafir yang disusupkan para Kafir & munafik untuk memecah belah umat Islam di Indonesia ini.

Sekian dari saya,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Wa’alaikumsalam warohmatullah wabarokatuh,
Saya membaca komentar Anda. Senang sekali. Sayangnya Anda menulis sambil menutupi diri Anda dengan topeng. Maaf kalau kusebut demikian karena Anda tidak menyebut nama Anda. Anda hanya menulis hamba Allah. Nabi Adam hingga cucu kita juga hamba Allah. Mana yang lebih pengecut Anda atau saya. Atau kita sama-sama pengecut? ????
Saya menulis dengan segala pertanggungjawaban. Saya cantum nama saya, nomor HP saya dan photo diri saya. Terkait dengan komentar orang kafir yang tidak saya bahas di blog ini, hal tersebut pilihan saya. Anda tidak baik memaksakan pilihan pada saya.
Nahh Anda menilai tulisanku hanya memecah belah umat Islam. Anda seharusnya membaca tulisanku seribu kali. Saya membuat cerita buku yang saya baca dengan cara saya. Jika Anda tidak setuju dengan tulisananku sebaiknya Anda bantah dengan argumen. Selamat menyimak kembali. Saya siap untuk bertemu. Saya punya nama, alamat dan HP termasuk email.

“Wahai Hamba Allah?”
Bingungkan jika hanya menamakan diri hamba Allah
berbeda jika kita sebut,
“wahai mawardi
kamu harus bertanggung jawab”,
enak kan jika seperti ini. Daripada tidak menyebut nama dalam komentar Anda. Ayooo buka topengnya.
#
119 unit rcc Jumat, Agustus 15, 2008 pukul 7:47 am

sesungguhnya mencintai orang-orang yang bertaqwa


Orang yang mencai yang taqwa
Insya Allah akan mendapatkan manfaat dan bahkan syafaat dari muttaqin
Alangkah baiknya mengikuti jejak yang taqwa
Kita juga mampu menuju muttaqin, kenapa tidak?
#
120 Mr. Nunusaku Sabtu, Agustus 23, 2008 pukul 9:05 pm

AYO MARI MARI KITA NGINTIP SURGA ISLAM YANG MUHAMMAD JANJIKAN PADA PENGIKUTNYA 72 BIDADARI YANG MONTOK PERMATA JELI PERAWAN YANG BELUM DISENTUH OLEH MUHAMMAD. (SURA 56 AYAT 12-39)

KITA NGINTIP SURGANYA MEMET SELAHKAN KE GOOGLE DAN MASUKAKAN KATA
SANDI; AYO NGINTIP SURGANYA ISLAM
————————–

Dan juga : ISLAM EXPOSE DI GOOGLE
————

wassalam


Amal sholih akan menghantarkan Anda menuju surga
#
121 cahnomngganteng Senin, September 1, 2008 pukul 4:38 am

hehe bapak kok mudah ya ngatain orang syirik hati2 lho nanti malah syirik sendiri


Kami mendo’akan agar Bapak, Ibu dan saudara terjauhkan dari kemusyrikan.
Kami juga mohon do’a dari Bapak, Ibu dan saudara.
Kita sama-sama menghindarkan diri dari tipu daya syetan.
Mudah-mudah Allah Ta’ala menjaga kita.
Aminnnn
#
122 kopiko Kamis, September 4, 2008 pukul 7:56 am

salam
mohon maaf, sungguh tulisan yg baik adakah maksud dan tujuan dari tulisan ini untuk memperpecah belah persatuan dan kesatuan umat bukankah itu merupakan tiket menuju ke neraka, sayang sekali dalam hidup ini jika kita memojokkan suatu golongan, marilah kita mencoba untuk tidak mengganggu orang lain untuk mendekatkan diri kpd Allah dgn cara masing2 toh kita ga tau yg benar yg mana, yg tau semua itu hanyalah allah, janganlah mengklaim golongan yg berbeda dengan kita selama mereka masih jelas jalurnya dan tidak menyimpang dari al quran dan hadits, kecintaan kepada rosul bukanlah kesesatan dengan cara apapun kita yg jelas kita tidak menyembah manusia, kalau solawat dianggap sesat Allah SWT pun bersolawat kepada nabi muhammad, bagi yg menulis tulisan di atas bila ada percaya harap istigfar, mungkin buku yg ada baca adalah karangan dari orang yg sengaja ingin menghancurkan islam.
terimakasih


wa’alaikumsalam war wab
Mudah-mudah kita termasuk umat yang selalu mendapat maghfiroh, ampunan atas ucapan dan tindakkan kita yang memang banyak keselionya.
Kami menulis dengan kesadaran penuh.
Tak ada yang memaksa.
Tak ada maksud memecah belah umat.
Kami bermaksud mengingatkan pada umat kita, bahwa ada tuduhan dari buku tersebut.
Nahhh, tuduhan itu untuk siapa?
Yaaa untuk para pengamal sholawat, tahlil dan wirid-wirid lainnya.
Salam
ukhuwah
dan
persahabatan
#
123 salfi Kamis, September 4, 2008 pukul 8:14 am

tulisan yg cukup menarik namun sayang didalamnya mengandung ketidaknyamanan bagi pembaca yg merasa dipojokkan, maaf janganlah kita mengklaim suatu golongan sesat atau syirik, apakah kita lebih tau dari Allah hingga berkata2 demikian bukankah itu merupakan bagian dari orang kafir apalagi jika kita menyakiti atau menghina seseorang dengan tuduhan2 sesat apakah itu juga bukan tiket menuju neraka, maaf kita ga tau siapa yg benar di dunia ini hanya allah yg tau jdi tidak sepatutnya kita mengklaim suatu golongan sesat, jangan2 apa yg kita lakukan sendiri malah sesat sementara yg kita tuduh adalah benar,


Terima kasih.
Yaaa sebenarnya kita tidak boleh putus asa dengan simpulan, bahwa “maaf kita ga tau siapa yg benar di dunia ini hanya allah yg tau “.
Justru dalam Islam harus jelas mana yang benar, mana yang salah
Petunjuk untuk menentukan salah dan benar telah jelas.
Saya juga mohon maaf jika ada pembaca merasa terpojokkan.
Ahhhh, siapakah yang terpojokkan?
Siapa yaaa?
jika mau memahami tulisanku ini, Insya Allah tak ada yang terpojokkan.
Dan kami tidak bermaksud untuk memojokkan.
apakah kita tidak boleh menyebut suatu golongan sesat apa tidak?
Pasti boleh jika menggunakan mizan yang benar.
Yaaa, tentu saja syariah yang jadi mizan kita.
#
124 hafis Rabu, September 17, 2008 pukul 7:48 am

saya rasa buku itu hanya membuat perpecahan antara umat islam, kita ikuti aja apa kata ulam-ulama yang ada, karena bukannya nabi muhaammad pernah bersabda bahwa ulama itu perwaris para nabi, jadi apa-apa yang dikatakan paraulama berarti benar selagi enggag melenceng dari ajaran nabi muhammdad dan tidak membawa kita ke maksiata, saya rasa soal salawat dan maulid nabi, itukan merupakan suatu tanda bahwa umat islam sangat mencintai nabi muhammad, masa kita sebagai umat islam enggag mengingat nabi yang telah menyelamatkan kita dari kebodohan dan soal ziarah kubur saya rasa disana gag ada terdapat unsur bid’ah, kan kita melakukan ziarah untuk mengenang orang yang telah meninggal masak orang yang telah meninggal mau kita lupakan begitu saja, saya harap yang membaca buku tersebut jangan mudah terpengaruh apa lagi sempat mencap orang lain masuk neraka yang tau orang masuk neraka atau syurga hanyalah ALLAH SWT…………


Wa’alaikum salam war wab
Yaaa, buku tersebut dibagi secara gratis. Saya dapat hadiah dari salah satu tokoh wahabi (salafi) yang ada di daerah Tulungagung. Nahhh, saya informasikan agar ada kajian ulang terhadap buku tersebut. Terutama para tokoh ahlu sunnah wal jama’ah agar terus mempererat tali ukhuwah untuk menyelamatkan umat dari serangan gencar kaum Wahabi.
Mudah-mudahan ada pencerahan dari Anda, untuk umat dengan tulisan Anda. Kami tunggu tulisan Anda. Suwun banget
#
125 ARCHANDIAS Kamis, September 18, 2008 pukul 4:06 am

SAUDARA MAWARDI YANG AWAM DAN BELUM MENGENAL ALLAH….

HATI-HATI DALAM BERBICARA…
ALLAH… PARA NABI.. PARA MALAIKAT.. SEDANG MELIHAT ANDA BERBICARA DAN BERKOMENTAR..
JANGAN MENDAHULUI KEHENDAK ALLAH, SEGERA BERTOBATLAH ANDA..

JANGAN MENJADI BADUT NAFSU.. KALAU ANDA TIDAK TAHU SEBUAH HAKIKAT KEBENARAN..

KAMI YAKIN… ANDA MASIH BELUM MENEMUKAN KEBENARAN YANG HAKIKI..
ANDA MASIH BERADA DALAM KEGELISAHAN HATI.. BELUM MENEMUKAN KENIKMATAN IBADAH.. tentu anda sendiri yang tahu..
JUJURLAH PADA HATI ANDA SENDIRI… KALAU ANDA MASIH MERASA BENAR..
PINTU KESESATAN DI DEPAN ANDA….
KAMI YAKIN.. HATI ANDA AKAN MEMBENARKANNYA.. HATI ANDA SEDANG SAKIT… DAN HATI ORANG2 YANG MENDUKUNG ANDA JUGA…
KAMI KELAK YANG AKAN MENJADI SAKSINYA….

HATI-HATI !!! JANGAN BERBICARA DI ATAS KESOMBONGAN ANDA…
APA ANDA YAKIN ANDA BUKAN AHLI NERAKA…
APAKAH ANDA PENENTUNYA .. ATAU ALLAH…

HADAPKAN WAJAH ANDA KEPADA ALLAH… DAN SEGERALAH MEMINTA AMPUN


Luar biasa,
Sayangnya Anda menyembunyikan identitas. Email tak ditulis. HP tak ada. Nahhh, saya telah membuka semua identitasku. HP ada, no rumah ada, alamat ada. Semoga dengan ini memberi pengertian bahwa saya bertanggung jawab dengan tulisanku ini. Saya akan mempertanggung jawabkan tulisanku.
Istigfar dan taubat selalu menjadi kebiasaan kaum muslimin. Semoga Anda termasuk golongan yang suka istigfar juga.
Nahhhh, Anda telah terjebak dan melakukan penuduhan terhadap diriku. Sadarlah dengan tulisan Anda yang sedemikian parah itu. Komentar Anda bukan komentar argumen berdasarkan ilmu tetapi hanya menuduh saja. Gimana Anda bisa menuduh seperti itu? Semoga Anda tidak suka melontarkan tuduhan yang tiada dasar.
Nahhh, tulisanku sama sekali terhindar dari rasa sombong. Anda yang telah menulis komentar dengan rasa sombong memuncak. Justru Anda harus koreksi diri Anda. Andalah yang telah mengobarkan amarah dan sombong. Tertuang di tulisan Anda.
Salam
Erat ukhuwah dan persaudaraan Islam.
#
126 abusyahidan Rabu, Oktober 1, 2008 pukul 8:27 pm

Akhi…antum sudah salah paham, karena kebetulan antum berada pada lingkaran yang dikritik. Tahukan antum, kalau syaikh tsb menuliskan apa adanya, sebagai tanggung jawabnya memperingatkan ummat dari kesesatan. bukankah yang dibawakan adalah ayat-ayat alquran dan hadits-hadits shahih? atau antum lebih percaya kata kyiai daripada ayat alquran dan hadits yang shahih?

selanjutnya, antum perlu mengetahui (dan sepertinya memang belum tahu). bahwa dalam akidah ahlus sunnah wal jamaah (yang penulis buku itu berada di dalamnya), ada satu prinsip akidah yang intinya tidak boleh mengkafirkan saudara muslim secara individu, adapun memberikan peringatan secara umum ya wajib sebagaimana kewajiban amar ma’ruf nahi munkar. begitu juga ada prinsip akidah bahwa manusia tidak menentukan posisi manusi itu di surga atau di neraka kecuali orang kafir yang mati dalam keadaan kafir. mereka tidak mengatakan bahwa antum dan orang-orang NU masuk neraka, bukankah itu persepsi antum sendiri? silakan lihat akidah ahlus sunnah wal jamaah maka antum akan dapati 2 point penting ini. dan ini yang dipegang oleh orang-orang yang sedang antum fitnah.

Apabila antum benar-benar sedang mencari kebenaran, maka ikutilah petunjuk al quran dan hadits-2 yang shahih. tinggalkan pendapat ulama atau kyai yang menyelisihi hadits-2 yang shahih. betul ulama pewaris nabi, tapi ulama tetap saja bukan nabi, berarti tidak maksum, bisa benar bisa salah. adalah bodoh bila ulama yang salah tetap saja diikuti. mereka sudah dapat pahala ijtihadnya, tapi bukan untuk kita jika sudah tampak kebenaran.

semoga Allah senantiasa memberikan hidayah pada ana dan antum jika berniat mencari kebenaran.


Insya Allah dengan segala rasa sadar dan memang sudah kami baca secara detail. Judul yang saya maksud merupakan simpulan dan pemahaman umum. Nahhh, itulah tuliasan dari sebuah ringkasan dan catatan dari sebuah buku
#
127 apit Sabtu, Oktober 4, 2008 pukul 3:26 pm

bacalah oleh kalian Qs Ar-Rum ayat 31-32


Udah kami baca lengkap dengan tafsirnya, lantas ada apa?
#
128 oebay Minggu, Oktober 5, 2008 pukul 11:32 am

walah, muslim khan cinta damai, masalah begitumah cuma fiqih = perbedaan, perbedaan itukan hiasan, jadi jangan diambil pusing, yang penting sesama muslim harus selalu bersatu dan tetap bersatu, OK!


Salam ukhuwah
Luar biasa dan terima kasih
#
129 ahmad wiro jati Brawijaya Senin, Oktober 6, 2008 pukul 6:43 pm

Islam agama rahmatan lil ‘alamin, berlakulah dalam ucapan dan pikiranmu sebagai rahmat bagi sekalian alam. Perbedaan adalah rahmat dan berkah untuk mengoreksi diri bukan mencaci maki dan memvonis sana - sini. jika ingin melihat kebenaran, lihatlah dirimu sendiri. INGAT !!!!!!!!! Islam itu rahmat.


Benar sekali,
Ingin lihat kebenar yaaa lihat seberapa jauh kita menjalankan syariah. Insya Allah demikian, salam dari kami
#
130 cahya Selasa, Oktober 7, 2008 pukul 1:47 am

Dalam sebuah sabdanya Rosulloh pernah mengatakan: “Besok sepeninggalku akan tejadi bermacam-macam kelompok dimana masing masing kelompok/orang saling mencari dan membenarkan caranya sendiri-sendiri. Nah ketika terjadi seperti itu maka kembalikanlah pada sunahku dan sunnah al-khulafa’ar-rasyidin. (HR. Abu Daud). Pak mawardi saya tidak mau berkomentar banyak. Tetapi mari kita renungkan sejenak dengan contoh kecil. Tahlilan atu kirim pahala begitu gampangannya, menurut Imam Maliki, Imam Hambali, dan Imam Hanafi itu sampai kepada yang dituju, tetapi menurut Imam Syafei itu mutlak Bid’ah dan tidak akan sampai. Pertanyaannya dengan perbandingan 3 banding 1 begitu apakan ini terus diperbolehkan dalam syariah, dengan utakatik matematika kalau 3 itu itu meski lebih banyak dari satu (1). Coba kita nalar dengan dalil Naqly sesaui hadits terbut di atas. Pernahkah Rosulloh mencontohkan cara ini? padahal itu bisa dilakukan Rosulloh kala itu! Tetapi tidak ada dalil sama sekali yanhg menerangkan bahwa Nabi pernah mengirim pahala kepada yang telah meninggal. Pak mawardi Istigfar yuk bahwa cukup Rosululloh saja Imam kita. Begitu pula saya Imamku cukup Rosululloh saja, tidak perlu berimam pada Kyai yang sering bangga dengan pendapatnya sendri dengan dalil yang telas arah dan sumbernya. Beribadahlah yang benar pak sesuai tuntunan Nabi jangn beribadahyang baik. Karena Baik itu belum tentu benar, tetapi kalo Benar isnyaallah pasti menjadi kebaikan.


Anda mungkin akan menemukan banyak problem hukum jika memang Anda tidak mau mengakui keberadaan Imam Madzab. Kembali ke Rasulullah itu tidak bermakna menolak Imam Madzab. Coba Anda lihat prilaku dari para Imam Madzab. Coba Anda kaji segala hasil jerih payah dari Imam Madzab. Semuanya untuk menjelaskan ajaran dari Rasulullah. Apakah memang Anda ingin umat ini meninggalkan Imam Madzab? Kemudian diajak dengan satu semboyan kembali ke Rasulullah?
#
131 cahya Selasa, Oktober 7, 2008 pukul 1:52 am

Maaf ada ralat tulisan diatas maksudku Kita cukup berimam pada Rosul;ulooh saja, tidak perlu berimam pada kyai yang sering bangga dengan pendapatnya sendiri dengan dalil yang tak jelas arah dan sumbernya. Begitu maksud saya. Tulisan diatas kurang kata tidak. terdapat pada 1 kalimat sebalum kalimat terakhir.


Benarkah yang Anda sampaikan bahwa kyai itu dalilnya tidak jelas. Mohon Anda menunjukkan contoh-contoh para kyai yang mengeluarkan dalil tidak jelas. Apakah mengambil ajaran Islam dari kyai itu dosa dan haram? Kalau demikian, yang Anda ketahui tentang kyai itu apa dan bagaimana? Jika para kyai sekarang membuat pesantren berarti tidak boleh diikuti? Bagaimana dengan produk hukum para ulama dan para kyai sebelum kemerdekaan hingga sekarang. Apa tujuan Anda mengajak umat jauh dari kyai atau menjauhi kyai? Mohon diberi dalil dari hadits shohih.
#
132 cahya Kamis, Oktober 9, 2008 pukul 12:47 am

# ahmad wiro jati Brawijaya Senin, Oktober 6, 2008 pukul 6:43 pm

Islam agama rahmatan lil ‘alamin, berlakulah dalam ucapan dan pikiranmu sebagai rahmat bagi sekalian alam. Perbedaan adalah rahmat dan berkah untuk mengoreksi diri bukan mencaci maki dan memvonis sana - sini. jika ingin melihat kebenaran, lihatlah dirimu sendiri. INGAT !!!!!!!!! Islam itu rahmat.
# 130

Cahya:
Perbedaan adalah rahmad, perlu diketahui ini hadits yang sangat lemah sanadnya, bahkanada ulama yang mengatakan ini hadits palsu. Kalau memnag anda berani mengatakan demikian tolong tunjukkan dalalinya shohehnya. Kutunggu Pak ahmad wiro jati brawijaya, cepetan ya!


Perbedaan telah ada sejak zaman para sahabat hingga muncul empat madzab? Apakah hal itu tidak Anda akui?
#
133 Madasar S Rabu, Oktober 15, 2008 pukul 3:45 pm

Cinta Kepada Allah dan Rasul-Nya Harus melebihi segala-galanya.
Jadi Orang yang tidak dapat membuktikan cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka orang itu adalah calon penghuni Surga. Untuk itu segera bertobatlah.
Hanya Orang-orang Zolim dan Munafiklah yang tidak suka akan maulid Nabi. Hati-hatilah terhadap mereka, kalu perlu hindari dan jauhkanlah amaliah mereka sebab akan mendatangkan perpecahan Umat.
Mereka itulah orang-orang kerdil, bodoh lagi sombong.


Lhaaa, ikut aja para ulama’ ahlu sunnah wal jamaah
#
134 Madasar S Rabu, Oktober 15, 2008 pukul 3:50 pm

Cinta Kepada Allah dan Rasul-Nya Harus melebihi segala-galanya.
Jadi Orang yang tidak dapat membuktikan cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka orang itu adalah calon penghuni Neraka. Untuk itu segera bertobatlah.
Hanya Orang-orang Zolim dan Munafiklah yang tidak suka akan maulid Nabi. Hati-hatilah terhadap mereka, kalu perlu hindari dan jauhkanlah amaliah mereka sebab akan mendatangkan perpecahan Umat.
Mereka itulah orang-orang kerdil, bodoh lagi sombong
#
135 kempot Kamis, Oktober 16, 2008 pukul 9:04 am

weh…. belajar yg rajin ya….
biar paham seluk beluk mencari sorga dan menghindari neraka.
walhasil…. hidupmua ga pernah berguna bagi org lain krn terlalu sibuk memikirkan sorga neraka.

setelah hitung2 tiker ke sorga, malah neraka menajdi tempat akhirmu. dasar…. sorga melulu diurusin. yg penting lu berbuat baik udah pasti dpt sorga.


Siap belajar
Ayooo belajar bareng
Suwun
#
136 cahya Jumat, Oktober 17, 2008 pukul 12:37 am

Cahya:
Perbedaan adalah rahmad, perlu diketahui ini hadits yang sangat lemah sanadnya, bahkanada ulama yang mengatakan ini hadits palsu. Kalau memnag anda berani mengatakan demikian tolong tunjukkan dalalinya shohehnya. Kutunggu Pak ahmad wiro jati brawijaya, cepetan ya!

Perbedaan telah ada sejak zaman para sahabat hingga muncul empat madzab? Apakah anda tidak tahu?

Cahya:
Sangat tahu bahkan analisis anda kurang teapat yang itu madzab yang mum diketahui. Masih ada beberapa madzab yanga lain. Masalahnya anda mengakui hbahwa hadits tentang perbedaan itu rahmat adalah shohih, ini hadits dhoif. lha kalo perbedaan itu rahmat nanti malah cari perbedaan terus tidak menyatukan satu tujuan akidah. Jangan-jangan seperti yang terjadi kali inikalangan NU dekat dengan orang-orang nasrani tetapi begitu membenci Muhammadiyah

Bagaimana mungkin bisa dibenarkan oleh Syariah Islam jika Anda hanya bagian dari sekelompok umat dari golongan yang kerjaannya hanya menuduh salah, menuduh orang lain pelaku bid’ah, menuduh orang lain sebagai ahlu khurofat kalau kritik Anda secara tajam orang kepada penganut empat Ahlissunnah wal Jama’ah tersebut tidak disertai dengan dalil-dalilnya. Anda juga secara gegabah menyampaikan pandangan dan kritikan bahwa penganut madzab disebut dengan (dikategorikan) dalam kelompok taglid buta. Menurut Anda atau temen Anda telah menulis pandangan bahwa menganut imam madzab merupakan jalan berislam yang tidak mau memurnikan al Qur’an dan as Sunnah sehingga Islam mereka Anda sebut sebagai Islam yang belum murnia dan harus dimurnikan. Lontaran tuduhan tidak hanya berhenti di sini. Anda menuduh pula, bahwa pandangan imam madzab yang mengarah ke bid’ah dan dihiasi dengan bid’ah, maka Anda sebut ali bid’ah. Dan sekian tuduhan lainnya.

Di saat melancarkan kritik tersebut, sebenarnya mereka menggiring para generasi yang awam untuk masuk, mengikuti dan fanatisme terhadap kelompoknya, pada golongannya. Yaitu salafi-wahabi. Mereka bertujuan untuk mengibarkan bendera paham salafi-wahabi dan atau akan membuat madzab baru di luar madzab empat. Cara yang dilakukan adalah menyalahkan, menuduh dan mencemooh serta mentakfirkan. Inilah yang mereka tampakkan. Mereka secara tegas dan nyata melakukan tuduhan para ulama’-ulama’ terdahulu.

Bagaimana mungkin tuduhan-tuduhan tersebut dibenarkan oleh syariah Islam jika hanya ngomong tanpa disertai dalil shohih? Padahal kita telah menyaksikan bahwa para ulama dari ke empat mazhab Ahlissunnah wal Jama’ah telah meletakkan dasar-dasar pemahaman agama secara detail, terbukukan dengan baik. Hukum yang harus diambil Islam dan atau yang harus ditinggalkan sudah dibahas. Mereka telah menyajikan dengan baik. Bahkan dari empat mazhab Ahlissunnah wal Jama’ah tersebut, mereka semua tergolong dalam kelompok ahli hadits. Dari karya keempat Imam Madzab dan dari ilmu mereka Imam Bukhori dan Imam Muslim melanjutkan studi hadits kemudian membukukannya. Dari mereka itu dijadikan dasar munculnya penyusunan hadits Shohih Bukhori dan Muslim. Lebih dari itu ke empat mazhab Ahlissunnah wal Jama’ah juga menghasilkan usul fiqh sebagai landasan berpijak saat membahas hukum. Dan produk dari empat mazhab Ahlissunnah wal Jama’ah telah diakui oleh seluruh ulama’ dari masa ke masa.

Nahhhh, jika sekarang muncul sekelompok anak-anak muda yang latar belakang pemahaman keilmuan terhadap ilmi hadits, ulumul Qur’an, dan perangkat ilmu lainnya tidak dapat dipertanggungjawabkan, tiba-tiba menyuarakan tuduhan dan menyalahkan empat mazhab Ahlissunnah wal Jama’ah, pasti akan terlihat borok dan kepalsuannya. Mereka tidak menyadarinya. Namun mereka dengan segala kelantangannya tetap melontarkan tuduhannya.

Saat ini mereka telah menamakan golongan salafi-wahabi. Mereka menjelaskan bahwa mereka mengikuti kaum salafush sholeh. Mereka mendefinisikan kaum salafush sholih dengan pandangannya sendiri. Saya pernah bertanya kepada mereka, “dasar dan landasan dalil apa untuk menentukan generasi yang disebut generasi salaf itu kreterianya apa dan bagaimana?” Saya mendapatkan jawaban yang sangat bagus dan luar biasa. Mereka menyampaikan ayat ke seratus dari surat at taubah sebagai landasan menjelaskan kreteria salafush sholih. Yaitu generasi sahabat, generasi setelah sahabat (tabi’in) dan generasi setelah tabi’in (tabi’it tabi’in). “Bagaimana dengan generasi setelah itu? Apakah mereka tidak disebut salafush sholih?” “Yaaa, tidak hanya sebatas itu saja”, demikian jawaban mereka. Melalui kreteria yang demikian mereka kemudian menamakan diri sebagai kaum salafi. Maksudnya adalah generasi yang mengikuti salafush sholih?
Jika kita harus mendiskusi pembatasan-pembatasan tersebut, maka kita akan mendapatkan pandangan yang sangat luas.
1.Makna dari surat at taubah ayat 100 tentu tidak bisa dilepaskan dengan ayat sebelumnya. Setelah Allah Ta’ala menjelaskan karakter orang Badui, maka Allah Ta’ala menjelaskan kedudukan yang lebih tinggi dari pada kedudukan mereka. Yaitu kedudukan orang-orang yang pertama masuk Islam. Yaitu kaum muhajirin dan kaum Anshor. Jadi yang dimaksud as sabiquunal awwalun adalah mereka yang masuk Islam pertama. Mereka adalah kaum mujairin, kaum anshor dan yang mengikuti jejak kaum muhajirin dan anshor yang awal masuk Islam dalam berhijrah dan menolong agama Allah. Ketiga golongan inilah yang telah mendapatkan jaminan rodliyallahu anhum wa rodluu’anhu. Bagaimana ayat ini dijadikan landasan berpikir penetapan kreteria salafush sholih?
2.Generasi setelah tabi’it tabi’in apakah tidak bisa dikategorikan salafush sholih, kenapa padahal mereka lebih dekat dan lebih bisa menteladani. Sejarah keemasan Islam mencatat generasi setelah tabi’it tabi’in merupakan generasi yang masih memegang teguh prinsip Islam secara kaffah. Mereka berislam dengan iman dan ilmu. Mereka mengikuti jejak para sahabat Muhajirin dan Anshor. Maka mereka juga kaum salafush sholih.
3.Demikian pula generasi yang sebelum kita, mereka yang mengikuti jejak kaum Muhajirin dan Anshor juga dapat disebut generasi salafush sholih. Yang jumlahnya sangat banyak.

Bagaimana dapat diterima oleh Islam, bila terdapat golongan yang tidak bersedia menerima dan mengakui golongan ahlu sunnah wal jama’ah. Padahal mata dunia Islam telah menerima keberadaan mereka. Beberapa ulama besar yang termasuk ahlu sunnah wal jama’ah adalah:
1.Imam Abu Hanifah An Nu’man Bin Tsabit (80-150 H)
2.Imam Malik Bin Anas Bin Malik Bin Abi Amir (93-179 H)
3.Imam Abu abdillah Muhammad Bin Idris Asy Syafi’I (150-204 H)
4.Imam Ahmad Bin Hanbal Bin Hilal Asy Sayibani (164-241 H)
5.Imam Hasan Al Bashri (wafat 110 H)
6.Syaikhul Islam Ahmad ibn Hajar Al-‘Asqalani, yang tidak disangsikan lagi sebagai gurunya para ahli hadits, penyusun kitab Fathul Baari ‘ala Syarhil Bukhaari.
7.Syaikhu Ulamai Ahlissunnah, Al-Imam An-Nawaawi, penyusun Syarh Shahih Muslim, dan penyusun banyak kitab populer.
8.Syaikhul Mufassirin Al-Imam Al-Qurthubi penyusun tafsir Al-Jaami’ li Ahkaamil Qur’an.
9.Syaikhul Islam Ibnu Hajar Al-Haitami, penyusun kitab Az-Zawaajir ‘aniqtiraafil Kabaa’ir.
10.Syaikhul Fiqh , al-hujjah (argumentasi) dan ats-tsabat (tokoh ulama yang dipercaya) Zakaaria Al-Anshari.
11.Al-Imam Abu Bakar Al-Baaqilani
12.Al-Imam Al-Qashthalani.
13.Al-Imam An-Nasafi
14.Al-Imam Asy-Syarbini
15.Abu Hayyan An-Nahwi, penyusun tafsir Al-Bahru Al-Muhith.
16.Al-Imam Ibnu Juza, penyusun At-Tashil fi ‘Uluumittanziil.
17. dan lainnya

Apakah mereka akan menawarkan syech-syeck mereka sendiri? Inilah yang sedang dipromosikan oleh mereka.
#
137 cahya Jumat, Oktober 17, 2008 pukul 12:46 am

Anda mungkin akan menemukan banyak problem hukum jika memang Anda tidak mau mengakui keberadaan Imam Madzab. Kembali ke Rasulullah itu tidak bermakna menolak Imam Madzab. Coba Anda lihat prilaku dari para Imam Madzab. Coba Anda kaji segala hasil jerih payah dari Imam Madzab. Semuanya untuk menjelaskan ajaran dari Rasulullah. Apakah memang Anda ingin umat ini meninggalkan Imam Madzab? Kemudian diajak dengan satu semboyan kembali ke Rasulullah?

Cahya;
Lha ini bodohnya yang menulis. kalimat “Kemudian diajak dengan satu semboyan kembali ke Rosululloh?”
mohon maaf kalo bukan orang ‘pethuk” seharusnya tidak menulis kalimat seperti ini. LKembali ke ajaran Rosululloh adalah mutlak kewajiban setiap muslim yang beriman hanya orang-orang yang tidak beriman saja yang berani mengatakan seperti ini. Kalo tidak kembali ke ajaran Rosul mau kembali kepada siapa, imam anda itu siapa? rosululooh atau pimpinan di pondok anda? wahai ahlul bid’ah?
Anda itu sudah bersyahadat mengikuti Allah dan Rosulnya kok beranibilang seperti itu? Madzab itu wasilah atausarana untuk kita mempelajari tata caranya Rosul beribadah, lha kok bilang seperti ini, apa kalo maaf bukanorang ga bener?


Inikah cara salafi-wahabi yang telah menyatakan sebagai pengikut nabi agung kita? Hanya menuduh dan menuduh. Mencemooh dan mencemooh? Maka segala komentar Anda kuanggap spam. Virus. Kenapa, yaaa karena saat kami mengajukan banyak pertanyaan tidak ada jawabnya. Maka kutulis pernyataan ini bukan untuk menjawab pernyataan di atas. Karena memang tidak ada jawaban sejak awal kami ajukan pertanyaan
#
138 manhaz haq Jumat, Oktober 17, 2008 pukul 7:49 am

Sejatinya didirikannya NU untuk apa pak?
Untuk memerangi pengaruh salafy di Indonesia ya pak?
Atau untuk membendung kaum yg mengkoreksi ritual bid’ah Islam Tradisi ya pak?
Pegangan Aqidah NU apa pak?
Kenapa NU pake Tasawuf pak?
Qo ngotot mempertahankan ritual bid’ah pak?
Kenapa memelihara Taqlid buta pak?
Jangan nyeleneh pak….


1. Saya, kami tidak sedang mendisukusi se,ua problem dari prespektif NU. Saya tidak pernah mengutip pandangan NU. Saya kutip pandangan para ulama ahlu sunnah. Karena itu saya tidak sedang mendiskusikan NU atau Muhammadiyah. Cek aja bahan diskusi yang telah lalu.
2. Saya, kami hanya menjelaskan aja adanya yang dibenarkan oleh syariat tetapi dianggab tidak benar oleh kalangan sala-wahabi. Bagaimana mungkin kita tidak harus jelaskan. Amalan dzikir dan wirid dituduhkan bid’ah dan lainnya
3. Apakah saya harus jawab dengan pertanyaan ini? “Pegangan Aqidah NU apa pak?” Tentu saja akan serahkan para pengurus NU. Saya hanya jawab tentang aqidah ahlu sunnah wal jamaah.
4. “Kenapa NU pake Tasawuf pak?”. Pertanyaan tidak pada tempatnya. Karena tasawuf lahir jauh sebelum NU. Tasawuf ada sejak zaman sahabat. Pertanyaan yang tidak paham kehidupan sahabat.
5. “Qo ngotot mempertahankan ritual bid’ah pak?” Pandangan yang tidak sama tentang makna bid’ah maka ada tuduhan dengan pertanyaan di atas. Maukah mendiskusikan pandangan bid’ah itu apa secara detail?
6. “Kenapa memelihara Taqlid buta pak?” Istilah taqlid buta tidak pernah ditemukan di dalam syariat Islam. Dari mana Anda mendapatkan istilah itu. Tetapi saya sanggub mendiskusikan tentang taqlid. Bukan taqlid buta.
7. “Jangan nyeleneh pak….” pernyataan ini cocok untuk saya atau atau untuk siapa? Khok rasanya harus dibahas secara detail makna nyleneh. Nahhh, nyeleneh itu dalam kontek apa dan bagaimana. Siapa yang sejatinya nyeleneh itu?

#
139 cahya Jumat, Oktober 17, 2008 pukul 8:21 am

#

Inikah cara salafi-wahabi yang telah menyatakan sebagai pengikut nabi agung kita? Hanya menuduh dan menuduh. Mencemooh dan mencemooh? Maka segala komentar Anda kuanggap spam. Virus
# 138

Cahya:
inilah virus sesungguhnya bagi umat muslim. ketika mentok mumet segala kata diucapkan. Ingat Firman Allah; Allah hanya akan memberi petunjuk bagi orang-orang yangmau untuk diingatkan. setiap kali diskusi anda bilang mencemooh. Jawaban anda soal tafsiran Surat Al-kahfi:14 belum anda ungkapkan,apa anda memang tidak bisa atau tidak mau untuk tahu, sehingga nafsu yangdikedepankan bukan sayariah? Ingat Firman Allah, “mereka tak alin hanya mmengikuti persangkaan belaka dan mereka tak lain hanyalah berdusta pada Allah (Al an-am:116) saya mkasih berdoa semoga anda mendapat hidayah untuk mau bertabayun pada kebenaran. Sekarang Jawab ya< apakah anda meragukan Rsoululooh yang membawa ajaran selama 23 tahun beliau hidup sebagai Rosul kalo masih selalu membuat kreativitas dalam beribadah, padahal agama ini telah sempurna (tafsir Almaidah:3)?


Mana ada kaitan surat al kahfi dengan larangan tahlil. Justru Anda sangat tidak paham dengan isi surat al Kahfi tersebut. Karena itu sejak awal Anda menyampaikan ayat ke empat belas surat al Kahfi, kami tidak memberi penjelasan ayat tersebut karena memang tidak ada kaitannya dengan topic pokok bahasan. Dalil mengenai larangan melakukan, melafadzkan, mengucapkan tahlil. Atau secara umum tidak ada kaitannya dengan majlis dzikir yang jadi pokok bahasan kita. Karena Anda meminta untuk dibahas maka Anda dapat buka kembali makna ayat tersebut:

1.Ar Rabath maknanya ikatan. Jika kata tersebut digandengankan dengan hewan biasanya bisa berbunyi Rabathta ad dabbah artinya mengikat binatang dengan tali. Ketika dipakai dalam ayat tersebut maka dapat bermakan Allah Ta’ala memperkuat kemauan yang keras ( rabatha ala qulubihim)

2.Qomu artinya berdiri. Yang dimaksud di sini terkait dengan kejadian pada pemuda yang berdiri di hadapan Raja Dakaianus. Raja tersebut disifati sangat kejam. Sangat bengis. Sangat dikdaktor.

3.Ilahan artinya sesembahan yang lain baik dianggab sebagai Tuhan yang memiliki kekuasan sendiri. Tuhan yang dijadikan dipersekutuhan

Salah satu kitab tafsir terpercaya (kitab kuning) yaitu tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat di atas terkait dengan peristiwa, kisah ashhabul Kahfi. Peristiwa tersebut terjadi sebelum dating agama Nasrani. Nahhh, bagaimana makna ayat tersebut? Ayat tersebut hanya menceritakan tentang ashhabul Kahfi yang diberi kelebihan memiliki kemauan yang keras (sebuah potensi yang diberikan oleh Allah Ta’ala). Allah Ta’ala meneguhkan cahaya keimana. Dari cahaya keimanan tersebut ashhabul Kahfi meninggalkan kehidupan yang mewah. Karena keteguhan keimanan, maka ashhabul Kahfi berani menyampaikan saat berhadapan dengan raja yang kejam. Pertentangan dengan raja disaat raja itu menanyakan perihal prilaku ashhabul Kahfi yang tidak mau menyembah patung-patung. Berhala yang dijadikan sesembahan para raja saat itu. Kemudian ashhabul Kahfi menyampaikan keberanian dengan ucapan, “Tuhan kami adalah Tuhan yang memiliki langit dan bumi dan pemelihara segala makhluk, kami tak akan menyeru Tuhan selain Tuhan yang memelihara langit dan bumi.”
Nahhh, bagaimana Anda bisa mengambil hukum tentang larangan mengucap tahlil atau membuat majlis dzikir dari ayat ini. Demikian pula dengan shodaqoh dengan makanan yang di sekitar kita disebut dengan selematan. Bagaimana pembahasan dan pembicaan kita yang telah lama dan panjang lebar, ternyata Anda hanya menjawab dengan satu ayat. Jika ayat tersebut dikupas secara detail tak ada hubungannya dengan topic kita. Atau memang Anda menemukan dari ayat tersebut ada makna yang menunjukkan larangan bagi para umat yang berdzikir dengan tahlil atau larangan bagi umat yang membuat majlis dzikir. Jika memang Anda menemukan, mohon ada penjelasan balik.
Kisah al Kafit dalam ayat ini tentu terkait dengan ayat sebelum dan sesudahnya? Masihkah akan Anda pasakan memakai ayat ini sebagai landasan dalil pelarangan membaca tahlil
#
140 ting_tut Jumat, Oktober 17, 2008 pukul 3:24 pm

perlu di bunuh orang yang menganggap SHOLAWAT bid’ah……


Kita teladani sikap sayidina Ali tentang hal ini. Sayyidina Ali RA pernah ditanya mengenai kelompok-kelompok yang menentangnya, “Apakah mereka kafir?”. “Tidak,” jawab Ali, “Mereka adalah orang-orang yang menjauhi kekufuran”. “Apakah mereka kaum munafik?”. “Bukan, orang-orang munafik hanya sekelebat mengingat Allah sedang mereka banyak mengingat Allah”. “Terus siapakah mereka?” Ali kembali ditanya. “Mereka adalah kaum yang terkena fitnah yang mengakibatkan mereka buta dan tuli”, jawab Ali.
#
141 Manhaz Haq Sabtu, Oktober 18, 2008 pukul 1:30 am

Hue..he..he..lagi nelanjangi diri sendiri ya pak?


Yang alim akan fahim
#
142 Manhaz Haq Sabtu, Oktober 18, 2008 pukul 1:43 am

Hue..he..he..he..umat macam apa pula ini,ting_tut?
Ngoceh qo asal kentut?
Luar biasa ente! udah berani melangkahi pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,Beliau telah mengharamkan membunuh kafir yg mendapat jaminan dari Umaro,apalagi membunuh muslim?
Makanya yg dibaca tu jangan cuma “gatoloco sama darmogandul”


Nahhh, kenapa orang wahabi membunuh ulama sunni saat negeri saud ditegakkan. Anda yang mengambil manhaj salafi-wahabi dapatkan memberi penjelasan
#
143 cahya Senin, Oktober 20, 2008 pukul 12:38 am

#

Mana ada kaitan surat al kahfi dengan larangan tahlil. Justru Anda sangat tidak paham dengan isi surat al Kahfi tersebut. Karena itu sejak awal Anda menyampaikan ayat ke empat belas surat al Kahfi, kami tidak memberi penjelasan ayat tersebut karena memang tidak ada kaitannya dengan topic pokok bahasan. Dalil mengenai larangan melakukan, melafadzkan, mengucapkan tahlil. Atau secara umum tidak ada kaitannya dengan majlis dzikir yang jadi pokok bahasan kita. Karena Anda meminta untuk dibahas maka Anda dapat buka kembali makna ayat tersebut:

1.Ar Rabath maknanya ikatan. Jika kata tersebut digandengankan dengan hewan biasanya bisa berbunyi Rabathta ad dabbah artinya mengikat binatang dengan tali. Ketika dipakai dalam ayat tersebut maka dapat bermakan Allah Ta’ala memperkuat kemauan yang keras ( rabatha ala qulubihim)

2.Qomu artinya berdiri. Yang dimaksud di sini terkait dengan kejadian pada pemuda yang berdiri di hadapan Raja Dakaianus. Raja tersebut disifati sangat kejam. Sangat bengis. Sangat dikdaktor.

3.Ilahan artinya sesembahan yang lain baik dianggab sebagai Tuhan yang memiliki kekuasan sendiri. Tuhan yang dijadikan dipersekutuhan

Salah satu kitab tafsir terpercaya (kitab kuning) yaitu tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat di atas terkait dengan peristiwa, kisah ashhabul Kahfi. Peristiwa tersebut terjadi sebelum dating agama Nasrani. Nahhh, bagaimana makna ayat tersebut? Ayat tersebut hanya menceritakan tentang ashhabul Kahfi yang diberi kelebihan memiliki kemauan yang keras (sebuah potensi yang diberikan oleh Allah Ta’ala). Allah Ta’ala meneguhkan cahaya keimana. Dari cahaya keimanan tersebut ashhabul Kahfi meninggalkan kehidupan yang mewah. Karena keteguhan keimanan, maka ashhabul Kahfi berani menyampaikan saat berhadapan dengan raja yang kejam. Pertentangan dengan raja disaat raja itu menanyakan perihal prilaku ashhabul Kahfi yang tidak mau menyembah patung-patung. Berhala yang dijadikan sesembahan para raja saat itu. Kemudian ashhabul Kahfi menyampaikan keberanian dengan ucapan, “Tuhan kami adalah Tuhan yang memiliki langit dan bumi dan pemelihara segala makhluk, kami tak akan menyeru Tuhan selain Tuhan yang memelihara langit dan bumi.”
Nahhh, bagaimana Anda bisa mengambil hukum tentang larangan mengucap tahlil atau membuat majlis dzikir dari ayat ini. Demikian pula dengan shodaqoh dengan makanan yang di sekitar kita disebut dengan selematan. Bagaimana pembahasan dan pembicaan kita yang telah lama dan panjang lebar, ternyata Anda hanya menjawab dengan satu ayat. Jika ayat tersebut dikupas secara detail tak ada hubungannya dengan topic kita. Atau memang Anda menemukan dari ayat tersebut ada makna yang menunjukkan larangan bagi para umat yang berdzikir dengan tahlil atau larangan bagi umat yang membuat majlis dzikir. Jika memang Anda menemukan, mohon ada penjelasan balik.
Kisah al Kafit dalam ayat ini tentu terkait dengan ayat sebelum dan sesudahnya? Masihkah akan Anda pasakan memakai ayat ini sebagai landasan dalil pelarangan membaca tahlil
# 140

Cahya;
Saya kira anda termasuk orang yang membangkang. Kusarankan Pula membaca bukunya Imam Syatibi, pasti anda akan menemui sesuatu yang bertolak belakang dari pembangkangan anda.
Pak orang yang membangkang pada satu ayat pun mereka telah berklhianat pada Allah dan Rosulnya. Dan Allah menurunkan ayat itu sebenarnya bermakna luas untuk tidak melakukan hal yang sia-sia, tetapi karena anda termasuk orang yang membangkang pada Alqur’an jadi selalu saja menjadikan akal dan pemikiran-pemikiran sendiri dijadikan dasar dalam menentukan hukum agama. Ingat pak sabda Rosul: Besuk akan banyak ditemui suatu kaum yang sok mengetahui agama padahal mereka itu sesungguhnya sesat lagi menyesatkan. Sampai kapan pun kebenaran Alqur’an akan saya gunakan dan saya dengan tegas meenolak pemikiran bapak yang menyesatkan itu.


1. Saya tak tahu cara berpikir Anda. Anda mengemukan ayat. Anda memaksakan ayat tersebut untuk dalil pelarangan tahlil. Saat kita ikuti Anda dengan ayat tersebut Anda mengelak. Wahhhh, bagaimana ini? Coba jawab dulu ayat tersebut. Coba teliti dan komentari yang telah satu tulis kemarin dan saya kutip lagi agar ingat:

Mana ada kaitan surat al kahfi dengan larangan tahlil. Justru Anda sangat tidak paham dengan isi surat al Kahfi tersebut. Karena itu sejak awal Anda menyampaikan ayat ke empat belas surat al Kahfi, kami tidak memberi penjelasan ayat tersebut karena memang tidak ada kaitannya dengan topic pokok bahasan. Dalil mengenai larangan melakukan, melafadzkan, mengucapkan tahlil. Atau secara umum tidak ada kaitannya dengan majlis dzikir yang jadi pokok bahasan kita. Karena Anda meminta untuk dibahas maka Anda dapat buka kembali makna ayat tersebut:

1.Ar Rabath maknanya ikatan. Jika kata tersebut digandengankan dengan hewan biasanya bisa berbunyi Rabathta ad dabbah artinya mengikat binatang dengan tali. Ketika dipakai dalam ayat tersebut maka dapat bermakan Allah Ta’ala memperkuat kemauan yang keras ( rabatha ala qulubihim)

2.Qomu artinya berdiri. Yang dimaksud di sini terkait dengan kejadian pada pemuda yang berdiri di hadapan Raja Dakaianus. Raja tersebut disifati sangat kejam. Sangat bengis. Sangat dikdaktor.

3.Ilahan artinya sesembahan yang lain baik dianggab sebagai Tuhan yang memiliki kekuasan sendiri. Tuhan yang dijadikan dipersekutuhan

Salah satu kitab tafsir terpercaya (kitab kuning) yaitu tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat di atas terkait dengan peristiwa, kisah ashhabul Kahfi. Peristiwa tersebut terjadi sebelum dating agama Nasrani. Nahhh, bagaimana makna ayat tersebut? Ayat tersebut hanya menceritakan tentang ashhabul Kahfi yang diberi kelebihan memiliki kemauan yang keras (sebuah potensi yang diberikan oleh Allah Ta’ala). Allah Ta’ala meneguhkan cahaya keimana. Dari cahaya keimanan tersebut ashhabul Kahfi meninggalkan kehidupan yang mewah. Karena keteguhan keimanan, maka ashhabul Kahfi berani menyampaikan saat berhadapan dengan raja yang kejam. Pertentangan dengan raja disaat raja itu menanyakan perihal prilaku ashhabul Kahfi yang tidak mau menyembah patung-patung. Berhala yang dijadikan sesembahan para raja saat itu. Kemudian ashhabul Kahfi menyampaikan keberanian dengan ucapan, “Tuhan kami adalah Tuhan yang memiliki langit dan bumi dan pemelihara segala makhluk, kami tak akan menyeru Tuhan selain Tuhan yang memelihara langit dan bumi.”
Nahhh, bagaimana Anda bisa mengambil hukum tentang larangan mengucap tahlil atau membuat majlis dzikir dari ayat ini. Demikian pula dengan shodaqoh dengan makanan yang di sekitar kita disebut dengan selematan. Bagaimana pembahasan dan pembicaan kita yang telah lama dan panjang lebar, ternyata Anda hanya menjawab dengan satu ayat. Jika ayat tersebut dikupas secara detail tak ada hubungannya dengan topic kita. Atau memang Anda menemukan dari ayat tersebut ada makna yang menunjukkan larangan bagi para umat yang berdzikir dengan tahlil atau larangan bagi umat yang membuat majlis dzikir. Jika memang Anda menemukan, mohon ada penjelasan balik.
Kisah al Kafit dalam ayat ini tentu terkait dengan ayat sebelum dan sesudahnya? Masihkah akan Anda pasakan memakai ayat ini sebagai landasan dalil pelarangan membaca tahlil

2. Jika saya baca buku dari Imam Syatibi apakah saya disuruh taqlid dengan Imam Syatibi? Apakah Anda setuju dengan cara taqlid ini? Rasanya harus banyak menyamakan persepsi.
3. Anda menuduh saya membangkang. Membangkang yang bagaimana, kalau saya telah meminta ANDA meneliti dalil Anda cocok apa tidak, khok dituduh membangkan.
4. Pernyataan ANDA semacam ini, “Pak orang yang membangkang pada satu ayat pun mereka telah berklhianat pada Allah dan Rosulnya. Dan Allah menurunkan ayat itu sebenarnya bermakna luas untuk tidak melakukan hal yang sia-sia, tetapi karena anda termasuk orang yang membangkang pada Alqur’an jadi selalu saja menjadikan akal dan pemikiran-pemikiran sendiri dijadikan dasar dalam menentukan hukum agama. Ingat pak sabda Rosul: Besuk akan banyak ditemui suatu kaum yang sok mengetahui agama padahal mereka itu sesungguhnya sesat lagi menyesatkan. Sampai kapan pun kebenaran Alqur’an akan saya gunakan dan saya dengan tegas meenolak pemikiran bapak yang menyesatkan itu.” Bukanlah penjelasan dari makna ayat surat al Kahfi ayat ke-14. Yang Anda ajukan tetapi hanya lari dari permasalahan yang sebenarnya.
Nahhhh, sekali lagi tunjukkan kaitan ayat ke-14 surat al Kahfi yang Anda juga untuk pelarangan tahlil?
Topik kita ada pelarangan tahlil. Anda memaksakan dalil surat al kahfi ayat 14. Saya ikuti. Anda lari. Mana kaitannya. Cocok apa tidak. Silahkan Anda memberi jawaban menggunakan ayat tersebut. Ayat yang Anda ajuka sendiri.
#
144 rina Selasa, Oktober 21, 2008 pukul 7:39 am

Hehehe, kenapa kita selalu sibuk mikirin orang lain ya. Diri kita aja belum tentu bersih menurut Allah. Kalau kita ngaku bersih, apalagi klaim orang lain sesat (atas dasar ego) berarti kita telah sombong atau takabur. Padahal yang pantas sombong hanya Allah, karena Dia yang memiliki segalanya. Dan Allah tidak suka dengan orang-orang yang sombong. kita juga belum tentu hari ini dapat hidayah besok juga dapat hidayah, hari ini sholat besok juga tetap sholat??? Allah Maha Berkehendak untuk memberi hidayah dan menyesatkan kepada hambaNya. Allah pun Maha Kuasa.
Alangkah indahnya bila kita selalu membuat hati orang lain sejuk bukan sebaliknya, membuat orang lain marah, benci dan sebangsanya.
Sungguh beruntung mereka yang selalu disibukkan dengan dzikir, selalu bersholawat kepada Kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW. Apa jeleknya kita bersholawat?InnaAllaha wa malaaikatahu yusholluna `ala an-Nabi


Mudah-mudah lisan kita dihiasi dengan dzikir. Tulisan kami hanya ingin mengungkap satu buka yang kami baca saat kutemukan. Suwun banget
#
145 tanpa nama Selasa, Nopember 25, 2008 pukul 3:32 am

Assalamu’alaikum Saudaraku…..

Syarat ibadah ada 2 hal, yaitu :
1) Ilmu
Yang dimaksud ilmu disini adalah Alqur’anul Karim dan
Sunah-sunah Rasulullah (Hadis). Jika diilustrasikan maka
Alqur’an adalah hukum-hukum Allah SWT, dan Hadis adalah
petunjuk teknis pelaksanaannya dari Rasulullah saw.


wa’alaikumsalam war wab
Sayang Anda tidak menulis identitas Anda. Islam itu mengajarkan akhlak. Bagaimana jika Anda tidak menyebutkan identitas bisa dikategorikan orang yang punya akhlak? Semoga dapat diperbaiki dengan menunjukkan identitas.
#
146 tanpa nama Selasa, Nopember 25, 2008 pukul 4:06 am

Assalamu’alaikum Saudaraku……

Syarat ibadah ada 2 hal, yaitu :
1) Ilmu
Yang dimaksud ilmu disini adalah Alqur’anul Karim dan
Sunah-sunah Rasulullah (Hadis). Jika diilustrasikan,
maka Alqur’an adalah hukum-hukum Allah dan Hadis adalah
petunjuk teknis pelaksanaan dari Rasulullah saw.

2) Ikhlas
Artinya bahwa segala ibadah yang kita lakukan hanya
semata-mata untuk ketaqwaan kita kepada Allah. Jadi
segala ibadah yang kita lakukan semata-mata hanya untuk
Allah. Hanya Allahlah yang berhak menjadi juri untuk
menilai apakah ibadah kita diterima atau tidak, apakah
kita akan menjadi penghuni surga atau neraka. Yang
penting bagi kita adalah untuk menjalankan semua
perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Jika ternyata ada seseorang baik melalui lisan ataupun
tulisannya berani menjustifikasi bahwa diantara kita
akan menjadi penghuni surga atau penghuni neraka, maka
orang tsb adalah musyrik karena begitu mudahnya
menentukan surga dan neraka yang sebenarnya hanya
menjadi hak Allah SWT.

Cari guru untuk meng-kaji, karena memahami Islam tidak
cukup dengan hanya membaca 1 buku sepeti yang telah
anda lakukan. Dengan bimbingan guru anda akan
mendapatkan banyak ilmu dan semakin paham tentang Islam.


wa’alaikumsalam war wab
Sayang Anda tidak menulis identitas Anda. Islam itu mengajarkan akhlak. Bagaimana jika Anda tidak menyebutkan identitas bisa dikategorikan orang yang punya akhlak? Semoga dapat diperbaiki dengan menunjukkan identitas. Walau demikian, saya tetap akan memberi tanggapan sbb:
1. Anda mengatakan, ” …. Jika diilustrasikan, maka Alqur’an adalah hukum-hukum Allah dan Hadis adalah petunjuk teknis pelaksanaan dari Rasulullah saw.” Ilustrasi Anda dalam pernyataan tersebut menjadikan as sunnah lemah. Karena isi dari as sunnah tidak sekedar petunjuk teknis. Bahkan di dalam as sunnah ada hukum-hukum yang tidak dibahas di al Qur’an. Al Qur’an dan As Sunnah merupakan sumber hukum Islam. Merupaka pedoman hidup muslim. Merupakan satu kesatuan yang saling terkait.

2. Ketika Anda memaknai ikhlas kemudian diujung tulisan ada simpulan, ….. apakah kita akan menjadi penghuni surga atau neraka. Yang penting bagi kita adalah untuk menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya.” Kiranya simpulan ini tidak ada kaitannya dengan ikhlas. Sangat bodoh jika menjalankan ibadah secara ikhlas tetapi mengharap neraka. Tidak demikian. Anda harus belajar bab roja’ dan khouf.

3. Guru yang disyaratkan adalah guru yang bersanad. Maksudnya memiliki sanad keilmuan. Setuju jika memang guru yang bersanad.

#
147 Persiswahabi Selasa, Nopember 25, 2008 pukul 4:23 am

Itu urusanmu dengan Allah……….
Jangan UJUB !!!!!!


Mohon do’anya kita terhindar dari ujub. Menulis sebuah fakta pemikiran yang telah tertuang di dalam buku, saya kira tidak termasuk ujub. Jika memang mau meneliti ulang seluruh tulisanku, maka akan menemukan makna yang kami maksud.
#
148 NIZAR Selasa, Nopember 25, 2008 pukul 4:24 am

assalamualaikum….
di sini saya cuma mau bertanya kpd pemilik situs ini:
1.apa anda tahu awal sejarah lahir nya maulid,yg sudah jelas2 para salafus sholeh tidak mengerjakan ajaran itu?
“jika itu memang baik,tentu para sahabat,tabi’in,tabiut tabi’in psti sudah melakukan hal itu,bukan kita.

2.siapa bilang ziarah kubur itu di larang?
a.ziarah yg seperti apa yg di syari’at oleh nabi muhammad?
b.ziarah yg seperti apa yg di larang oleh nabi muhammad?

3.apa anda tahu tentang hakikat tasawuf?
a.siapa pendiri tasawuf? apakah nabi muhammad ya
mendirikan ajaran tsb? jika anda temukan bukan nabi muhammad yg mendirikan ajaran tsb,siapa yg akan anda ikuti ajaran nya? nabi muhammad/pendiri tasawuf?

4.apa nda pernah mencari tahu keburukan amalan tsb (maulid)/kebaikan nya?
jika ada kebaikan nya,kebaikan spt apa?

5.apa anda tahu shalawat apa yg pernah di ajarkan rosulullah?
6.apa anda mengetahui sholawat2 apa yg tidak pernah di anjurkan oleh rosulullah?
jika anda mengetahui hal itu,lantas ajaran siapa yg seharus nya di pakai?rosulullah / pembuat shalawat tsb?

7.apakah ada kewajiban setiap tgl 12 robiul awal harus dijadikan hari libur / hari berkabung?
jika ya,berarti kita seperti syia’ah yg mewajibkan berkabung atas kematian nya imam hasan/husein dong?

hanya itu pertanyaan yg dapat saya ajukan kepada anda.
dan saya mengharap jawaban anda berdasarkan dalil2 yg shohih.bukan dari hawa nafsu anda yg melihat itu kebiasaan dari nenek moyang kami,maka kami harus meneruskan warisan itu.
tapi berilah saya keterangan dari dalil2 yg shohih.

terakhir saya mohon maaf jika ada tulisan saya yg kurang berkenan di hati saudara.kirim balasan anda ke alamat email saya ya,karna saya bukan mengajak saudara utk saling menghujat.melainkan saya hanya mengajak saudara untuk bertukar fikiran.fizar_2004@yahoo.com (itu alamat saya)
terima ksaih…akhirul kalam
wassalamualikum waroh matullohi wabaro katu.


Wa’alaikum salam war. wab.
Pak Nizar yang berbahagia,

1.Mulai pertanyaan no. 1 hingga no. 6 merupakan argumen Anda atas pandangan Anda, bahwa Anda menolak peringatan maulid nabi dan seterusnya.
2.Saya sangat senang jika Anda meminta dalil yang shohih. Namun ada perbedaan pandangan tentang pengambilan dalil. Semisal apakah hikayat, shiroh Rasul itu membutuhkan hadits shohih apa tidak. Dari sinilah kita harus ada kesamaan pandangan dulu, hadits shohih itu untuk digunakan dalil apa saja dan yang tidak shohih itu untuk apa saja. Hadits hasan juga demikian untuk apa saja. Sedangkan terkait hadits dloif kita akan mengikuti ulama’ yang mana. Pandangan ulama’ terkait hadits dloifpun sangat berbeda. Ulama’ ahli hadist sangat banyak. Dalam hal ini saja ada pandangan yang berbeda antara Anda dengan para pengikut ahlu sunnah wal jama’ah.
3.Pernyataan Anda, “ … bahwa ini tidak dilaksanakan zaman nabi, sahabat, tabiin dlll … “ bukanlah termasuk hujah.
4.Setiap pelaksanaan amal atau ibadah pasti ada dampak baik atau buruk. Ada kalanya buruk dari oknumnya. Ada kalanya buruk dari dzatnya. Jika Anda bertanya kebaik/keburukan maulid, maka kita jangan terjebak pada kasus ataupun oknum. Demikian juga jika kita bertanya bagaimana kebaikan dan keburukan pelaksanaan ibadah haji 2008/1429? Maka jangan terjebak pada oknum.
5.Pertanyaan Anda nomor 7 merupakan pertanyaan yang mengada-ada. Pertanyaan dari sikap syu’udzon. Bagaimana Anda menilai bahwa 12 Robi’ul Awal itu disebut hari bergabung padahal hari itu merupakan hari kelahiran. Apalagi Anda sebut dan bandingkan dengan syiah.
6.Terima kasih atas tanggapan Anda. Jika Anda tidak mengajak saling menghujat maka hal tersebut merupakan sikap yang sangat baik. Semoga kita tidak lagi menemukan lagi generasi yang hanya melemparkan hujatan dengan membid’ahkan mauled nabi, membid’ahkan tahlil, membid’ahkan yasinan, membid’ahkan tasawuf dan tawasul.
7.Sebagaimana yang Anda sampaikan, bahwa kita tidak boleh mengedepankan hawa nafsu tetapi dengan dalil. Saya sepakat. Maka generasi yang menghujat dengan hawa nafsu, mudah-mudahan tidak muncul lagi.
8. Pak Ahmad Aswaja menyarankan di komentar yang masuk di blogku agar ada perbandingan pandangan di blog ini
#
149 Hamba Allah Selasa, Nopember 25, 2008 pukul 5:50 am

Assalamu’alaikum Saudara-saudara seiman……

Kita patut bersyukur kepada Allah karena hingga detik ini Allah masih mencintai kita sebagai hamba-Nya. Bukti kecintaan Allah adalah dengan memberikan ujian kepada hambaNya.

Apa yang kita saksikan saat ini adalah bukti kecintaan Allah, bahwa Allah sedang menguji keimanan kita melalui Mawardi.

Mari kita bermuhasabah untuk semakin istiqomah menyempurnakan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah, jangan terpengaruh oleh bisikan-bisikan yang menyesatkan. Muwardi.

Saran :
ABAIKAN DAN TIDAK PERLU LAGI DITANGGAPI
INGAT BAHWA DAJJAL DATANG UNTUK MENIPU ORANG-ORANG YANG TIDAK BERIMAN


Wa’alaikum salam war wab
Semoga Allah Ta’ala selalu menunjukkan kebenaran kepada semua hambanya. Semoga ilmu terus dikaji sehingga Islam akan berkembang dengan ilmu.
#
150 NIZAR Selasa, Nopember 25, 2008 pukul 9:21 am

assalamualaikum…
untuk mas dodi nich;
Tiket ke surga gampang mas…
yaitu mengucapkan syahadatain, dua kalimat syahadat
Asyhadu an laa ilaaha illallah
Wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.
Itulah kunci pintu surga. Siapa yang berani bilang ini bukan yang diajarkan oleh nabi rasulullah???
Paling tidak anda sudah mempunyai tiket/kunci surga”…

mas dodi pernah belajar tentang makna syahadat?
ko gampang masuk surga cuma dengan kata2 syahadat,makna nya di pelajari juga ya mas,setelah mas pelajari makna nya di situ mas bakal tahu apa arti syahadat?
bukan sekedar ucap syahadat trus masuk surga mas.
terus di mana kewajiban kita atas syahadat yg telah kita ucap?
apakah sudah benar “asyhadualla ilaa ha ilallah”?
apakah sudah benar bahwa “wa ashadu ana muhammad ur rosulullah”?

makna syahadat ada berapa mas dodi?
fungsi syahadat utk apa mas?
jawab nya dengan dalil ya,jangan dengan ego/emosi ya?
jazakallah….


Paling tidak yang mengucap kalimat thoyibah dan syahadah ada jaminan masuk surga walau harus melalui neraka karena dosanya. Karena itu seorang muslim itu dijamin masuk surga walau tidak pada gelombong pertama. Inilah jaminan untuk semua muslim
#
151 NIZAR Rabu, Nopember 26, 2008 pukul 9:07 am

ASSALAMUALAIKUM….
mas…dalil nya dong,
kasihan orang awam menafsirkan nya mas..

terus pertanyaan saya yg pertama mana jawaban nya?
INGET;lagi2 dengan dalil mas,gampang kan?
apalagi untuk ustadz seperti antum,saya yakin insya allah antum faham tentang hakikat tasawuf,sejarah maulid,makna ziarah,qunut subuh,tahlil,bacaan al qur’an utk org mati,ratib haddad,ratib attos.dll
kalau semua memang datang nya dari rosulullah pasti seluruh umat islam akan melakukan nya.terima kasih atas jawaban mas utk pertanyaan saya yang ke dua,walaupun pertanyaan itu seber nya saya tujukan utk saudara dodi,alhamdulillah mas sdh menyempatkan waktu utk menjawab nya.
jujur saya katakan bahwa jawaban mas malah bikin saya/org lain jadi bingung.jujur mas,saya ga puas atas jawaban itu.
jazakallahu khairon kashiron.
wassalamualaikum.


Pak Nizar yang berbahagia
Wa’alaikum salam war. wab.

1.Para penganut ahlu sunnah wal jamaah dalam setiap ibadahnya telah dilandasi dengan dalil. Hanya saja kita perlu tahu bahwa cara pengambilan dalil ahlu sunnah wal jamaah sangat berbeda dengan kalangan Salafi-Wahabi. Yang Anda minta dalil dari kalangan ahlu sunnah wal jamaah atau dalil dari kalangan Salafi-Wahabi. Kalau Anda minta dalil dari ulama’ ahlu sunnah, maka akan kami kutipkan dalil yang begitu banyak. Jika yang Anda inginkan dari Salafi-Wahabi, enak lhooo dalilnya, “ …. … bahwa hal tersebut tidak dicontohkan, tidak dilaksanakan zaman nabi, sahabat, tabiin ….. “
2.Kenapa harus bingung, jika memang ada jaminan semua kaum muslimin bisa masuk surga. Asalkan syahadat. Asalkan baca kalimat thoyibah. Kenapa harus bingung?
ada komentar agar kita masuk dan mendalami blog ini
#
152 musyaffa Kamis, Nopember 27, 2008 pukul 8:42 am

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sungguh menarik diskusi di blognya ustadz imam ini.

Perkenalkan, saya adalah orang yang di lahirkan di lingkungan muhamadiyah. Ayah saya seorang aktivis muhammadiyah sejak mudanya hingga akhir hayatnya. Ibu saya anak seorang tokoh NU di Jawa Tengah.
Saya Sekolah SD di muhamadiyah yang seminggu 2 jam pelajaran di ajarkan kemuhammadiyahan.

Sewaktu SMP hingga SMA, saya sering mengikuti khalaqoh2 yang saat itu
(1985-1990) marak diselenggarakan oleh para aktivis muda. Yang seingat saya, waktu itu banyak membahas dunia islam di timur tengah dengan
dengan segala macam ascesorisnya.

Di bangku kuliah, saya lanjutkan aktifitas saya di masjid kampus dan
di salah satu organisasi mahasiswa islam (terbesar di indonesia)

Saat ini, saya berada di lingkungan salah satu pondok pesantren di tulungagung. Pondok Pesantren yang di asuh oleh seorang Mursyid sebuat toriqoh. Di dalam pondok yang sangat kenthal dengan suasana SUFI, sejak 1998 hampir seharian saya mengisi waktu saya.

yang ingin saya sampaikan adalah :

Dari perjalan kehidupan saya hingga saat ini adalah, dengan cara yang berbeda-beda orang berupaya untuk mencintai Allah dan Rosulnya. Masing-masing punya dalil dan alasan, masing-masing punya panutan, dan masing-masing di yakini bermuara pada ajaran Rosulullah.

Alhamdulillah saat ini saya masih merasa muhammadiyah dan nyaman2 saja ada di lingkungan Pondok Pesantren, dan mereka tidak merasa risi dengan kehadiran saya.

Kebenaran hanya milik Allah, mendiskusikan beda pendapat untuk menambah wawasan dan belajar menghormati perbedaan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Wa’alaikumsalam war wab,
Pak Musyaffa’ yang berbahagia,
1.Terima kasih tanggapannya, saya senang dengan pandangan dan latar belakangan Jenengan.
2.Saya tidak sedang mendiskusikan Muhammadiyah tetapi saya mendapatkan hadiah buku dari Bapak Dpk Kedungwaru Tulungagung sebagai telah saya tulis ulang dengan judul sangat vulgar. Karena itu saya tidak membahas Muhammadiyah tetapi isi buku.
3.Pelajaran kemuhamadiyahan akan mampu menumbuhkan jiwa keislaman yang baik dan mantap sehingga diharapkan menjadi kader Islam. Semoga hingga saat ini terwujud di dalam diri jenengan.
4.LDK di kampus merupakan kelompok studi Islam yang menyatukan antara HMI dan PMII. Ada yang digerakkan oleh HTI dan IM. Namun ada juga yang digerakkan oleh Salafi, namun sebagian kecil digerakkan oleh Syiah. Nahhh, setiap kampus memiliki karakter masing-masing.
5.Di Tulungagung yang terkenal namanya PETA.
6.Saya sangat senang dengan keberadaan jenengan yang dapat menyesuaikan diri di lingkungan di luar komunitas jenengan. Semoga tetap menjalin ukhuwah. Yaaa, jika sudah ada pemahaman bahwa masing-masing memiliki landasan dalil, maka tidak ada tuduhan sebagaimana buku yang kuterima tersebut.
7.Saya mohon jangan ada kesalahpahaman, karena yang didiskusikan bukan terkait dengan Muhammadiyah. Tetapi terkait dengan isi buku.
#
153 NIZAR Kamis, Nopember 27, 2008 pukul 11:20 am

ASSALAMUALAIKUM…
alhamdulillah pertanyaan saya sudah terjawab,dan sekali lagi saya katakan bahwa saya tidak puas dengan jawaban antum,antum pengikut maulid tentu antum tahu sejarah lahir nya maulid,tapi di sini tidak ada penjabaran sama sekali.

ke dus,anda salah satu tokoh pengikut tasawuf,anda pasti mengetahiu sejarah lahir nya tasawuf,tapi lagi2 tidak saya temukan penjabaran nya.

maslah dalil,antum & ana sama2 memegang dalil,betul kan pak?
ana cuma minta penjabaran 2 point yg diatas ya ustadz….
dan jika anda bilang para “wahabi” sering menghujat ahlu sunnah?
ahlu sunnah yg mana ustadz….(hanya allah yg maha tahu,dan hanya allah lah sebaik baik nya hakim)
tapi yg saya tahu bahwa ahlu sunnah banyak mengajar kan hal2 yg di larang,yg sering di lakukan ahlul bid’ah.(maaf)

soal blog”salafy tobat”berulang kali saya baca fitnah2 yg di terima oleh para pengikiut syaikh muhammad bin abdul wahab yg mendapat berbagai macam hinaan,fitnah keji.tapi bisa saya lihat sendiri khusus nya di negri kita teramat banyak saudara2 kita yg awal nya menerima mentah2 fitnah itu,lalu memreka memelajari lagi,mengkaji lagi dan akhir nya mereka mendapati kebenaran dari fitnah2 yg di lontarkan oleh musuh2 islam terutama dari dalam,karena penyebar kata2 “WAHABI”itu yg pertama kali justru bukan dari kalangan muslim,justru dari kalangan kafir yaitu INGGRIS,di saat ajaran muhammad bin abdul wahab itu sudah sampai daratan india.bapak mengatakan ahlu sunnah sebagai “wahabi”,berarti bapak mengiyakan apa yg sudah di katakan oleh kafir INGGRIS.
ini hanya sedikit kilas balik sejarah pak ya….
terakhir,justru dari kalangan NU sendiri yg sering menghujat,kebetulan saya tinggal dekat masjid,dan sering ceramah2 saya denger dari rumah di waktu ba’da maghrib atau isya,dan isi nya selalu menghujat para ulama salafus sholeh.
dengan kata2 yg kasar.dan sekali lagi saya tidak menyalahkan NU nya,tapi yg saya sesali sikap dari ustadz nya,memang manusia ya pak,tidak luput dari khilaf dan dosa(semoga saya&bapak terhindar dan di jaga oleh allah akan hal tsb).
terakhir biarlah saya berpegang teguh dengan pendapat saya bahwa hal2 tsb mmg tidak berdasar.dan biarlah bapak berpegang teguh dengan pendapat bapak,karena saya & bapak juga yakin bahwa bapak memegang dalil.semoga amal ibadah kita tidak menjadi sia2 selama ini.(amin)
o iya pak,satu pesan saya,semoga bapak berkenan ya.lebih baik bapak rubah judul artikel bapak di atas kerana:
1.sangat kontroversi
2.kasihan orang awam yg tidak tahu menahu,akhir nya mereka saling menghujat,apalagi sampai mengeluarkan kata2 kotor.
3.tulisan bapak ini bisa mengadu domba sesama muslim,(kan bapak sendiri bilang waktu bapak terbatas utk membuka link ini,selebih nya bapak gunakan untuk umat,jika bapak merubah judul ini justru bapak lebih memikirkan umat,dan bapak bisa mencegah terpecah nya umat)walaupun bapak bilang tergantung kalian menafsirkan nya.tapi penafsiran dari bapak ini yang dapat memecah umat.
akhirul kalam…terima kasih banyak atas semuanya dan saya mohon maaf bila ada kata2 yang salah dari saya.
wassalamualaikum waroh matullohi wabarokatuh….

Pak Nizar yang berbahagia,
1.Saya tidak menjelaskan maslah maulid nabi, tawasul, tasawuf dan yang Anda komentarkan kemarin memang saya sengaja tidak jawab. Karena memang pertanyaan atau komentar yang tidak perlu mendapatkan jawaban. Bagaimana harus dijawab sementara Anda sudah menolak sebelum ada jawabannya. Anda sudah alergi. Bagaimana harus dijawab sementara cara pengambilan dalil Anda berbeda dengan ahlu sunnah wal jama’ah. Dan saya ada keyaqinan Anda telah punya dalil dan pegangan yang mengatakan bahwa semua yang dijalankan oleh ahlu sunnah wal jamaah itu bid’ah.
2.Wahabi menghujat ahlu sunnah yang memegang teguh para ulama’ madzab dan ulama pengikut imam madzab.
3.Ulama’ ahlu sunnah wal jamaah telah meletakkan landasan berpikir tentang bid’ah yang tidak sama dengan landasan berpikir Wahabi.
4.Jika sudah membaca blog salafytobat.wodpress.com, yaaa al hamdulillah. Saya juga baru buka saat ada komentar dari ahmad aswaja dua hari yang lalu. Jika di dalam blog itu ada fitnah, maka selayaknya dijawab atau bahkan dituntut aja secara hukum.
5.Para pemuja Syaik Muhammad Bin Abdul Wahab merasa mendapatkan fitnah. Yaaa itu manusiawi. Padahal realitanya dari lisan para pengikut dan pemuja Syaik Muhammad Bin Abdul Wahab inilah fitnah itu terjadi. Kenapa Anda membalikkan fakta sejarah?
6.Jika pengikut Syaik Muhammad Bin Abdul Wahab tidak suka disebut Wahabi, sebaiknya disebut siapa? Ataukah tidak ada sebutannya?
7.Saya tidak paham dan tidak tahu keterlibatan Inggris sebagaimana pandangan Anda. Yang saya tahu banyak pengamat yang menjelaskan bahwa Kerajaan Saudi saat ini tunduk dan terkendalikan oleh negara kafir. Baik dalam kebijaksanaan politik maupun dalam penataan negara.
8.Kalangan NU pada saat ini sering menjawab seluruh tuduhan dari para pengikuti Syaik Muhammad Bin Abdul Wahab atas tuduhan amalan di NU yang disebut bid’ah, syirik dan khurofat. Jadi posisi dari NU saat ini menjelaskan semua tuduhan tersebut. Maka hak NU. Dan sebuah kewajaran.
9.Saya tidak percaya jika ada da’i di NU menghujat ulama’ salafush sholih. Karena cara berprilaku di NU telah didasari pemahaman cinta pada ulama’nya apalagi ulama’ salafush sholih.
10. Sementara ini belum ada pertimbangan untuk mengubah judul. Saya sampaikan jazakumullah atas sarannya. Saran yang baik.
#
154 NIZAR Jumat, Nopember 28, 2008 pukul 1:13 pm

assalamualaikum…

untuk saudara ku yg belum mengetahui makna dari kalimat syahadat.karena syahadat itu bukan sekedar di ucapkan.
dan bagi saudaraku se islam yg mengikuti ritual maulid,pengikut tasawuf,akan saya jabarkan panjang lebar sejarah dan hakikat nya,agar saudara2 ku mengetahui.akan saya uraikan panjang lebar di sini juga (jika pemilik blog ini mengizinkan) agar kita mengetahui apa yg kita kerjakan adalah benar.dan tidak ada kesalahan yg tersembunyi.

Syarat syahadat ini

Syahadat ini tidak sekedar ucapan bibir yang kosong belaka, mengucapkannya atau bersaksi dengannya mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi, tanpanya ucapan syahadat ini tidak bermanfaat bagi pengucapnya. Ada tujuh syarat syahadat ini:

1- Ilmu atau mengetahui
Artinya orang yang mengucapkannya mengetahui dan memahami makna, kandungan dan maksudnya. Mengerti apa yang ditetapkan dan apa yang dinafikan oleh kalimat ini. Seandainya seseorang mengucapkannya tanpa mengerti makna dan maksudnya maka ia tidak berguna.

Firman Allah, “…Akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka mengetahui(nya).” (Az-Zukhruf: 86).

Firman Allah, “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang haq selain Allah.” (Muhammad: 19).

2- Meyakini

Syarat ini berarti bahwa orang yang mengucapkannya tidak mempunyai kebimbangan terhadap kebenaran kalimat ini dan kandungannya, sebab manakala dia bimbang maka ikrarnya tidak berguna. Ini merupakan inti dasar iman itu sendiri yaitu meyakini apa yang diimani.

Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu…” (Al-Hujurat: 15).

Nabi saw bersabda,

مَنْ لَقِيْتَ وَرَاءَ هَذَا الحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلا اللهَ مُسْتَيْقِنًابِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالجَنَّةِ

“Siapa yang kamu temui di balik kebun ini yang bersaksi bahwa tiada Tuhan yang haq selain Allah dengan hati yang meyakininya maka sampaikan berita gembira surga kepadanya.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah).

3- Menerima

Menerima tuntutan kalimat ini yaitu hanya beribadah kepada Allah semata dengan meninggalkan selainNya. Siapa yang mengucapkannya tetapi menolak menerima maka dia menyombongkan diri, dia termasuk ke dalam firman Allah,

“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, ‘Laa ilaaha illallah’ (tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata, ‘Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?” (Ash-Shaffat: 35-36).

Ini seperti sebagian kaum muslimin dewasa ini, mereka mengucapkan kalimat ini dan mengaku menyembah Allah tetapi mereka tidak berkenan meninggalkan selain-Nya, sehingga kita melihat di antara mereka ada yang menyembah kubur dan penghuninya, menyembah jimat dan lain-lain. Ini berarti mereka belum menerima kalimat ini.

4-Menyerahkan diri

Setelah menerima adalah menyerahkan diri dalam arti tunduk dan patuh dengan kandungan makna syahadat ini.

Firman Allah, “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.” (Luqman: 22).

5- Membenarkan

Maksudnya dia mengucapkan dengan lisannya sementara hatinya membenarkan, sebab kalau dia mengucapkan tetapi hatinya mendustakan maka ia adalah munafik yang menampakkan iman dan menyembunyikan kufur.

Allah berfirman, “Di antara manusia ada yang mengatakan, ‘Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian,’ padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (Al-Baqarah: 8).

6- Ikhlas

Maksudnya, membersihkan amal perbuatan dari noda-noda syirik, tidak melakukannya karena tendensi dunia, riya` dan sum’ah, karena hal ini bertentangan dengan ikhlas yang merupakan syarat kalimat ini.

Sabda Nabi saw,

فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلىَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاإِلَهَ إِلاَّ اللهُ يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah karena berharap wajah Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

7- Menyintai

Menyintai kalimat ini dan konsekuensinya serta menyintai orang-orang yang mengamalkan tuntutannya.

Firman Allah, “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165).

INSYA ALLAH…
wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Wa’alaikumsalam war wab
1.Di blog ini temen-temen Salafi-Wahabi atau yang lainnya, semua aja dipersilahkan menulis panjang lebar, tidak ada masalah karena para pembaca akan menimbang dan menilai. Hanya saja tulisan dimohon tidak sekedar kopi paste aja. Jika kopi paste cukup ditulis link-nya saja. Sekali lagi silahkan, jika memang itu pandangan Anda. Tentu pembaca akan menanti pandangan Anda.

2.Anda telah mensyaratkan ada tujuh syarat dalam syahadat, sangat baik sekali. Pada syarat pertama Anda katakana jika tidak memahami makna maka tidak berguna. Anda sertai pula dalil dua ayat al Qur’an. Dalil tersebut untuk mendukung pernyataan Anda bahwa seseorang harus memahami makna dan maksud syahadat atau untuk apa? Coba cek lagi agar dalam menempatkan dalil ada kesesuain. Tingkatan seseorang bermacam-macam. Ada yang tidak tahu sama sekali bahasa Arab. Bahkan membaca syahadat saja tidak sesuai dengan tatanan bahasa Arab. Ada yang mengerti bahasa Arab sangat minimal, dan ada yang mahir bahasa Arab. Karena syahadat itu syarat masuk Islam. Karena syahadat itu penanda antara yang kafir dan muslim. Syahadat itu penghapus segala keburukan saat kafir. Dan syahadat itu pekerjaan lisan. Maka bagi orang yang hanya mengucapkan syahadat secara lisan saja sudah dapat dikatakan memiliki amal yang agung, amal yang sangat tinggi nilainya. Pasti bermakna, bermanfaat dan berfaedah. Bagaimana Anda bisa mengatakan, bahwa syahadah itu tidak berguna jika tidak mengerti makna dan maksudnya?
Ketika Anda mensyaratkan yang ketiga sangat baik tetapi saat Anda mengambil dalil surat Ash Shaff 35-36 tentunya Anda harus memahami ayat itu untuk orang kafir yang tidak mau menerima syahadat atau untuk orang yang telah bersyahadat. Ingatlah bahwa ayat-ayat yang diturunkan untuk orang kafir tidak bisa dengan mudah dijustifikasikan orang yang telah bersyahadat. Apalagi kemudian Anda menuduh pada orang yang ziarah kubur sebagai kaum yang menyembah kubur dan penghuninya. Sudahkah Anda melakukan studi kasus, bahwa orang yang ziarah kubur itu tujuannya untuk menyembah kubur atau penghuninya. Bagaimana cara mereka menyembah kubur. Bacaan apa yang diucapkan saat menyembah kubur. Apakah orang yang ziarah kubur itu pasti batal syahadatnya?

3.Coba Anda teliti ulang tujuh syarat Anda ini. Apakah memang ada dalil dari nabi kita, bahwa seseorang harus mengikuti sebagai metodologi Anda tersebut? Ataukah ada juga di zaman shahabat yang mensyaratkan semacam ini. Atau mungkin di zaman salafush sholih. Kalau thoh Anda mengemukan dalil ayat al Qur’an, maka dalil tersebut tidak terkait dengan syahadat sama sekali. Coba Anda teliti ulang tujuh syarat Anda. Adakah perbedaan yang signifikan antara syarat nomor 2, 3, 4, dan 5. Jika Anda teliti, maka Anda dapat menemukan bahwa itu hanya satu kesatuan saja.

4.Jika syarat yang Anda ajukan dalam syahadat ini dari Anda sendiri, apakah hal tersebut tidak termasuk mengada-ada. Karena syahadat itu pekerjaan lisan. Bukankah pekerjaan lisan itu hanya cukup diucapkan saja. Nahhh, setelah mengucapkan secara lisan, maka orang yang telah bersyahadat memiliki konsekwensi. Jadi beda antara syarat dan konsekwensi. Sementara syarat syahadat yang Anda ajukan ada yang bisa masuk sebagai syarat dan ada yang berupa konsekwensi setelah mengucapkan syahadat. Jika memang Anda meletakkan sebagai syarat, maka orang yang bersyahadat harus memenuhi semua unsur tersebut. Bagaimana cara Anda untuk mengetahui dan memahaminya. Lebih jauh saya ingin bertanya, saat para orang jahiliyah masuk Islam apakah ada riwayat yang mengetes dengan tujuh syarat ini? Teknis ngetesnya bagaimana. Ataukah bagaimana teknisnya persyahadatan ornag-orang jahiliyah?
#
155 cah SOlo Senin, Desember 1, 2008 pukul 4:38 am

GAK USAH PADHA UDREG, NGAJIO…. NGAJIO… QURAN HADITS, NGKO RAKK FAHAM,… RA TAU NGAJI KOK SENENGE EYEL-EYELAN

NEK GELEM NGAJI NGKO BEN FAQIH, FAHAM, NGERTI MANA YANG BENER DAN SALAH
OK..
SALAM


Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh
Komentar yang sangat bagus, hanya saja tidak ada namanya. Jika Anda menampilkan identitas, maka akan lebih baik. Suwun.
Komentar yang sangat bagus, hanya saja tidak ada namanya. Jika Anda menampilkan identitas, maka akan lebih baik. Cah Solo yang baik hati. Saya hanya menyarankan jika menulis komentar sebaiknya memakai hurup kecil saja tidak usah pakai hurup capital. Yang membaca merasa tidak enak.

Sepakat ngaji harus,
Menyampaikan pandangan dalam bentuk tulisan juga hal yang baik agar ada keterbukaan,
Yaaa, diskusinya orang pinggiran yaaa dikesankan eyel-eyelen. Lhaaa wong anggota DPR aja adu cotos khokkk.
Yang benar adalah yang sesuai dengan al Qur’an, as Sunnah, Ijma’ dan Qiyas baik dalam pandangan para ulama’ madzab maupun ulama’ mujtahid lainnya.
Yang salah adalah yang menyimpang dari al Qur’an, as Sunnah, Ijma’ dan Qiyas baik dalam pandangan para ulama’ madzab maupun ulama’ mujtahid lainnya.
Yang lebih salah lagi adalah yang menyalahkan para ulama’ madzab maupun ulama’ mujtahid yang telah menghasilkan karya dan landasan beragama dengan sangat baik.
Yang lebih salah lagi adalah yang menuduh bid’ah hasil jerih payah keilmuaan dari para ulama’ madzab maupun ulama’ mujtahid
Yang lebih salah lagi adalah yang ajakaan kembali ke al Qur’an dan al Hadits dengan meninggalkan dan mencampakkan para ulama’ madzab maupun ulama’ mujtahid. Seolah-olah para ulama’ madzab maupun ulama’ mujtahid tidak sesuai dengan Qur’an dan Hadits.

#
156 Krebo Selasa, Desember 2, 2008 pukul 8:50 am

Lha itu. Cah Solo benar adanya. Bid’ah itu apa saya juga ga tau. Tapi kalau memang yang ditilik dari soal meninggalkan sholat dan pengeluaran dana besar-besaran, memang jadi logis kalo dilarang. Sayangnya ada relatifitas disini. Kalau yang ditonjolkan segi ukhuwahnya, dan waktu mbaca sholawat jadi ekstase pada Gusti Allah (sampai ada yang nangis saking khusyuknya), saya pikir lain lagi itu critanya.

Soal ziarah, lha sekarang saya mikirnya logis aja. Saya sih pengen deket-deket Kanjeng Sunan dan para wali lainnya. Biar barokahnya nyiprat. Lha kan sudah mati? Iya. Tapi coba liat waktu tsunami aceh kemarin. Banyak makam yang slamet padahal kanan kirinya ancur. Dan setelah ditelusuri, ternyata yang slamet tadi memang “sangar” dulunya. Lha brarti daerah sekitar situ memang kecipratan radiasi barokahnya beliau. Aji mumpunglah. Sapa tau dengan berdoa dilokasi yang memang khusus tadi, bisa lebih mustajabah. Dak mu’inlah saya doa di makamnya Hitler. Jelas bakal susah nyampenya. Heheheheh.

Anyway mas, saya sudah sering nanya berkali-kali sama guru saya soal ziarah. Dan beliau ngomong panjang lebar soal kitab-kitab orang-orang “sangar” dulu yang saya sendiri males ngapalin namanya. Dan terakhir waktu ke makamnya mbah kyai masnur di sidosermo surabaya, beliau bilang gini: “Sekarang banyak yang pake sorban mas. Tapi yang bener2 punya karomah seperti beliau2 yang meninggal ini udah bener2 jarang. Sekolahnya aja diluar negri, tapi ya gitu. Biasa.”. Lalu beliau nyium nisannya mbah kyai.

Ohh ya. Tambahan lagi. Wali songo itu masih ada. Kanjeng Sunan semuanya lengkap. Dan sekarang, jabatan tersebut diteruskan. Entah siapa orangnya. Mungkin kita gak kenal. Mungkin malah sering nampang di tv. Ga percaya? Coba aja tanya yang bisa supernatural dan jujur. Insya Allah bener.


Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh
Cak Krebo sing lagi sumringah,
Iyooo lhooo cak, bid’ah itu sing nganyar-nyanyari. Poro ulama’ wis weruh maslah bid’ah iki sejak dulu kala. Krono kuwi ulama’ ahlu sunnah mbahas bid’ah podo karo mbahas hokum Islam. Ono sing bid’ah wajib. Ono sing bid’ah sunnah,. Ono sing bid’ah mahruh. Ono sing bid’ah haram. Ono sing bid’ah mubah. Sing dimasalahno yen ono ulama’ anyar-anyar mung ngerti bid’ah itu sesat. Bid’ah iku dlolal. Bid’ah iku neroko. Bid’ah iku uuuuweeeelek. Krono kuwi poro wali songgo termasuk sing ngowo bid’ah. Mungguh-e ulama’ anyar-anyar iki poro wali yooo uuuuweeeelek banget.

Wong mati iku sejatine mung pisah rogo lan nyowo. Ruh-e isih terus berkomunikasi dan beribadah pada Allah Ta’ala. Apik wae tawasul poro wali. Sing penting ora kliru waline. Kudu ngati-ngati ake wong ngaku wali. Akeh kuburan wong biasa disebut wali. Ojo sampek kliru.
#
157 Krebo Selasa, Desember 2, 2008 pukul 8:53 am

Ralat. Yang nyium anaknya. Beliau nyuruh anaknya. Saya waktu itu gengsi mo ikutan nyium. Hihihihhihi.


Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh
Cak Krebo,
Ralat diterima
#
158 Kudus berarti suci tapi ada seorang yang tidak suci = saia Selasa, Desember 2, 2008 pukul 11:36 pm

Nah Lohh.. kalo dah tau bakal masuk neraka kan jadi tambah rajin.. Meskipun kita juga belum tahu, rajin kita tu diterima atau tidak oleh Allah (rajin ibadah aja belum tentu diterima, apalagi hanya pendapat kita?, yang cuma dibibir saja.. Kalo aku sih bisa nulis ato ngomong aja: selama hidup dari umur 7 tahun gak pernah ninggalin sholat dhuha, sholat malam, sholat hajat, sholat jamaah 5 waktu, sholat apalah kalian lebih tau..
Tentang bacaan maulid/ sholawat…Yang saya tau si saya sering baca Kompas, Suara Merdeka, Marketing, Moto Plus, HArry Potter (Karya JK. Rowling bukan karya Syekh Ahmad Jauhariy :) ), dan bacaan2 gak jelas yang lain (termasuk buka2 internet, baca2 yang gak penting kaya gini-apalagi nambah coment) :) .. berarti dapat tiket VIP ke neraka dong! hweheheh..
Wah jadi inget waktu SD dulu jaman2 upacara bendera.. masih ingat banget kalo Pak Guru yang di depan bilang kurang lebih seperti ini : “marilah kita doakan arwah para pahlawan kita yang telah gugur mendahului kita, semoga arwah nya diterima disisiNya, Mulai..!” dan setelah semuanya nunduk kepala , anak2 yang jahil biasanya melakukan aksinya karena merasa guru2 mereka gak liat mereka. Pertanyaannya adalah : apa nyampe doa kita? jelas kita bukan anak (kecuali Ibu “Kita” Kartini :) ), bukan sodara, kenal aja enggak, kenalpun hanya foto dan paling2 karna disuruh ngapalin bu guru..
Ughhhh…Dunia emang lucu… Kalo boleh menambahkan 1 saja sifat Allah.. (semoga saja gak boleh..) Allah itu maha bercanda.. Heheheh..

Akhirul kalam…

Anak menteng presiden Amerikahh..
Yang gelelng2 Piss Ahhh..


Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh
Komentar yang sangat bagus, hanya saja tidak ada namanya. Jika Anda menampilkan identitas, maka akan lebih baik. Salam kenal dan salam ukhuwah. Suwun.
#
159 Kudus berarti suci tapi ada seorang yang tidak suci = saia Selasa, Desember 2, 2008 pukul 11:50 pm

Di atas ada yang nulis Syurga/ neraka gak penting khan.. ngomong2 tentang syurga nerakak, Jadi inget guyonan temen2 preman : Kalo kita nakalnya dah kebangetan, dosa dah numpuk banget, mungkin Pas di Akhirat nanti, pas dilempar ke neraka. saking kencengnya, nyantol di syurga… Heheheh ;) Hebat ya.. Mereka masih memegang Rukun Iman.. Mereka percaya akhirat ada..Mereka dah merasa bakal masuk neraka.. Bukan maksud saya menjadikan mereka sebagai teladan seutuhnya, tapi guru kita sungguh ada di lingkungan sekitar kita.. mungkin ada sebagian sifat2 mereka yang memang lebih baik dari kita.. Mereka lebih loyal, mereka lebih jujur, jiwa sosial mereka lebih bagus.. dan lain sebagainya… semoga kita bisa jadikan guru dari setiap apa yang ada di sekitar kita.. semoga kita menjadi murid yang baik dari skenario kehidupan ini..


Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh
Komentar yang sangat bagus, hanya saja tidak ada namanya. Jika Anda menampilkan identitas, maka akan lebih baik. Salam kenal dan salam ukhuwah. Humornya bernilai tinggi. Ada sindirannya yaaaa. Suwun.
#
160 Krebo Rabu, Desember 3, 2008 pukul 4:08 am

Hmmm… Pendapat sampeyan membuat pertentangan dalam diri saya. Namun seperti biasa dan yang sudah-sudah. Semuanya saya kembalikan dalam apresiasi diri saya yang kecil ini. Saya melakukan semua ritual yang entah bid’ah atau sunnah atau hwarakadah tersebut dengan niat mengingat Gusti Allah. Dan hati kecil ini merasa lebih nyaman dan tenang setelah melakukannya. Kadang malah ngerasa di-empowering gitu.

Parameter keabsahan dan kebenaran yang sampeyan kemukakan memang bukan suatu hal yang bisa dinafikkan begitu saja. Apalagi pemahaman saya pribadi sangat jauh dari mumpuni untuk mengejawantahkannya. Akhirnya ditengah kebingungan yang sangat-sangat relatif tadi, semuanya saya kembalikan pada suasana hati. Bila melakukan sesuatu yang salah, insya Allah hati ini tidak tenang. Ada rasa bersalah. Sementara saat ritual tadi, hati saya jadi tenang. Maka saya akan terus melakukannya.

Jadi, bismillah…


Wa’alaikum salam war wab
Cak Krebo (walau nama samaran atau julukan tak apalah)
Pendapat sing endih? Sing ndak dekno jenengan gelisah. Yen manten wirid yooo, ayooo podo wirid, Ojo nganti ditinggalno. Yen manten sholawat, yoooo, ayoooo podo sholawat ojo nganti tledor. Sing biasa sholat malam, yooo podo ditingkatno. Suwun cak, lan sepurane yen ono sing ndak dekno awakmu ora tenang.
#
161 agus Rabu, Desember 3, 2008 pukul 5:28 am

Mekkah adl tempat syirik paling AKBAR, setiap tahun orang-2 berlomba-lomba datang ditipu sama arab arab itu. Menurut Ibnu Taimiyah Ka’bah juga harus di hilangkan krn sudah menjadi tempat syirik. Krn ALLAH tidak berdiam di Mekkah saja, tapi di seluruh alam semesta ini. mereka percaya Allah ada di dalamnya, naudzubillah min dzalik. Bahkan dibanding kuburan-2 wali songo atau angker di Indnesia Ka’bah di datangi jutaan umat muslim. Sungguh Arab-2 Badui itu telah menipu mentah-2 jutaan muslim di seluruh dunia dengan iming-2 surga dan menjadi pengikut SALAFUSHSHOLEH YANG TELAH MENCIPTAKAN TUHAN versi 7.1. mASYA ALLAH.


Omong besar boleh kang yang terpenting ada landasan berpikirnya. Sejarah Ka’bah memang benar pernah diselewengkan oleh kafir musyrikin. Namun setelah kehadliran Rasulullah telah diseterilkan dari kemusyrikan. Ibadahnya orang yang naik haji tidak termasuk dalam tuduhan dan pandangan jenengan, kang. Ayooo belajar lagi, kang. Suwun
#
162 awewe Selasa, Desember 9, 2008 pukul 9:46 am

kalo tidak ada surga dan neraka, apakah kita mau solat, bayar zakat, haji dll. surga dan neraka hak allah. kita tidak tau apakah yg kita lakukan akan menjadikan kita ahli surga atau neraka. emang kita bisa kavling2 surga? yg terpenting kalo teman2 mau menjalankan ibadah (ada dasar hukumnya) silahkan. yg gak sependapat. jg mengjustifikiasi mereka masuk neraka. emangnya kita tuhan apa? yang tidak solat masih banyak. banyak orang islam yg masuk agama lain karena miskin. mending kita bikin sesuatu yg bisa membuat orang islam kaya dari sisi ekonomi.bisa memberikan pekerjaan bagi org islam yg lain.biar mereka bisa beribadah dg tenang, bisa beli buku agama (beli nuku pake duit bro). banyaklah yg mesti harus kita lakukan selain hmengkafirkan orang lain. lihat sekitar kita! jangan lihat kelompok sendiri.
#
163 cah-ndeso Rabu, Desember 10, 2008 pukul 9:25 am

betul tanya kyai atau ulama, kan kita punya kyai nya para kyai yaitu Gus Dur, tanya beliau. gitu aja kok repot
#
164 Awab Senin, Desember 15, 2008 pukul 2:36 pm

NU itu sudah terbukti perjuangan dan manfaatnya bagi Bangsa, Negara, Tanah Air, Masyarakat dan Dunia. Tradisi budaya adat istiadat kebiasaan orang orang NU dalam beribadah itu sudah mendarah daging sudah membumi dan melangit, biarpun banyak beredar buku marksis, atheis, komunis, buku buku kapitalis, manipulatis, militeris, buku aliran mazhab, buku soehartois, soekarnois, bahkan buku buku setan sekalipun, saya tetap saja cinta pada Baginda Nabi Rasululloh Muhammad SAW, saya tetap Maulidan, Tahlilan dan pakai Qunut kalau sholat shubuh, saya gak pakai dalil dalilan, saya gak hafal!. Yang saya tahu walau bagaimanapun juga adat istiadat budaya islami harus kita dukung , harus kita hidup hidupkan dan kita lindungi keberadaannya , budaya islam harus tetap hidup tumbuh berkembang dan eksis di tengah tengah budaya global.

Banyak jalan menuju neraka atau surga, dalam perjalanan hidup, kita ini ibarat lagi di suatu halte saja, tujuan anda kemana? Mau naik apa? Mau lewat jalan mana ? ya terserah aja…ada banyak orang yang salah jalan mulai dari dalam dirinya sendiri dari dalam hati dan fikirannya sendiri, ada juga yang salah jalan karena kendaraannya, ada juga salah rute, salah alamat, salah sopirnya, salah baca dan salah salah lainnya. Asal jangan salahkan haltenya aja, karena halte disini hanya ibarat. Katanya manusia itu memang tempatnya salah, ada juga yang bilang bahwa salah atau benar itu tergantung dari sudut mana kita memandangnya saja, banyak juga yang bilang bahwa yang benar itu Qur’an dan Hadits, yang lainnya banyak juga yang bilang bahwa yang benar itu Injil, Taurat, KUHAP, Polisi, KPK, Hakim, Imam, Kyai, Ustadz, Pendeta, Biksu, Guru, Orangtua,Gus Dur,habib.FPI, dll.. dst..Tapi menurut saya tidak pentinglah me-nyalah-kan ataupun mem-benar-kan, yang penting saat ini kan jangan pelit “to-le-ran-si”, biarkan saja orang mau pilih jalannya dengan keyakinannya sendiri, itu hak pribadi seseorang. Toh…untuk masuk surga pun harus melewati pos pemeriksaan dulu dan harus melewati neraka dulu.Orang baik itu pasti dapat buah dan bunga kebaikan dari amal perbuatannya,kalau kita baik baik aja di dunia ini pasti tidak ada tempat di neraka nanti untuk kita,yah….paling cuma sebentar aja di pos pemeriksaan dan lewatin jembatannya,(awas jangan buka kaca jendela,panas!)

Tidak terasa, tidak lama lagi bulan maulid akan tiba. Ayo..sambut dan hidupkan, kita syiarkan, kita ramaikan, kita meriahkan acara acara maulidan, kita bersama dalam cinta damai, kasih sayang dan eratkan tali silaturahmi, senang, gembira dan berbahagia dengan tradisi dan budaya asli dan islami kita ,

Di daerah saya banyak juga orang yang anti maulid, mereka bilang bid’ah dlsb tapi anehnya mereka mengadakan atau merayakan maulid juga, cuma caranya aja yang berbeda, tidak pakai pembacaan rawi tidak ada acara berdiri asyroqol tapi didepan masjidnya tertulis besar banget” peringatan maulid nabi…dst”,

saya sendiri Alhamdulillah belum lama banget tahu maulidan, saya pedagang kecil kebetulan waktu itu saya dikasih tahu seseorang bahwa ada acara maulid di daerah Empang Bogor dan kalau dagangan saya di jual disana insyaALLAH laris manis katanya, jadilah saya ke daerah Empang tsb untuk dagang, saat itulah saya baru tahu yang namanya maulidan, masyaALLAH…saya takjub dan terharu menyaksikan acara tsb,ramai banget orang kebanyakan pakai baju putih,wajahnya cerah cerah bersih antusias penuh semangat detik berjalan semakin ramai sampailah pada saat kebanyakan orang disuruh tenang dan konsntrasi, lalu terdengarlah suara musik tabu tabuan seperti gendang kecil yang kemudian saya tahu itu adalah suara ketimpring, suara gendang hadroh khusus untuk menyambut Habib datang, ada beberapa pemuda yang membuka jalan ditengah keramaiann untuk Habib berjalan masuk dan banyak orang menyambut Habib tsb dan berebutan mencium tangannya, dari jauh dan semakin dekat saya melihat pakaian fisik wajah dan caranya berjalan semuanya saya perhatikan dan diam diam saya menilainya,ternyata memang Habib tersebut memang mempunyai kharisma kepribadian yang baik dan luar biasa! dan saya terpesona dengan semua itu,pada hari itu juga saya bertanya mencari tahu,kenapa sih Habib itu dihormati? dicintai? apa karena orang Arab? apa karena keturunan Nabi? apa karena orang orang di sekitar situ aja yang (maaf) tolol., saya bertanya dan mencari tahu jawabannya, ternyata Habib tersebut di hormati karena kakek moyangnya adalah orang yang menyebarkan agama Islam disana,ternyata kakeknya adalah orang yang baik,suka menolong, mengajar agama,adab,ahlaq dan menjadi contoh tauladan dalam banyak hal dan itu diakui dan dirasakan oleh masyarakat disana makanya mereka menghormatinya,(oh…pantes aja…kalo begitu).dan sejak itulah saya berfikir positif aja dan ikut merasa memiliki budaya maulid yang islami tsb,saya bertekad untuk berusaha dengan cara saya untuk mempertahankan budaya islami maulidan dan lainnya,karna banyak baik dan manfatnya , dan Alhamdulillah….saat itu air mata saya menetes karena terharu dan bangga menyaksikan acara tersebut dan gembira karna Alhamdulillah dagang saya laris manis juga.sekarang Alhamdulillah saya sudah memproduksi beberapa kaset CD dan VCD Maulid,Maulid Barzanji,Maulid Habsyi, Maulid Diba’,Syaroful Anaam.Maulid Azb,
Alhamdulillah…..


Setuju, hanya saja NU yang mana. NU saat ini udah jauh dari NU awal berdirinya. Udah dijadikan kendaraan politik, jabatan dan pengumpulan harta. Saling cakar. Serakah.
#
165 Achmad Mudatsi MT Rabu, Desember 17, 2008 pukul 5:59 pm

Ada juga tokoh wahabi yang bernama: Bin Baz, Ibnu Fauzan. Kitab monumentalnya: Fatawa al-Haramain (yang kontemporer, bkn yang versi jaman dulu), kbetulan waktu di bata-bata kami juga sering baca yg seperti itu (hanya sebagai perbandingan).


Wahhh, bener banget. Nama-nama tersebut tokoh utama dan dijadikan panutan, rujukan para penggemar Salafi-Wahabi
#
166 gembullllzzzz Kamis, Januari 1, 2009 pukul 12:30 pm

nyang punya sorga lan naroko nak yo gusti Alloh SWT to cak la kok mumet………men sek mumet SBY we mikir utange negoro wah nak aku ws bothak mikir utangku dewe wes arep edan je hwakakakakakakakaka……..

—————————-
Sing penting aku ora melu edan. Edan bareng-bareng, ora apik. Iyooo, bener kabih mau kagungane gusti Allah. Bener banget.
#
167 ttidak penting Jumat, Januari 16, 2009 pukul 6:03 pm

jangan mendahului atau memvonis sesama manusia masuk neraka atau surga itu smua ,,, putusan ALLOH …
sbagai sesama muslim …. kita harus saling rukun … sayangi mereka , jamaah bersama …! rangkunllah mereka … smua saudara ,,, yang pasti tujuan mereka smua pasti ada baiknya ,,, dan yg utama ALLOH yg disembah ,,,jangan terpecah belah umat slam kita ini ,,, lebih baik kita memikirkan agama lain yg sudah mulai merasuki /mempengaruhi agama kita dr pada anda mencari kelemahan dalam golongan anda sendiri , karena itu secara tidak langsung akan menghancurkan islam ini ,,, mohon maaf bila ada salah kata ,,, tetaplah bersatu wahai UMAT ISLAM ,,,,,ALLOHUAKBAR


Subhanallah nasehat yang sangat baik. Jazakumullah ahsanu jaza’. Tanks
#
168 ahmad Rabu, Januari 21, 2009 pukul 6:15 am

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
orang membaca sholawat kok dikatakan bid’ah, orang memperingati maulid nabi kok dikatakan bid’ah apa memperingati hari proklamasi juga bid’ah tolong jangan mengada-ngada suatu hukum. ini sedikit penjelasan sholawat wahidiyah.
PENJELASAN SHOLAWAT WAHIDIYAH

1. Apa Sholawat Wahidiyah itu
Sholawat Wahidiyah adalah rangkaian do’a Sholawat Nabi (Shollallohu ‘alaihi wasallam) sebagaimana tertulis di dalam lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk tatacara dan adab pengamalannya.

2. Tunjukan lembaran Sholawat Wahidiyah yang di maksud dan bagaimana cara mengamalkanya
( Jawabannya terlampir )

3. Apakah faedah Sholawat Wahidiyah ?
Faedah Sholawat Wahidiyah untuk menjernikan hati dan Ma‘rifat Billah (sadar kepada Alloh SWT) wa Rosuluhi SAW.

Bersabda Rosululloh : “Barang siapa membaca shalawat kepadaku satu kali, maka Alloh membalas shalawat kepadanya sepuluh kali; dan barang siapa membaca shalawat kepadaku seratus kali, maka Alloh menulis pada antara kedua matannya : “bebas dari munafiq dan bebas dari neraka”, dan Alloh menempatkannya besok pada Yaumul Qiyamah bersama-sama dengan para suhadak”. (Riwayat Thabrani dari Anas bin Malik)

4. Siapa yang boleh mengamalkan Sholawat Wahidiyah ?
Boleh di amalkan oleh siapa saja pria, wanita, tua muda, dari aliran atau golongan dan bangsa manapun juga, pokoknya tidak pandang bulu, boleh mengamalkan Sholawat Wahidiyah.

5. Solawat wahidiyah telah di ijazahkan secara mutlak , jelaskan ?
Sholawat Wahidiyah telah diberi ijazah secara mutlak oleh mu‘allifnya yaitu AL MUKARROM ROMO KYAI HAJI ABDOEL MADJID MA‘ROEF, Pengasuh Pondok Pesantren Kedunglo Kota Kediri Jatim, bahkan dianjurkan supaya di sebar luaskan kepada masyarakat luas tanpa pandang bulu secara ikhlas dan bijaksana.

6. Sholawat Wahidiyah memiliki beberapa kandungan , sebutkan !
Kandungan-kandungan Sholawat Wahidiyah :
1. Materi rangkaian do‘a Sholawat
• Hadiah / tawasyul bacaan fatihah kepada Rosululloh SAW dan Ghoutsu Hadzaz Zaman wa A‘wanihi Rodliyalloohu ‘Anhum
• Sholawat Wahidiyah ( ALLOOHHUMMA YAA WAHIDU…………..dan seterusnya ).
• Sholawat Ma’rifat ( ALLOOHUMMA KAMAA ANNTA ……………dan seterusnya ).
• Sholawat Tsaljul Qulub ( YAA SYAFIAL KOLQOSH………….. dan seterusnya ).
• Nidak kepada Rosuulloh ( YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH ).
• Istighoutsah ( YAA AYYUHAL GHOUTSU…………………… dan seterusnya )
• Tasyafu‘an / memohon syafaat untuk diri sendiri, keluarga, dan umat masyarakat (YAA SYAFIAL KHOLQI HABIBALLOH ……….. ………….. dan seterusnya ).
• Doa sholawat yang berisi permohonan agar dalam waktu singkat ummat masyarakat sadar kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW, mohon ampun agar dimudahkan bersatu dalam fafiruu Ilalloh (YAA ROBBANALLAHUMMA……….. dan seterusnya )
• Permohonan barokah untuk segala yang di ciptakan oleh Alloh SWT. ( ALLOHUMMA BAARIK……………….. dan seterusnya )
• Permohonan barokah dalam Mujahadah.
• Istighroq.
• Do‘a ajakan kepada masyarakat untuk Fafirru Ilalloh.

2. Ajaran pokok Wahidiyah.
• LILLAH – BILLAH
• LIRROSUL – BIRROSUL
• LILGHOUTS - BILGHOUTS
• YUKTI KULLA DZII HAQQIN HAQQOH
• TAQDIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFA’FAL ANFA’
3. Etika / tata cara pengamalan Sholawat Wahidiyah
• Harus niat semata-mata mengabdikan diri beribadah kepada Alloh dengan ikhlas tanpa pamrih, serta memulyakan dan mencintai Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW. Maka supaya merasa seperti benar-benar berada di hadapan beliau SAW. ( istihdlor ) disertai adab ( tata krama ) sepenuh hati, ta’dhim ( memulyakan ), mahabbah ( mencintai ) semurni-murninya.
• Diamalkan selama 40 hari berturut-turut. Tiap hari paling sedikit menurut bilangan-bilangan yang tertulis dibelakangnya, dalam sekali duduk. Boleh pagi, sore, atau malam hari. Boleh juga selama 7 hari, akan tetapi bilangan-bilangan tersebut diperbanyak menjadi sepuluh kali lipat. Setelah 40 hari atau 7 hari, bilangan-bilangan boleh dikurangi sebagian-sebagian atau seluruhnya. Akan tetapi lebih baik utama jika diperbanyak. Boleh mengamalkan sendiri-sendiri, akan tetapi berjama’a bersama keluarga atau masyarakat satu kampung sangat dianjurkan. Bagi kaum wanita yang sedang bulanan cukup membaca Sholawatnya saja. Jadi tidak usah membaca Fatihahnya. “ Fafirruu… dan “Waqul…boleh dibaca di sini dimaksudkan sebagai do’a.
• Mereka yang belum dapat membaca seluruhnya, boleh membaca bagian-bagian mana yang sudah didapati lebih dahulu. Misalnya membaca Fatihahnya saja, atau membaca kalimat nidak, “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH” diulang berkali-kali selama kira-kira sama waktunya kalau mengamalkan seluruhnya ( + 30 menit ). Kalau itupun misalnya belum mungkin, boleh berdiam saj a selama waktu itu, memusatkan hati dan segenap perhatian kehadirat Alloh Tuhan Yang Maha Esa, memulyakan dan menyatakan rasa cinta semurni-murninya dengan istidlor kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

4. Perjuangan Wahidiyah
Perjuangan Wahidiyah atau Perjuangan Fafirruu Ilallooh wa Rosulihi SAW adalah perjuangan secara lahiriyah da batiniyah mengusahakan danmengajak masyarakat Jamii’al ‘alamiin ummat manusia seleruh dunia (termasuk dirinya sendiri terutama), agar supaya kembali mengabdikan diri dan dasar (Ma’rifat) kepada Alloh SWT Tuhan Yang Maha Esa dan Rosul-NYA SAW denganmengamalkan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahdiyah. Didalam sistim ini terkandung perngertian Pelaksanaan Pengamalan, Penyiaran dan Pembinaan Wahidiyah.

7. Rangkaian Sholawat Wahidiyah sesuai dengan sabda Rosululloh Saw. Sebutkan !
“Apabila salah satu diantara kamu semua menghendaki permohonan sesuatu kepada Alloh SWT, maka awalilah dengan memuji dan menyanjung kepada Alloh SWT yang sepantasnya / sewajarnya, kemudian bacalah Sholawat kepada Rosululloh SAW dan mohonlah menurut kebutuhanmu, maka patutlah do’a itu dikabulkan oleh Alloh SWT”.

8. Jelaskan sejarah lahimya sholawat wahidiyah !
Sholawat Wahidiyah lahir di Pondok Pesantren Kedunglo Kota Kediri Jawa Timur pada tahun 1963.

9. Mengapa Sholawat Wahidiyah diamalkan dan di perjuangkan ?!
Sholawat Wahidiyah diamalkan dan di perjuangkan karena disebabkan :
1. adanya kerusakan mental manusia, masyarakat dewasa ini telah di ambang pintu kehancuran, dilanda arus nafsu sehingga mereka tenggelam dalam lautan munkarot dari kebodohanya tentang kesadaran kepada Allah SWT wa Rosulihi SAW. Sholawat Wahidiyah dan Ajaranya telah dibuktikan keampuhannya mampu membawa masyarakat kembali kepada Allah SWT wa Rosulihi SAW.
Sebagaimana sabda Rosululloh SAW:

“Akan teriadi di kalangan ummat_Ku beberapa fitnah dan tidak ada yang selamat dari fitnah itu, kecuali orang yang (hatinya) dihidupkan Alloh SWT dengan memiliki ilmu. Imam Turmudzi berkala .. yang dimaksud ilmu oleh Rosululloh SAW, ialah ILMU BILLAH “
2. Sholawat Wahidiyah dalam cara mengamalkannya diatur praktis disertai dengan etika ( adab ) Ubudiyah kepada Alloh SWT wa Rosulihi, simpel / efektif, efesien mudah dan ringan diamalkan.
3. Sesuai dengan maksud dan tujuan Pengamalan Sholawat Wahidiyah. Untuk menjernihkan hati dan Ma‘rifat Billah, sedangkan menjernihkan hati dan ma‘rifat Billah adalah wajib hukumnya.
4. Sholawat Wahidiyah dan kandugannya berdasarkan Al - Qur‘an dan Al - Hadits

10. Apa dasar pengamal Sholawat Wahidiyah ?
Dasar pengamalan Sholawat Wahidiyah adalah perintah Alloh SWT wa Rosulihi SAW :
Allah SWT berfirman :
‘‘ sesungguhnya Allah beserta para malaikatnya senantiasa bersholawat untuk Nabi SAW. Hai orang orang yang beriman bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya (Nabi SAW.).

Sabda Rosululloh SAW.:
‘‘Bacalahlah Solawat kamu sekalian kepada-KU, oleh karena sesungguhnya bacaan Sholawat kepada-KU itu merupakan penwmbus dosa dan pembersih bagi kamu sekalian, dan barang siapa membaca Sholawat pada-KU satu kali Alloh SWT memberi Sholawat kepadamu sepuluh kali ‘‘

11. Apa tujuan pengamalan Sholawat Wahidiyah ?

Tujuan Pengamalan Sholawat Wahidiyah adalah :
1. Ta‘dhim kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW Dalam Kitab Sa’aadatud-daroin hal 373 disebutkan :
‘Sesungguhnya maksud dari membaca Sholawat kepada Rosululloh SAW, hanya Ta’dhiman atau mengagungkan beliau beserta melahirkan butuh permohan Beliau untuk dimohonkan kepada Alloh SWT dan Rohmat-Nya yang sesuai dengan makom kedudukan keluhuran Rosululloh SAW disisi Alloh SWT. Andaikata tidak demikian, maka Rosululloh SAW sama sekali tidak membutuhkan kepada Sholawat kita, karena Alloh SWT telah melimpahkan bermacam-macam’kesempurnaan kepada beliau yang tidak ada batasnya”.

2. Meningkatkan rasa Mahabbah kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW dan mengikuti kepada Sholawat Alloh SWT dan para Malaikat-NYA.
Dalam Kitab Sa’aadatud Daroini hal..530 diterangkan

“Sesungguhnya Rosululloh SAW itu kekasih Alloh SWT,yang tinggi kedudukannya disisi Alloh SWT, dan sesungguhnya Alloh SWT dan para Malikat-NYA telah berSholawat kepada-Nya. Maka wajiblah mencintai kekasih Alloh SWT dan Taqorrub / mendekatkan diri kepada Alloh SWT dengan mencintai, mengagungkan serta menghaturkan Sholawat kepada kekasih Alloh SWT dan juga mengikuti Sholawat-NYA (Alloh) serta sholawatnya para Malaikatnya Alloh.”

3. Tujuan akhir dari pegamalan Sholawat Wahidiyah adalah Penerapan Ajaran Wahidiyah : LILLAH, BILLAH, LIRROSUL, BIRROSUL, LILGHOUTS, BILGHOUTS, YUKTI KULLADZI HAQQIN HAQQAH, TAQDIMUL AHAM FAL AHAM, TSUMMAL ANFA’ FAL ANFA’.


Saya kira umat Islam sepakat bersholawat itu baik. Persoalannya adalah mengkhususkan sholawat dan kemudian di dalamnya ada pengkultusan maka hal inilah yang sering dikaji dan memang harus dikaji. Kalau tujuan akhir dari sholawat itu diterangkan:
1. LILLAH – BILLAH
2. LIRROSUL – BIRROSUL
3. LILGHOUTS - BILGHOUTS
4. YUKTI KULLA DZII HAQQIN HAQQOH
5. TAQDIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFA’FAL ANFA’
kira sangat baik ada penjelasan detail. Terutama pada point nomor tiga.
Semoga sholawat bermanfaat untuk menjaga diri kita. Suwun
#
169 bunga Selasa, Februari 10, 2009 pukul 7:49 am

intinya sama…balik lagi “ibadah” kpd Allah swt
#
170 didik saja Senin, Februari 23, 2009 pukul 6:48 am

BID’AH ADALAH SESUATU YG DIADA ADAKAN. DILUAR SUNAH, YAITU SESUATU YG TIDAK DILAKSANAKAN/DIKERJAKAN NABI.
JADI JANGANLAH MEMBUAT SESUATU ITU DILUAR NABI ( HADITS )

MASALAH HAUL DAN SHOLAWAT NARIYAH DLL.
TDK DIJELASKAN SHOLAWAT DALAM ISLAM, HANYA SHOLAWAT SAJA.
JIKA ADA SHOLAWAT NARIYAH DLL, DAN ITU ADA HADITSNYA YANG SAHIH, AKAN SAYA IKUTI.
DEMIKIAN JUGA HAUL , APAKAH ADA HADITSNYA.

YANG PENTING BAGI KITA, SUDAH ADA TUNTUNAN DARI NABI,
JIKA SESUATU ADA PERAWINYA YANG SAHIH MAKA KITA SUNAH UNTUK MENGIKUTINYA.
JADI JANGANLAH MENGERJAKAN SESUATU DILUAR HADITS NABI.


Al Afwu tulisan Anda memakai huruf kapital. Sebaiknya tidak memakai huruf kapital secam ini. Tidak baik. Karena sulit dibaca dan kurang menempat diri Anda pada posisi yang memiliki akhlakul karimah. Nulis pakai kapital semacam itu terasa kampungan dan tidak mengindahkan aturan penulisan dengan baik.

#
171 didik saja Selasa, Februari 24, 2009 pukul 12:39 am

Terima kasih atas koreksiannya.
Saya bersyukur masih ada yang mengingatkan.
Memang saya orangnya lugas dan apa adanya.
Kadang ingin langsung pada pokok masalahnya.
dan menerima kebenaran jika ada dasarnya.
Untuk masalah masalah redaksional hanya mengerti sedikit sedikit.
Thanks.


Saya sampaikan jazakumullah ahsanu jaza’. Terima kasih juga. Semoga shilaturrahim bisa jalan terus.
#
172 didik saja Selasa, Februari 24, 2009 pukul 6:29 am

Wah Ramai juga ya diruangan ini,
semua saling mengklaim bahwa dirinya benar.
yang menarik yaitu judulnya itu lo, Pengikut NU masuk neraka.
atau nanti ada judul judul lain, Pengikut Muhammadiyah masuk neraka
he he he he……
Saya kira nabi kita tidak mengajarkan yang demikian ini,ini hanya masalah hilafiah,sesuatu yang tidak perlu diperdebatkan, karena umat islam adalah satu, bila yang satu sakit maka yang lainnya akan sakit.
janganlah memvonis umat islam aliran apa saja, soalnya antara umat islam satu dengan yang lain dilarang keras saling bermusuhan,dosa besar (dalam hadits ada).
Kita tidak tau yang nanti masuk surga itu golongan dari mana, hanya ada satu golongan yang masuk surga diantara 77 golongan kalau tidak salah (ada dalam hadits).
Kita harus arif dalam menyikapi sesuatu.
Dalam Islam juga ada 4 madzhab, itulah bukti bahwa islam itu rahmatan lil alamin, rahmat bagi semuanya, bagi yang memiliki perberdaan boleh memilih 4 madzhab itu, dan semua madzhab ada dasarnya yang sahih.
Itulah yang kita harapkan.
Silahkan bagi umat islam mempercayai apa yang dianutnya dengan memakai madzhab madzhab tersebut, Insya Allah bisa masuk surga melewati jalan manapun (dengan dasar hadits yg sahih).
Kita sudahi pertikaian ini sampai disini,
baik itu salafi, wahabi, dan golongan golongan lain,
Pakailah hadits hadits yang sahih, yang mutawatir.
semoga saran saya bermanfaat bagi saudara kita umat islam.
amin.


1. Itulah kondisi umat kita. Setiap hari ada saja umat yang memaksakan ajarannya dengan dalil kembali ke Qur’an dan Hadits. Padahal yang dimaksud kembali ke al Qur’an dan al hadits itu apa? Merekapun menggunakan pendekatan atas dasar persepsinya masing-masing.
2. Bagaimana Anda bisa memberi aprisiasi yang luar biasa pada paham Salafi-Wahabi? Padahal tulisan ini dilatarbelangki oleh para tokoh-tokoh Salafi-Wahabi yang membri tuduhan dan penilaian terhadap para ahlu sunnah wal jamaah di luar Salafi-Wahabi.
3. Semoga para da’i dan tokoh Salafi-Wahabi menyadari bahwa ada hukum dalam ruang khilafiah. Semoga ada pemahaman terhadap problematika khilafiah yang selalu berkembang dari tahun ke tahun. Dari mas ke masa. Suwun
#
173 hasni jogja Selasa, Februari 24, 2009 pukul 1:07 pm

ya itulaaah….kalu kita mau terus mengikuti pemikiran mereka yang mau bener sendiri berarti kita ssama dong dengan mereka………..iya gak????? legowo ajalah…toh semua itu yang menilai yang diatas yang penting kita berusaha untuk ibadah…ibadah…dan ibadah…dan mudah2an diterima disisinya…amiin
#
174 aku Minggu, Maret 15, 2009 pukul 10:46 pm

kalian yang akan pertama masuk neraka,udahlah amaluna amalukum aza…
#
175 gue gitu loch Minggu, Maret 15, 2009 pukul 10:57 pm

jangan suka merendahkan sesama manusia…masa seagama ngajak perang kaya orang zeonis aza,udahlah yang penting kita melaksanakan perintahnya&menjauhi segala larangan_nya..yang akan menilai amal kita nanti diakherat hanya dimahkamah allah,jangan menjadi hakim..merasa benar’allah swt yang akan menentukan…sekarang lakoni ibadah kita karna allah(lillah hita’alla)&minta perlindungan_NYA amin
#
176 Muttaqiuddin Selasa, Maret 17, 2009 pukul 5:55 am

Neraka atau Syurga tidak perlu ditakutkan atau diharapkan. Keridhoan Allah SWT sajalah yang harus didapatkan. Bertanyalah kepada Hati masing-masing, seberapa lurus dan ikhlaskah niat kita beramal. Percuma saja berbuat mengamalkan Sunnah tapi niatnya cuman riya’. Percuma juga wirid panjang-panjang tapi yang diharapkan biar dapat Ilmu Laduni. Percuma juga mengkafirkan orang lain, jika kita sendiri belum mampu menunjukkan keimanan dan adab orang beriman.
Allah itu Esa, Tuhan yang sama bagi semua manusia. Tinggal lagi sejauh mana manusia itu mau mendekat kepada Allah. Jika membaca sholawat membuat kita lebih ikhlas dan merasa dekat dengan Allah, baca saja. Jika kita merasa meminum minuman keras membuat kita dekat kepada Allah, coba saja! Agama itu dengan Hati dan Akal. Beragama hanya dengan hati tanpa akal, sesat. Beragama dengan Akal saja juga sesat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.